Penggunaan Ponsel Pada Orang Tua VS Keterlibatan Sosial Bersama Anak
Memiliki peran sebagai orangtua, membutuhkan pola pengasuhan
dengan interaksi sosial yang baik dan keterlibatan sosial yang penuh dalam
kehidupan anak. Hal ini disebabkan karena tentunya setiap orangtua, ingin
memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal baik dari segi fisik, psikis,
sosial maupun emosional. Selain itu, pola pengasuhan harus diterapkan pada anak
mengikuti perkembangan zaman agar tetap relevan dan sesuai dengan titik tujuan.
Di zaman dengan kecanggihan teknologi yang berkembang pesat ini, pengasuhan
anak tentunya akan bersinggungan dengan penggunaan perangkat teknologi dalam
kehidupan sehari-hari. Penggunaan perangkat ini tentu akan memberikan dampak
yang besar baik positif maupun negatif dalam proses pengasuhan khususnya pada
pola interaksi dan keterlibatan sosial bersama anak.
Ponsel memiliki efek yang paling jelas dalam memberikan distraksi
atau gangguan terhadap proses interaksi orangtua dan anak. Ini disebabkan
karena ponsel memiliki layar yang kecil sehingga menarik lebih banyak fokus
dari orangtua dan membutuhkan keterlibatan yang terus menerus saat
menggunakannya (Gaudreau et al., 2022). Ponsel sangat dominan menarik perhatian
individu sehari-hari dan berpotensi mengganggu responsivitas dan sensitivitas
seseorang dalam berinteraksi (Nomkin & Gordon, 2021). Distraksi yang
dialami oleh orangtua karena penggunaan ponsel selama proses pengasuhan tentu
memberikan berbagai pengaruh besar, baik terhadap anak maupun terhadap
interaksi dan keterlibatan sosial antar keduanya. Tujuan kajian literatur ini
adalah untuk melihat penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya,
pandangan para ahli terkait penggunaan ponsel pada orangtua serta pengaruhnya
terhadap interaksi dan keterlibatan sosial antara orangtua dan anak dalam
proses pengasuhan.
Pada penelitian Nomkin & Gordon (2021), dilaporkan bahwa
penggunaan ponsel pada masa menyusui, dapat mengurangi interaksi tatap muka,
respons serta perhatian ibu terhadap bayinya. Vik et al., (2021) menambahkan
bahwa orangtua yang menggunakan ponselnya saat bersama anak mereka, akan hadir
secara fisik namun perhatiannya teralihkan tidak responsif dan tidak terlibat
aktif. Penelitian ini difokuskan pada interaksi dan keterlibatan orangtua yang
menggunakan ponsel pada saat makan bersama anak. Penelitian ini menerangkan
bahwa orangtua yang memainkan ponselnya saat makan berpotensi memberikan
praktik pemberian makan yang negatif terhadap anak. Jika dalam praktik
positifnya, orangtua dapat menciptakan suasana makan yang menyenangkan,
maka praktik negatifnya, orangtua akan memberi paksaan kepada anak untuk
makan dan tidak fokus memperhatikan apa yang dimakan anak serta tidak responsif
memilah makanan yang baik dan tidak untuk anak. Ini semua akan berdampak pada
buruknya kebiasaan makan anak. Hal ini sangat disayangkan, mengingat waktu
makan merupakan waktu yang krusial dan tepat untuk melibatkan diri dalam
interaksi sosial antara orangtua dan anak.
Distraksi yang disebabkan karena penggunaan ponsel, menurut
Gaudreau et al., (2022) juga dapat menyebabkan berkurangnya frekuensi bicara
yang dilakukan saat berinteraksi dengan anak. Hal ini berimbas pula pada
berkurangnya jumlah pertanyaan yang disampaikan oleh anak. Mengingat proses
tanya jawab merupakan proses belajar yang dapat mengembangkan kemampuan
berbahasa anak, maka orangtua yang terlalu sibuk menggunakan ponselnya saat
berinteraksi dengan anak dapat menyebabkan terganggunya perkembangan bahasa yang
dimiliki oleh anak. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Reed
et al., (2017) dalam penelitiannya bahwa penggunaan ponsel pada orangtua
berdampak pada perkembangan bahasa anak. Ini disebabkan karena untuk
mengembangkan kemampuan bahasa anak, dibutuhkan keterlibatan aktif orangtua
dalam memberikan input kosakata yang kaya dan berarti. Namun pemberian input
ini tidak akan terjadi jika orangtua disibukkan dengan ponsel mereka sehingga
interaksi sosial bersama anak tidak berjalan baik.
Selain dapat mengurangi kemampuan berbahasa pada anak karena
minimnya komunikasi verbal dan nonverbal, minimnya keterlibatan orangtua dalam
interaksi sosial dengan anak juga dapat berakibat pada terhambatnya kemampuan
orangtua dalam mengidentifikasi dan merespons isyarat atau pesan yang diberikan
anak yang menyebabkan gangguan interpersonal pada interaksi antar keduanya
(Krapf-Bar et al., 2022). Fenomena berkaitan dengan gangguan yang terjadi dalam
interaksi orangtua dan anak karena teknologi ponsel digambarkan oleh
Dolev-Cohen & Ricon (2022) sebagai technoference. Di samping dampak
negatif pada interaksi dengan anak, penggunaan ponsel yang berlebihan juga
dapat berakibat kepada kualitas tidur, kesehatan mental serta kesehatan
psikologis orangtua yang tentunya akan berdampak besar pada pola pengasuhan
terhadap anak. (McDaniel et al., 2023).
Jika orangtua terlalu berlebihan dan tidak dapat mengontrol
penggunaan ponsel dalam kesehariannya sehingga menjadi kecanduan, besar
kemungkinan kecanduan tersebut dapat berpengaruh dan juga terjadi pada
keseharian anak. Kecanduan ini dapat ditandai dengan hilangnya kontrol diri
untuk selalu mengakses ponsel, menarik diri dari kehidupan sosial dan
menurunnya produktivitas sehari-hari. Anak tentunya belum mampu menyadari efek
kecanduan penggunaan ponsel sehingga peran orangtua dalam mengontrol penggunaan
ponsel terhadap dirinya dan anak-anak sangat diperlukan (Li et al., 2022).
Selain kecanduan, Choe et al., (2022) juga menambahkan bahwa penggunaan
ponsel pada anak juga menimbulkan masalah terkait regulasi diri (self-regulation).
Anak akan mengalami masalah dalam mengontrol emosi dan impuls yang mendorong
dirinya tidak terkontrol, seperti tantrum. Penggunaan ponsel menjadi lebih
buruk dampaknya dibandingkan perangkat teknologi yang lain karena penggunaannya
lebih besar dilakukan secara mandiri. Selain itu, penggunaan ponsel secara
berlebihan pada anak juga dapat berdampak negatif pada kondisi kesehatan,
penambahan berat badan, penurunan kemampuan kognitif dan bahasa, serta mengurangi
kesuksesan akademik. Seluruh dampak tersebut dapat terjadi karena keterlibatan
pasif orangtua dalam interaksi sosial yang buruk dengan anak karena penggunaan
ponsel yang berlebihan sehingga terjadi distraksi. (Duch et al., 2013).
Berdasarkan seluruh tinjauan literatur yang telah dipaparkan,
dapat dilihat bahwa distraksi penggunaan ponsel pada orangtua memberikan dampak
negatif yang lebih besar terhadap keterlibatan orangtua dalam interaksi sosial
bersama anak. Diharapkan para orangtua dapat memahami dampak tersebut dan dapat
memaksimalkan peran dan keterlibatan dalam pengasuhan anak terutama pada
masa keemasannya.