Mensos Minta CPNS Kemensos Pegang Teguh Pancasila dan Jauhi Korupsi

Mensos Minta CPNS Kemensos Pegang Teguh Pancasila dan Jauhi Korupsi
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Intan Qonita N

JAKARTA (8 Juli 2019) - Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasamita berpesan kepada calon PNS yang kini tengah menjalani pelatihan agar berpegang teguh pada Pancasila dan tidak tergoda untuk korupsi. 

"Mereka yang kini mengikuti pelatihan sudah teruji kemampuannya karena terpilih dari ribuan pelamar. Saya minta mereka berpegang teguh pada Pancasila dan mampu menangkal ideologi radikal agar kelak menjadi abdi negara yang bersih dari KKN," kata Mensos usai membuka Latihan Dasar (Latsar) CPNS Gol III Kementerian Sosial Tahun 2019 di Pusdiklat Kesejahteraan Sosial, Jakarta,  Senin (08/07/2019).

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Badan Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhan Sosial Harry Z. Soeratin, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Hartono Laras, perwakilan dari Lembaga Administrasi Negara, perwakilan dari Mahkamah Agung RI,  para pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama di Lingkungan Kementerian Sosial RI.

Selanjutnya, Mensos menekankan penguatan ideologi dan moral aparat merupakan bagian dari tantangan internal dalam yang harus dihadapi Kemensos. Pada ranah internal, Mensos juga menekankan pentingnya mengembangkan suatu kepemimpinan adaptif (adaptive leadership).

Menurut Mensos kepemimpinan adaptif merupakan tantangan internal, yang harus dijawab dengan cara membentuk lingkungan yang kondusif untuk terciptanya budaya kerja organisasi yang sehat yang mendukung pengembangan kompetensi dan mendorong inovasi.

Mensos menekankan pentingnya kemampuan adaptasi bagi SDM Kemensos. "Karena SDM yang adaptif diharapkan sanggup menjawab tantangan eksternal yang makin kompleks dan dinamis,"  kata Mensos.

Selanjutnya, Mensos mengatakan bahwa pada ranah eksternal, tantangan utama Kementerian Sosial adalah bagaimana mempersiapkan SDM-nya dalam menghadapi efek negatif dari globalisasi.

"Globalisasi telah memunculkan isu-isu krusial yang penanganannya tidak bisa dilakukan dengan pola atau cara kerja lama," kata Mensos.

Beberapa tantangan yang dimaksud Mensos adalah peningkatan jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), korban NAPZA, penderita HIV AIDS, wabah penyakit, angka kematian ibu dan balita, perlindungan anak dan perempuan, korban bencana alam dan korban bencana sosial hingga upaya terorisme.

"Ini semua telah menjadi masalah yang membutuhkan kehadiran negara. Suka atau tidak suka, Kementerian Sosial wajib untuk menyediakan SDM dengan kompetensi terbaik untuk membantu memecahkan berbagai masalah di atas," Mensos menambahkan.

Pegawai Kementerian Sosial tidak hanya dituntut memiliki penguasaan ilmu, tapi juga penguasaan teknologi dan empati dalam penanganan masalah-masalah sosial 4.0, man power learning, memperkuat kinerja.

Di kesempatan sama,  Harry Z Soeratin melaporkan kepada Mensos, tujuan dan sasaran penyelenggaraan latsar ini adalah untuk membentuk PNS profesional yang berkarakter yang dibentuk melalui sikap perilaku Bela Negara, Nilai-nilai Dasar CPNS, pengetahuan tentang peran dan kedudukan PNS dalam NKRI serta menguasai bidang tugasnya sebagai pelayan masyarakat.

"Latsar CPNS Golongan III Kementerian Sosial  Tahun 2019 diikuti oleh 156 orang yang terbagi berdasarkan unit kerja penempatan,"" kata Harry.

Tak kalah penting, Harry menyampaikan, pada tahun 2019 LAN telah melakukan reakreditasi kepada Pusdiklat untuk penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tk III dan Penyelenggaraan Latsar CPNS Gol III maupun Gol II.

"Hasil sidangnya LAN memberikan predikat A untuk masa lima tahun penyelenggaraan ketiga jenis diklat di atas," kata Harry.


Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI

Sonny W. Manalu

Bagikan :