Pesan Terakhir Kopda Wisnari kepada Istri: Jangan Lupakan Salat
Penulis :
Humas Balai Disabilitas Mahatmiya Bali
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
PROBOLINGGO (26 April 2021) - Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kementerian Sosial dari Balai Disabilitas “Mahatmiya” di Bali hari ini kembali bertolak ke rumah Kopda Wisnari, salah satu korban tenggelamnya KRI Nanggala 402 di Kota Probolinggo. Balai menurunkan pekerja sosial dan psikolog untuk memberikan layanan dukungan psikososial kepada keluarga sesuai dengan arahan Menteri Sosial, Tri Rismaharini melalui Dirjen Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat.
Tampak dirumahnya berjejer karangan bunga tanda belasungkawa dari kerabat maupun instansi tempat Kopda Wisnari bertugas. Tim LDP diterima oleh ayah dan istri korban. Sambil menggendong anaknya paling kecil, Satria Bakti Nusantara (9 bln), terlihat mata merah dan sembab serta raut wajah sedih dari Eka Umbriah Hasanah, istri Kopda Wisnari.
Berlatar belakang pendidikan psikologi, Kepala Seksi Layanan Rehabilitasi Sosial, Herlin Wahyuni Hidayat, menguatkan psikologis istri korban. "Lihat anak ibu yang ada di depan itu dan juga si bungsu ini, mereka akan tenang jiwa dan bathinnya kalau ibu memiliki keikhlasan, ketenangan dan kekuatan, karena sumber kekuatan mereka ada pada ibu," tutur Herlin.
Ia pun mencoba untuk memahami apa yang dirasakan Hasanah, membiarkan dia menangis untuk mengeluarkan beban yang selama ini dia pendam. Sontak ia mengeluarkan handphone dan memperlihatkan pesan percakapan dengan suaminya. "Lihat Bu percakapan ini, suami saya bilang jangan sering lupakan salat dan dia merasa apa yang disampaikannya adalah wasiat mau meninggal. Saya tidak menyangka ini akan jadi percakapan terakhir kami," ungkapnya sembari menghapus air mata.
Ditemani oleh orang tuanya yang juga meneteskan air mata, akhirnya tumpah semua beban yang dirasakan oleh ibu dari tiga anak tersebut. Di akhir pertemuan bapaknya menyampaikan bahwa baru kali ini dia mau bicara, selama ini dia hanya diam dan menangis saja.
Kopda Wisnari meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, Satria Mahardika (9), Satria Arva Wirastya (6) dan Satria Wira Bhakti Nusantara (9 bln). Saat ini tengah disiapkan santunan bagi ahli waris dari Kementerian Sosial untuk keluarga korban dan bantuan pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Bagikan :