Kisah Hikmat, Disabilitas Netra yang Sukses Ciptakan Lapangan Usaha Mandiri

Kisah Hikmat, Disabilitas Netra yang Sukses Ciptakan Lapangan Usaha Mandiri
Penulis :
Humas Ditjen Rehsos
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya

KOTA BANDUNG (28 April 2024) – “Saya percaya, ketika satu pintu rezeki ditutup, Allah bukakan pintu-pintu rezeki lainnya," kata Hikmat Firdaus, instruktur Shiatsu Sentra "Wyata Guna" di Bandung saat ditanya proses yang ia jalani untuk melanjutkan hidup.


Hikmat, semula tidak menyangka, efek samping setelah operasi meningitis membuat penglihatannya terganggu. Hikmat kehilangan total penglihatan di mata kiri dan 5-10 persen penglihatan di mata kanan. Kebahagiaan masa remajanya terenggut. Pendidikan yang tengah ia jalani di sebuah kampus ternama di Kota Bandung terpaksa mandeg.

Hikmat sempat menolak disebut disabilias netra karena optimis pulih kembali setelah menjalani berbagai macam pengobatan alternatif. Perlahan, ia mulai menerima keadaan dan mencari cara untuk hidup mandiri. Berbekal informasi dari temannya, akhirnya Hikmat mengikuti pelatihan pijat shiatsu bagi disabilitas sensorik netra di Sentra "Wyata Guna" di Bandung. Selain shiatsu, selama tiga tahun, ia mendapatkan pelatihan pengelolaan panti, manajemen pengelolaan terapis dan pasien, hingga kesempatan magang. Tak disangka, masuknya Hikmat ke Sentra "Wyata Guna" di Bandung berhasil mengubah hidupnya.
      
Pada 2006, Hikmat memulai karir sebagai pengusaha dan terapis Pijat Shiatsu “Paradise” di Kota Cimahi. Selama 18 tahun berdiri, usaha Pijat Shiatsu “Paradise” tidak hanya meningkatkan perekonomian Hikmat dan keluarga, tetapi juga membawa manfaat bagi sembilan terapis lain, yang juga merupakan penyandang sensorik netra, rekrutan Hikmat.
          
Mantan mahasiswa Teknik Kimia ini mengungkapkan setiap bulan, usahanya menerima sekitar 600 sampai 700 pasien dengan tarif Rp50.000 per pasien dengan omzet sekitar Rp20-22 juta per bulan. “Kalau setiap terapis menangani 60 pasien per bulan dengan tarif Rp50.000, maka setiap terapis mendapat Rp3-4 juta per bulan.  Itu sudah bersih dan belum termasuk tip,” ungkap Hikmat.

Meski usaha pijat shiatsunya berkembang, Hikmat tidak pelit ilmu. Ia membuka kesempatan bagi penyandang disabilitas sensorik netra yang mau belajar shiatsu melalui Sentra "Wyata Guna" di Bandung, maupun secara personal. Harapannya, di tengah persaingan kerja yang sulit, akan banyak teman-teman sensorik netra yang memiliki pekerjaan sehingga mandiri secara ekonomi.


Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI

Bagikan :