Peringatan HLUN: Menyongsong Lansia yang Mandiri, Sehat, dan Sejahtera

Peringatan HLUN: Menyongsong Lansia yang Mandiri, Sehat, dan Sejahtera
Penulis :
Latrim.margono
Editor :
M. Basri
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BEKASI (29 Mei 2022) - Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) diperingati setiap tanggal 29 Mei sebagai salah satu bentuk penghargaan kepada lansia di Indonesia. Pada tahun ini, HLUN mengangkat tema “Lansia Sehat, Indonesia Kuat” yang dimaksudkan sebagai upaya mendorong aksesibilitas Lansia yang  mandiri, sejahtera, dan bermartabat.


Mengacu pada panduan penyelenggaraan peringatan HLUN ke 26 Tahun 2022, yang dicanangkan Kementerian Sosial dimana salah satunya himbauan partisipasi masyarakat untuk terlibat. Maka memasuki hari peringatan HLUN ke 26 pada 29 Mei, Ragam Institute bersama dengan Koalisi untuk Masyarakat Peduli Lansia (KuMPUL), menyelenggarakan peringatan Hari Lanjut Usia Nasional. Tepatnya pada hari Minggu, 29 Mei 2022. Buku Bunga Rampai “Lansia di Abad 21” juga diluncurkan dalam acara ini yang merupakan kumpulan dari para penulis dan praktisi dalam memaknakan tentang keberadaan lanjut usia.

 

Hadirnya buku ini sangatlah penting terutama bagi kaum muda yang dirasa ditinggalkan dalam isu-isu kelanjutusiaan. Tema-tema dalam buku bunga rampai ini sebagaian besar berasal dari berbagai hasil diskusi, penelitian  dan kajian mutakhir tentang lansia. Melalui kajian yang mendalam, diharapkan buku ini juga dapat menjadi acuan bagi para pemangku kebijakan untuk lebih memerhatikan Lansia melalui program-program yang memberdayakan Lansia di Indonesia.

Khususnya bagi Kelembagaan dan Kementerian yang menyelenggarakan berbagai upaya dalam memudahkan kehidupan Lansia. Khususnya dalam meningatkan kesejahteraan Lansia dan perlindungan Sosial lansia di Indonesia. Dimaksudkan agar dapat dilakukan upaya pemenuhan hak-hak Lansia untuk dapat hidup setara, sejahtera dan bermartabat, mewujudkan mimpi kesejahteraan di masa lanjut usia.

Selain peluncuran buku, ada juga talkshow yang mengangkat tema “Menyongsong Lansia yang Mandiri, Sehat, dan Sejahtera”. Secara umum talkshow ini diperuntukkan bagi kaum muda. Tapi meskipun begitu, peserta yang hadir berasal dari berbagai macam latar belakang, dari Generasi Z, anggota organisasi lansia, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mahasiswa, pelajar, masyarakat umum, sampai para pemangku kebijakan.

Talkshow ini menghadirkan sejumlah narasumber yang mewakili berbagai kalangan, di antaranya, Sri Ayu Rahayu sebagai Perwakilan Lansia, Dena Rachman yang berprofesi sebagai artis mewakili Generasi Milenial, Muhammad Rafli mewakili Generasi Z, ada Adi Santik narasumber yang hadir offlinebeberapa penulis buku dan praktisi ahli yang terlibatTalkshow ini dimoderatori oleh Yossa Nainggolan yang merupakan Koordinator Penulis Bunga Rampai Lansia di Abad 21.

Selain narasumber dan moderator, beberapa tokoh juga hadir memberikan sambutan dalam talkshow ini, seperti Nurtami (Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Universitas Indonesia), Sandrayati Moniaga (Komnas HAM), dan Maliki (Direktur Penganggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PNN/Bappenas). Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan Stand-Up Comedy yang dibawakan oleh Muhammad Rafli, mahasiswa Kriminologi FISIP UI, Paduan Suara Ibu-ibu Lansia dan demontrasi senam pencegah dimensia dari kelompok lansia di seputar Kota Depok.

Secara khusus Maliki, pembicara dari Bappenas  menyampaikan bahwa populasi penduduk dunia pada Tahun 2050, diperkirakan melampaui sembilan milyar penduduk, dimana populasi penduduk usia 60 tahun ke atas akan meningkat tiga kali lipat dari jumlah populasi tersebut. PBB memperkirakan jumlah penduduk lansia akan mencapai 74 juta pada tahun 2020 (25 prosen populasi penduduk dunia). Struktur penduduk Indonesia sendiri pada tahun 2025 diproyeksikan mengalami bonus demografi dan memasuki awal penuaan penduduk (ageing population).

Mengacu pada kondisi demikian, pemerintah diharapkan untuk dapat menyelenggarakan upaya pemenuhan hak dan perlindungan sosial pada lanjut Usia, memastikan hidup lansia sejahtera dan bermartabat melalui berbagai program yang dikembangkan oleh kelembagaan dan kementerian terkait.

Lebih lanjut Adi Santika, melanjutkan bahwa kondisi lansia di Indonesia yang belum mandiri membuat kita memerlukan persiapan periode ledakan penduduk lansia dengan baik. Data mengacu pada data yang dikutip dari BPS tahun 2019, menunjukkan bahwa kebanyakan Lansia tinggal dalam keluarga tiga generasi atau bersama anak cucu (40,64%), anak/keluarga(27,30%), pasangan (20,03%), dan hidup sendiri (9,38%). Data dari TNP2K, Penduduk Lansia dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia 2017, menunjukkan bahwa sekitar 45% lansia berada dalam rumah tangga dengan status sosial ekonomi 0% terendah, sebanyak 67% diantaranya hidup dalam keadaan sangat miskin dan terlantar.

Tantangan lain adalah, bahwa secara sosial keberadaan Lansia masih kurang mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari masyarakat. Mengutip data BPS, Tahun 2014, dimana analisis WHO pada 57 negara menyebutkan bahwa 60% responden dari total 83 ribu responden bahwa orang yang lebih tua kurang memperoleh penghormatan dari masyarakat.  Hal ini secara tidak langsung dibenarkan oleh dua generasi milineal yang hadir sebagai narasumber pada kegiatan tersebut. Dena Rachman, artis cilik yang saat ini berprofesi sebagai disainer menyampaikan bahwa tadinya belum memahami tentang HLUN, namun demikian memberikan penghargaan dan penghormatan pada neneknya, meski hampir sama dengan semua anggota keluarga lainnya di rumah tidak dapat memahami dan mengerti mengapa neneknya selalu memasakan ragam makanan banyak di rumah sementara semua anggota keluarga miliki aktifitas di luar rumah. Sehingga hal ini kerap memicu kesalahpahaman secara internal.  Dengan kehadirannya dalam peringatan HLUN, dan membaca referensi dari web Kementerian Sosial, selanjutnya Dena menyatakan kesediaan untuk dapat berkontribusi lebih lanjut dalam program lanjut usia sebagai apresiasi kaum muda pada lanjut usia.

Kegiatan dalam rangka menyambut HLUN yang telah digaungkan secara massif oleh kementerian Sosial RI ini diselenggarakan secara hybrid, daring dan luring. Acara luring dilaksanakan di Ruang Apung, Universitas Indonesia, Depok. Sementara acara daring dilaksanakan melalui Aplikasi Zoom dan disiarkan secara langsung melalui Youtube diikuti oleh masyarakat dari beragam latar belakang seperti Pekerja Sosial, Penyuluh Sosial, Penyuluh Agama, dan berbagai profesi lain terkait dengan permasalahan Lansia.  Selain Ragam Institue dan KuMPUL sebagai penyelenggara utama, kegiatan ini juga didukung oleh beberapa lembaga, antara lain Komnas HAM, Centre for Ageing (CAS) UI, LBH APIK, dan disponsori oleh Kalbe Farma serta Susu Anlene).

 

Melalui Buku Bunga Rampai Lansia di Abad 21 dan sederet kegiatan yang telah dilakasanakan, diharapkan dapat meningkatkan kepedulian kita semua pada lansia, dan bersama-sama bergerak mewujudkan Lansia Indonesia yang lebih mandiri, sehat, dan sejahtera. Lansia sehat, Indonesia kuat.

Bagikan :