Kunjungi Balai "Nipotowe", Anggota DPR Dukung Kreativitas Penerima Manfaat

  • Kunjungi Balai "Nipotowe", Anggota DPR Dukung Kreativitas Penerima Manfaat
  • IMG-20210615-WA0015
  • IMG-20210615-WA0013
  • IMG-20210615-WA0012

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

SIGI (14 Juni 2021) - Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat mendampingi Anggota Komisi VIII DPR RI, Matindas J. Rumambi mengunjungi Balai Nipotowe Palu. Kunjungan ini dalam rangka monitoring dan evaluasi pelaksanaan rehabilitasi sosial di Balai Nipotowe Palu.

Harry menyampaikan bahwa Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial melaksanakan program Rehabilitasi Sosial yang meliputi layanan langsung dan tidak langsung. Layanan langsung ini yang dilaksanakan oleh Balai Nipotowe Palu yang disebut dengan layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berbasis keluarga, komunitas dan/atau residensial (balai).

Layanan ATENSI ini terdiri dari dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak, perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak, dukungan keluarga, terapi (fisik, psikososial, dan mental spiritual), pelatihan vokasional dan/atau pembinaan kewirausahaan, bantuan sosial dan asistensi sosial, serta dukungan aksesibilitas.

Harry mengatakan bahwa Menteri Sosial Tri Rismaharini selalu memberi motivasi agar terus melakukan pemberdayaan kepada penyandang disabilitas. "Salah satu upaya pemberdayaan ini melalui pengembangan Sentra Kreasi ATENSI (SKA). Penerima manfaat bisa ikut andil dalam memasarkan produk di SKA," jelas Harry pada sambutannya di Aula Balai Nipotowe Palu.

 Tidak hanya penerima manfaat Balai Nipotowe Palu, tetapi juga Balai-balai rehabilitasi sosial yang ada di Sulawesi, penerima manfaat program PKH, BPNT, Prokus, Kube, LKS dan masyarakat umum yang memiliki usaha bisa memasarkan produknya di SKA.

Anggota Komisi VIII DPR RI menyampaikan bahwa  sampai saat ini DPR RI masih konsisten dengan tugas dan amanah panggilannya khususnya melalui Komisi VIII DPR RI untuk selalu memainkan fungsi kontrol dan pengawasan, melakukan evaluasi serta langkah tepat terkait penanganan sosial kepada masyarakat melalui salah satu mitra kerja Komisi VIII DPR RI yaitu Kementerian Sosial.

"Prinsipnya, Komisi VIII DPR RI tetap mendorong program agar efisien dan efektif seperti yang dilakukan Balai Nipotowe Palu. Sentra Kreasi ATENSI ini mendukung kreativitas yang dimiliki penerima manfaat, salah satunya produk eco print. Peran masyarakat juga penting untuk mengapresiasi apa yang mereka (penyandang disabilitas) buat. Perlu ada dorongan dari semua pihak," tutupnya.

Produk eco print ini merupakan proses mentransfer bentuk dan warna pada permukaan kain melalui proses perebusan, pengukusan atau memukul langsung tanaman yang akan di cetak di kain. Produk eco print yang kini sudah tersedia yaitu berupa kain, tas, pouch make up, mukena, sajadah, jilbab hingga masker.

Hal sama diungkapkan oleh Bupati Sigi, Mohammad Irwan yang mengungkapkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai elemen dalam hal pemberdayaan penyandang disabilitas. "Harapan saya, ya semua bekerja sama. kita terus berkoordinasi mulai dr pemerintah pusat sampai pemerintah kabupaten untuk pmberdayaan disabilitas," tuturnya.

Pada kunjungan kerja ini juga, Kementerian Sosial menyalurkan beberapa bantuan ATENSI, yaitu bantuan ATENSI Bagi penyandang disabilitas di Kota Palu sebesar Rp. 319,2 juta, bantuan ATENSI bagi penyandang disabilitas intelektual di Kabupaten Sigi sebesar Rp. 180 juta, bantuan ATENSI untuk usaha warung makanan dan minuman, usaha kios sembako, usaha ternak kambing, usaha kelapa kupas dan usaha bensin eceran.

Selain itu, bantuan ATENSI juga diberikan kepada Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Muhammadiyah Kota Palu berupa alat dan bahan kewirausahaan seni kertas daur ulang dan kepada LKS Adinda Khumaira Kota Palu berupa alat dan bahan kewirausahaan Eco Print.

Dirjen Rehabilitasi Sosial beserta komisi VIII DPR RI dan Bupati Sigi berkeliling untuk meninjau aktivitas penerima manfaat, mulai dari aktivitas pembuatan Eco Print, pembuatan kertas daur ulang, hingga kegiatan okupasi terapi.
Bagikan :