Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
BEKASI (22 Februari 2021) - Sentra Kreasi ATENSI milik Kementerian Sosial yang berada di Balai Karya Pangudi Luhur, Jalan HM Djojomartono No 19, RT.002/RW.021, Margahayu, Bekasi Timur mulai ramai dikunjungi. Bagaimana tidak, kawasan yang disulap menjadi tempat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat ini didesain modern kekinian.
Beberapa booth di Sentra Kreasi ATENSI diisi oleh kuliner khas nusantara. Mulai dari pecel lele, pecel madiun, pecel ayam, tahu campur, nasi soto ayam dan nasi rawon.
Panganan ini tidak lengkap tanpa minuman yang menjadi best seller di Sentra Kreasi ATENSI, yaitu es campur, lemon squash, es jeruk, teh, kopi hingga air mineral.
Hal yang tidak kalah penting yaitu pedagang yang menjual kuliner khas nusantara ini adalah penerima manfaat Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi.
Untuk menikmati makanan khas nusantara ini tidak perlu merogoh kocek yang terlalu dalam, karena harganya terjangkau. Seperti harga pecel ayam ditambah tahu tempe dan lalapan hanya Rp. 20 ribu, pecel lele Rp. 20 ribu, pecel madiun Rp. 20 ribu, soto ayam Rp. 15 ribu dan paket lengkap nasi rawon Rp. 25 ribu.
Untuk minuman juga tak kalah terjangkau. Es campur berkisar Rp. 10 ribu/gelas, melon squash Rp. 7 ribu, es jeruk Rp. 5 ribu, es teh manis Rp. 4 ribu dan air mineral Rp. 4 ribu.
Bonus menikmati kuliner di Sentra Kreasi ATENSI adalah disuguhi pemandangan alam, ada kolam pemancingan dan pengunjung bisa melihat agrowisata dan budidaya tanaman hidroponik disini.
Pepatah mengatakan from zero to hero, pantas disandang para penerima manfaat pejuang kuliner ini. Karena mulanya mereka tidak bisa berjualan, tidak begitu mahir memasak makanan khas nusantara dan belum dibekali manajemen keuangan dalam penjualan kini mereka bisa mengelola booth kuliner di Sentra Kreasi ATENSI.
Sejak Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini bersama jajarannya turun langsung menjangkau beberapa pemulung dan tuna wisma pada Januari 2021, didapat beberapa pemulung dan tuna wisma yang mau diajak tinggal di Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi.
Selama berada di Balai, mereka mendapatkan berbagai pelatihan, mulai dari pelatihan olahan panganan (kuliner), pelatihan budidaya ikan air tawar, pelatihan daur ulang sampah, pelatihan tanaman hidroponik, pelatihan ternak ayam, pelatihan tanaman media tanah (tanaman porang) dan pelatihan pembuatan komposter.
Mensos menyebutkan akan menggerakkan 2 "mesin" di dalam keluarga pemulung dan tuna wisma, Pertama, kepala keluarga diberikan akses pekerjaan yang lebih layak, yaitu disalurkan ke perusahaan BUMN seperti Grand Kamala Lagoon dari PT. PP Properti dan PT. Waskita Karya (Persero) tbk. Sedangkan Istrinya, dibekali pelatihan olahan pangan (kuliner) sebagai bekal untuk mencari penghasilan tambahan.
Tidak tanggung-tanggung, Mensos mengundang Surabaya Hotel School (SHS) untuk memberikan pelatihan memasak kepada penerima manfaat di Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi.
Pelatihan memasak yang diikuti oleh 30 peserta penerima manfaat dan instruktur dari Balai Karya Pangudi Luhur Bekasi dan Balai Karya Mulya Jaya ini telah dilaksanakan pada 26 s.d 31 Januari 2021.
Menu makanan yang dikenalkan oleh tim SHS yaitu seperti ikan kuah asam pedas, lontong balap, tahu campur, soto ayam dan beberapa olahan lele yang biasa disajikan sambelan. Tim SHS pun membekali pembuatan beberapa aneka sambal.
Tim SHS yang terdiri dari 5 instruktur ini mempunyai misi memberi pembekalan bidang kuliner dengan harapan semua peserta bisa mengembangkan materi masakan dan nilai tambahnya bisa jadi ladang usaha dan menambah 'income' para penerima manfaat.
Kini, setelah mendapat pelatihan memasak dari SHS, para penerima manfaat mampu mengembangkan ilmu memasak yang dibagi oleh tim SHS dan mengisi booth di Sentra Kreasi ATENSI.
Heni, salah satu penerima manfaat Balai Karya Pangudi Luhur yang mengisi booth kuliner dengan panganan pecel ayam menyebutkan dirinya senang bisa memanfaatkan ilmunya untuk mencari rezeki.
"Saya kemarin sempat ikut pelatihan dari SHS. ada bikin tahu campur, pecel lele, pecel ayam dan masih banyak lagi. Saya pilih buat pecel ayam, karena saya suka sambel pecel ayam, mudah juga buatnya," jelas Heni.
Heni menyampaikan bahwa dirinya akan meneruskan usaha ini. Dirinya ingin maju dan sukses. "saya akan teruskan usaha ini karena saya ingin maju dan sukses. Terima kasih kepada Bu Risma yang sudah memberi kesempatan ini," tuturnya.
Direktur Operasi I PT. Waskita Karya (Persero) tbk, Didit Oemar Prihadi yang turut menikmati kuliner hasil karya penerima manfaat mengungkapkan bahwa makanan yg disuguhkan rasanya enak. "Ya, rasanya enak. Saya ditawari ayam goreng dan lele. Saya pilih mencoba lele karena saya lihat ada kolam budidaya lele disini. Saya tertarik mencoba lele hasil budidaya penerima manfaat juga," tandasnya.
Para penerima manfaat berharap banyak pengunjung yang datang ke sentra kuliner ini dan mereka juga akan terus mengembangkan inovasi-inovasi kuliner untuk menarik minat masyarakat.
Bagikan :