Lansia Penerima DK-LU Sulawesi Tenggara Sukses Berwirausaha

Lansia Penerima DK-LU Sulawesi Tenggara Sukses Berwirausaha
Penulis :
Humas LSLU "Minaula" Kendari
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N

Loka Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (LRSLU) "Minaula" Kendari menyalurkan bantuan Dukungan Keluarga Lanjut Usia (DK-LU) bagi 115 lansia yang memiliki kegiatan kewirausahaan dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau yang sebelumnya di kenal dengan BDT.

Kegiatan ini dilaksanakan di empat Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang bekerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS-LU) setempat. Adapun LKS-LU yg dimaksud adalah PSKS Bombana, HCDI Konawe, Oriz Al Dzikri Sowite Muna, dan At Taqwa Konawe Selatan. 

Bantuan tersebut berupa modal usaha sebesar 2,5 juta rupiah per lansia disalurkan langsung melalui rekening lansia, dengan pendampingan dari LKS LU sebagai mitra.

Secara rutin, enam kali sebulan, para pendamping melakukan kunjungan ke rumah lansia untuk memberikan pembinaan. Diharapkan kegiatan DK-LU ini bukan hanya tepat sasaran tapi juga tepat dalam pemanfaatan. 

Pendampingan ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi kepada lansia, membantu jika terdapat kendala, serta membantu lansia dalam mengelola keuangan. 

Sesuai dengan semangat Progres LU (Program Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia) yang bersifat holistik, sistematik dan terstandar,  DK-LU ini bukan hanya pemberian modal usaha saja, tetapi juga edukasi tentang perawatan sosial lansia, terapi, dan pentingnya dukungan keluarga yang dilaksanakan oleh para pendamping yang telah mendapatkan pembekalan atau bimtek dari LRSLU "Minaula".

Bantuan tersebut telah disalurkan dan pendampingan telah dilaksanakan dengan baik. Hasilnya, DK-LU telah berhasil meningkatkan keberfungsian dan kesejahteraan sosial lansia. Beberapa lansia yang berhasil berdaya antara lain Nenek Nombo, pembuat topi boru (topi khas). Sebelumnya, ia hanya membuat topi sesuai pesanan karena keterbatasan modal. Namun, setelah mendapatkan bantuan DK-LU beliau mampu memproduksi setiap hari yang dipasarkan lokasi wisata Bokori sebagai cendramata. Hasil kerajinan tersebut rencananya juga akan di pamerkan dalam Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Banjarmasin.

Selanjutnya, Nenek Yondeng dari Bombana sukses dengan usaha pembuatan keset. Setelah mendapatkan bantuan dan pendampingan, usahanya berkembang merambah pada membuatan bantal guling dengan dukungan dari anaknya. 

Kemudian ada Kakek Khaerudin di Konsel dengan usaha pembuatan kandang ayam. Sebelumnya beliau sering menolak pesanan karena terbatasnya modal. Tetapi saat ini beliau mampu melayani semua pesanan.

Terakhir, Nenek Wa Ode Ndoia di Muna, seorang pengrajin kain tenun, Setelah adanya DK-LU dan pelatihan kewirausahaan, tenunnya telah dipasarkan hingga ke Papua.
Bagikan :