Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sektor Kuliner pada Workshop PENA Kemensos
Penulis :
Indah Octavia Putri
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya
JAKARTA (28 Januari 2024) - Kementerian Sosial menyelenggarakan Workshop Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Rusun "Mulya Jaya" di Jakarta. Kegiatan tersebut mengusung tema "Pelatihan Penguatan Pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PENA Graduasi dan Pelatihan Penguatan Kapasitas Pendamping Sosial PENA".
Pelatihan ini guna memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada penerima manfaat dan pendamping sosial agar semangat untuk berwirausaha. Kegiatan ini diikuti oleh 65 KPM Graduasi, 179 residen Sentra "Mulya Jaya" di Jakarta, serta 303 pendamping sosial.
Pelatihan berlangsung selama tiga hari, pada 26 s.d 28 Januari 2024. Ada banyak kelas yang bisa diikuti oleh peserta workshop terdiri dari kuliner, kerajinan tangan, digital marketing, literasi keuangan, fotografi dan videografi, riset sederhana, serta branding dan packaging.
Salah satu pelatihan yang diminati ialah workshop kuliner. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan kuliner sebanyak 133 orang, merupakan residen rusun dan Sentra "Mulya Jaya" di Jakarta.
Pada hari pertama, peserta pelatihan diajarkan cara membuat minuman kekinian es caramel cappuccino dan es latte gula aren, serta makanan yang tengah viral, cromboloni. Sedangkan, pada hari kedua, peserta diajarkan membuat olahan minuman dari buah, seperti smoothies. Sementara, pada hari ketiga, peserta diajarkan membuat berbagai olahan dari bahan coklat. Peserta dibagi ke dalam enam kelompok dan dilatih oleh instruktur.
Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan. Mereka mempraktekkan langsung proses pembuatan racikan minuman, mulai dari cara membuat sirup caramel, whipcream, hingga cara penyajiannya. Peserta diajarkan cara menghitung takaran bahan-bahan untuk membuat adonan dan cara menggunakan peralatan untuk membuat sirup caramel dan whipcream agar hasilnya sesuai.
Arif, instruktur minuman di workshop kuliner, yang juga seorang tenaga pengajar di Surabaya Hotel School (SHS) mengatakan, program PENA harus terus dilanjutkan agar semakin banyak masyarakat yang diberdayakan, terutama melalui sektor kuliner.
“Saya senang para penerima manfaat memiliki kemampuan, pengetahuan dan niat untuk mengubah hidupnya dengan meningkatkan kemampuan perekonomian melalui sektor nyata di bidang usaha kuliner, dengan mengolah bahan menjadi sebuah sajian makanan maupun minuman yang layak dan menarik untuk dijual,” ujar Arif.
Arif berharap melalui program pelatihan PENA, penerima manfaat memiliki keahlian dan keterampilan, tidak lagi bergantung pada orang lain dan bisa memiliki penghasilan sendiri sehingga dapat mandiri secara ekonomi. Selain itu, Arif juga memberikan tips kepada peserta yang ingin memulai usaha di bidang kuliner untuk tidak berdiam diri dan berani mencoba atau membuat sesuatu.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI
Bagikan :