Mensos Serahkan Santunan kepada Keluarga Korban Insiden Kanjuruhan di Tulungagung dan Blitar

Mensos Serahkan Santunan kepada Keluarga Korban Insiden Kanjuruhan di Tulungagung dan Blitar
Penulis :
Koesworo Setiawan

Kemensos juga menerjunkan puluhan psikolog untuk mengatasi trauma yang dialami keluarga korban meninggal 

TULUNGAGUNG (8 Oktober 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali menyapa keluarga dan ahli waris korban meninggal dalam peristiwa Kanjuruhan Malang. Akhir pekan ini, Mensos menyerahkan santunan ahli waris dan korban luka di Kabupaten Tulungagung dan Blitar.

Hari ini, di Kantor Kecamatan Ngantru, Tulungagung, diserahkan santunan kepada 6 ahli waris yang kehilangan anggota keluarganya.  Santunan juga diberikan kepada 2 orang yang menderita luka-luka. 

Mensos dan rombongan juga bergerak menemui dua istri anggota Polres Tulungagung yang suaminya meninggal dunia dalam kejadian yang sama. Mensos menyampaikan duka cita dan bela sungkawa secara khusus kepada pimpinan dan anggota Polres Tulungagung, dan juga keluarga besar Polri.

Selanjutnya, Mensos menuju Blitar untuk keperluan yang sama, yakni menyerahkan santunan untuk 5 ahli waris yang keluarganya meninggal  dan 7 orang luka. 

Kepada keluarga korban, Mensos menyampaikan ucapan bela sungkawa dan mendoakan mereka agar tabah menerima cobaan. "Bantuan tersebut merupakan bentuk ungkapan bela sungkawa dari pemerintah. Semoga bapak/ibu diberikan kesabaran dan ketabahan," kata Mensos di Ngantru, Tulungagung. 

Mensos menyatakan santunan untuk ahli waris korban meninggal sebesar Rp15 juta/orang, untuk korban luka juga akan diberikan sebesar Rp2 juta. "Kemensos masih menunggu data lebih lanjut. Seperti korban luka ini 'kan ada yang sudah sembuh dan kembali ke rumah. Nah, ini perlu diupdate," ucapnya. 

Selain santunan, Mensos juga menginstruksikan kepada jajaran untuk membantu mengatasi trauma yang dialami keluarga korban. "Kami telah menurunkan tim untuk membantu mengatasi trauma yang dialami keluarga korban. Mereka, awalnya, terkonsentrasi di wilayah Malang. Tapi, saat ini, sudah mulai bergerak melayani keluarga korban di luar wilayah Malang, termasuk di Tulungagung," kata Mensos. 

Psikolog dikerahkan dari berbagai unit pelaksana teknis (UPT) Kemensos yang tersebar di berbagai daerah. "Di Malang, petugas kami sebanyak 30. Jumlah psikolog menyesuaikan jumlah keluarga yang membutuhkan penanganan," kata Mensos. 

Para psikolog bekerja menyesuaikan dengan tingkat trauma yang dihadapi keluarga korban. Bila terjadi perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik, tandanya trauma semakin bisa diatasi. 

Atas perhatian pemerintah melalui Kementerian Sosial, Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar Izul Mahrom menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan bantuan dari pemerintah pusat.

"Atas nama warga Kabupaten Blitar, kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan perhatikan terhadap warga kami," kata Izul.

Sementara itu, Koordinator Tagana Kabupaten Blitar M. Safinun Naja menyampaikan kepada Mensos, masih ada warga yang mengalami luka yang belum memdapatkan santunan. Untuk itu, ia memohon kepada Mensos untuk memberikan bantuan tambahan kepada masyarakat terdampak peristiwa Kanjuruhan. 

Atas permintaan tersebut, Mensos langsung mengabulkannya. "Nanti, bantuan dikoordinasikan dan diverifikasi Pak Safinun ya," kata Mensos. 

Ia juga memberikan perhatian kepada Muhammad Muzaky Ma'sum, yang datang ke Kantor Kecamatan Garum dengan terbaring di tempat tidur. Pemuda 19 tahun itu lolos dari ancaman maut. Namun, ia mengalami luka di pangkal lengan kiri dan beberapa bagian di tangan kirinya. 

Kepada Mensos, Muzaky menyatakan minatnya masuk Polri. Ia sudah menjalani beberapa sesi latihan dan bersiap mengikuti tes masuk Polri. Kejadian di Kanjuruhan membuat cita-cita Muzaky tertunda. "Ya, yang penting sembuh dulu. Setelah itu, bisa ikut tes lagi," kata Mensos.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :