Kerja Sama Balai Anak "Handayani" dan BNPT: Tingkatkan Kompetensi Penanganan Anak dan Keluarga Terpapar Terorisme

  • Kerja Sama Balai Anak "Handayani" dan BNPT: Tingkatkan Kompetensi Penanganan Anak dan Keluarga Terpapar Terorisme
  • 16177879004374
  • 16177879068809

Penulis :
Humas Balai Anak Handayani Jakarta
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (3 April 2021) - Sejak 2016, Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) "Handayani" di Jakarta menangani anak dan keluarga yang terpapar radikalisme. Setiap penanganan permasalahan anak memiliki keunikannya masing-masing. Penanganan anak dan keluarga yang terpapar radikalisme membutuhkan banyak pengetahuan serta teknik khusus sebagai langkah untuk memperkuat intervensinya.

Sebelumnya pada Januari 2020, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memfasilitasi Pekerja Sosial dan Psikolog pada seluruh Balai Anak di Kementerian Sosial, Kepolisian, dan Community Organization (CSO) untuk mendapatkan training capacity building penanganan anak dan keluarga terpapar radikalisme dari Hedayah.

Tujuan training capacity building ini adalah untuk memperkuat strategi dan kolaborasi multi lembaga dalam pencegahan, rehabilitasi sosial, dan reintegrasi anak dan keluarga yang terpapar radikalisme. 

Hedayah merupakan International Center of Excellence for Countering Violent Extrimist yang berbasis di Abu Dhabi. Hedayah memiliki banyak pengetahuan dan teknik-teknik penanganan anak dan keluarga yang terpapar radikalisme yang dipelajari dari berbagai negara. Tenaga pengajar yang dihadirkan merupakan praktisi yang secara langsung menangani anak dan keluarga yang terpapar radikalisme di seluruh dunia.

Hedayah melalui BNPT pada 1 April 2021 mengadakan rapat mengenai perencanaan pelaksanaan training capacity building lanjutan sesi kedua bagi para praktisi yang telah memperoleh pengetahuan dan keterampilan penanganan anak dan keluarga terpapar radikalisme pada Januari 2020 lalu. Seluruh rangkaian kegiatan Hedayah didukung oleh Pemerintah Negara Jepang.

Hadir secara virtual Direktur Rehabilitasi Sosial Anak Kementerian Soaial RI, Kanya Eka Santi, Kepala Balai Anak "Handayani" di Jakarta, Hasrifah Musa yang kemudian berdiskusi dengan Duta Besar Jepang untuk Uni Emirat Arab, H.E Akihiko Nakajima, Deputi Kerjasama Internasional BNPT Andhika Chisnayudhanto, Direktur Eksekutif Hedayah, Ivo Veenkamp, dan perwakilan Kementerian/Lembaga RI serta CSO yang hadir secara langsung di salah satu Hotel di Jakarta.

"Pemerintah Indonesia menyambut dengan hangat pelaksanaan training capacity building lanjutan bagi para petugas penanganan anak dan keluarga yang terpapar radikalisme di Indonesia," ujar Andhika

Pembahasan diskusi yakni seputar evaluasi training capacity building pada sesi pertama, pentingnya peran keluarga bagi pencegahan dan ketahanan keluarga, serta materi-materi apa yang menjadi urgenitas di Indonesia saat ini. 

Senada dengan Andhika, Kanya menyampaikan ucapan terima kasih serta penyambutan untuk pelaksanaan training capacity building lanjutan ini. 

"Seperti yang kita ketahui bersama memang isu terorisme tidak bisa disepelekan, terlebih apabila menyangkut hak-hak anak. Pekerja Sosial, Psikolog, dan Petugas lainnya di Balai-Balai Anak tentunya perlu kita dukung demi pemberian pelayanan yang maksimal, karena sulit mengembalikan anak ke keluarga dan menghilangkan stigma di masyarajat," jelas Kanya. 

Pelaksanaan training capacity building ini direncanakan akan dilaksanakan pada Juni atau Juli tahun 2021. Tentu sebelumnya akan kembali dilaksanakan rapat untuk pembahasan secara detail mengenai materi-materi lanjutan yang diperlukan.

Hasrifah menjelaskan pula bahwa training capacity building yang telah dilaksanakan telah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan teknik dasar para Petugas dalam melakukan pendampingan anak dan keluarga yang terpapar radikalisme.

"Harapan kami, training selanjutnya para Petugas dapat diberikan materi yang terfokus pada proses intervensi rehabilitasi sosial, rujukan, strategi pemulangan, dan reintegrasi sosial," tambah Hasrifah.
Bagikan :