Mensos Permudah BST di Wilayah Terpencil dan Sulit Dijangkau
JAMBI (18 Juli 2020) - Penyaluran
Bantuan Sosial Tunai (BST) membawa secercah harapan bagi warga KAT Jambi, Suku
Anak Dalam (SAD). Di era kenormalan baru, Kementerian Sosial terus hadir untuk
meringankan beban masyarakat yg terdampak pandemi COVID-19.
Suku Anak
Dalam secara kesukuan adalah kelompok-kelompok kecil masyarakat yang tinggal di
pedalaman hutan dan hidup tergantung pada sumberdaya hutan. Setiap kelompok
dipimpin oleh seorang Tumenggung. Mereka menetap sementara dalam rumah
sederhana yanh disebut sudung. Perpindahan menetap (melangun) mereka lakukan
jika lingkungan tinggal dianggap sial misalnya ada kematian atau kedukaan
lainnya, atau tidak menjamin kebutuhan pangan mereka.
Sesuai
arahan Menteri Sosial Juliari P. Batubara, bahwa penyaluran Bantuan Sosial
Tunai (BST) yang menyasar pada masyarakat di daerah 3T yaitu terpencil,
terdepan dan terluar agar dilakukan 3 tahap sekaligus. Selain itu, kepada
mereka juga agar dipermudah.
Mensos Ari
menyatakan mereka itu saudara-saudara kita yg sering dilupakan, maka lakukan terobosan dan inovasi secara terukur
dan akuntabel. Jangan sampai mereka tidak dapat bantuan karena persoalan
administratif.
Keberadaan
Suku Anak Dalam yang sulit dijangkau dan terbatas terhadap akses pelayanan
sosial dasar menjadi pertimbangan Menteri Sosial Juliari sehingga Bansos Tunai
diberikan kepada mereka 3 tahap sekaligus yakni 1,8 juta/KPM. Jumlah tersebut
merupakan akumulasi bantuan selama 3 bulan penyaluran yaitu April, Mei dan
Juni, dengan besaran 600 ribu perbulan.
Dirjen Pemberdayaan
Sosial Edi Suharto menyampaikan bahwa Data penerima BST Suku Anak Dalam (SAD)
yang terdampak pandemi COVID-19 tersebut atas usulan KKI-Warsi Jambi yang telah
mendapat rekomendasi dari Dinsos Dukcapil Prov Jambi.
Data yang
diajukan KKI-Warsi cukup lengkap By Name By Adresss (BNBA) sebanyak 1.373 KK
yang tersebar pada 6 kabupaten di provinsi Jambi. Saya lihat datanya lengkap
maka sekalian saja diusulkan ke Pusdatin dan Ditjen PFM agar mereka mendapat
BST. Saya melihat peluang kebijakan Menteri Sosial ini sangat baik dan layak
jika SAD mendapatkannya.
Menurut Edi
Suharto, dirinya sudah menyurat kepada Dirjen Adminduk Kemendagri agar dibantu
dalam memfasilitasi KAT mendapatkan hak-hak sipilnya sehingga pada tahap
pemberian bantuan berikutnya mereka sudah memenuhi syarat-syarat administratif.
Dirjen PFM
Asep Sasa Purnama juga menyampaikan bahwa untuk mendapat bansos tunai, pada
mulanya terkendala karena warga SAD tidak memiliki NIK dan/atau tidak tercatat
dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Namun atas kebijakan Mensos
agar penerima bansos tidak dipersulit maka Ditjen PFM dan Pusdatin menggunakan
ID sementara, sambil NIK/KTP berproses pada dinas terkait.
Sementara
itu, Kepala Dinas Sosial Dukcapil Aries Munandar menyatakan bahwa mereka sudah
mendata 1.800 warga SAD yang belum punya NIK. Bagi yang belum punya NIK tetapi
mendapat bantuan, moment inilah yang digunakan dan diatur waktunya untuk
merekam pembuatan KTP. Hal tersebut merupakan tindak lanjut surat Direktur
Pemberdayaan KAT kepada 6 dinas sosial di Provinsi Jambi untuk melakukan
perekaman data penduduk bagi suku anak dalam yg akan mendapat BST dan menginput
data tersebut melalui SIKS-NG. Dengan adanya NIK, warga SAD dapat mengakses
berbagai program perlindungan sosial dan program-program lainnya.
Dari 1.373
KK Suku Anak Dalam yang diajukan, tercatat sejumlah 1.135 KPM penerima BST yang
tersebar di 32 kelurahan/desa. Penyaluran dilakukan bekerjasama dengan PT. Pos
Indonesia dan Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warung Informasi Konservasi
(Warsi).
Salah satu
tempat pendistribusian BST adalah Kantor Pos Cab. Sarolangun. Kepala Kantor Pos
Cab. Sarolangun Doddy Lasmana menyampaikan teknis pembayaran dilakukan melalui
pendamping yang mengkoordinir KPM.
"SAD
ada yang lengkap datanya, ada juga yang tidak. Berdasarkan kesepakatan, kalau
tidak ada KK atau KTP, sepanjang diakui oleh pendamping, tetap akan kami
berikan. Lalu kami foto dan dikirim ke Pusat," ujar Doddy.
Kondisi
warga SAD semakin sulit semenjak pandemi Corona. Menurut salah satu Tumenggung
Desa Tanjung, Sargawi, pekerjaan mereka sehari-hari berburu dan mencari barang
bekas. Adanya bantuan dari Kementerian Sosial sangat berarti bagi mereka untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
"Kami
berterima kasih sama pemerintah, yang ngasih bantuan selama corona ini,"
imbuhnya.
Gunawan,
warga SAD, Desa Tanjung, merasa terbantu sekali dengan bantuan pemerintah ini
untuk menyambung hidup beberapa bulan kedepan.
"Kami
sebagai masyarakat Suku Anak Dalam merasa berterimakasih kepada Kementerian
Sosial," katanya.
Rasa terima
kasih juga disampaikan oleh Ngelembo, Menti (setingkat sekretaris) SAD
Komunitas Pauh. Ia menyampaikan terima kasih atas bantuan dari Kementerian
Sosial.
"Sejak
corona ini jadi takut kami. Lari ke dalam, lari ke rimba. Dapat buruan dan
motong karet mau jual juga sulit. Ya apalah daya tidaklah mencukupi untuk
sehari-hari. Memang kami belum kena corona, tapi dampaknya kena ke kami. Terima
kasih untuk bapak Menteri Sosial sudah perhatikan Suku Anak Dalam",
tuturnya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI