Punya Peluang Sembuh, Mensos Berikan Layanan Fisioterapi Rutin untuk Bocah Penderita Epilepsi di Brebes

Punya Peluang Sembuh, Mensos Berikan Layanan Fisioterapi Rutin untuk Bocah Penderita Epilepsi di Brebes
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Fia Arista Dewi

BREBES (6 September 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengunjungi kediaman Muhammad Fiqri Al Baihaqi di Brebes, Jawa Tengah. Bocah 11 tahun ini divonis dokter menderita epilepsi dan sering mengalami kejang. 

Melalui jalan darat dari Surabaya, Mensos langsung menuju kediaman Fiqri di Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Mensos datang disambut ayah-ibu Fiqri dan keluarga dekat.

Kepada keluarga, Mensos menyatakan, dengan usia yang masih muda, Fiqri memiliki kesempatan besar untuk bisa membaik kondisinya. Namun, hal itu perlu penanganan segera dan intensif.

"Insha Allah, Fiqri bisa membaik. Tapi memang perlu penanganan intensif," kata Mensos.

Untuk keperluan itu, Mensos mengarahkan jajarannya untuk memberikan layanan fisioterapi.

"Saya akan berikan layanan fisioterapi untuk Fiqri supaya bisa ditangani secara khusus oleh petugas. Setiap hari, harus diterapi. Kalau di rumah sakit 'kan pasien yang ditangani banyak," kata Mensos.

Keluarga, lantas, diedukasi agar bisa melakukan fisioterapi secara mandiri dan rutin di rumah dengan mengoleskan minyak kayu putih dan minyak zaitun ke sekujur kaki Fiqri, disertai gerakan kaki untuk merangsang otot dan melenturkan tulang kaki.

Kepada keluarga, Mensos sudah menawarkan agar Fiqri bisa dirawat di Sentra "Satria" di Baturraden milik Kemensos. Namun, dengan berbagai pertimbangan, keluarga memilih Fiqri dirawat di rumah. 

Keluarga Fiqri telah mendapatkan bantuan dari Kemensos berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan bantuan lain dari pemerintah daerah setempat. Keluarga Fiqri terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta memiliki kartu jaminan kesehatan BPJS yang masih aktif.

Fiqri lahir normal, namun pada usia 4 bulan, ia jatuh sakit yang diawali dengan demam tinggi. Pengobatan untuknya telah dilakukan beberapa kali, namun demam disertai terjadi berulang. Dengan profesi ayah sebagai nelayan dan ibu penjual jajanan, keluarga ini tidak mampu menanggung biaya pengobatan Fiqri. 

Tiga tahun terakhir, Fiqri menjalani pengobatan secara mandiri di rumah dengan berbekal obat resep dari dokter dan dapat dibeli di apotek terdekat apabila obat habis pakai. 

Selain epilepsi dan kejang, Fiqri juga mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Kaki Fiqri tidak dapat digerakkan dan berfungsi secara normal sehingga ia memerlukan bantuan kursi roda untuk mandi dan melakukan aktifitas lainnya. 

Dalam kesempatan itu, diserahkan pula bantuan kepada Fiqri dan keluarga berupa bantuan Asistensi Rehabilitasi Soisal (ATENSI) Kewirausahaan untuk orang tua Fiqri, meliputi alat dan bahan jajanan anak; lemari dan pakaian layak pakai untuk anak; paket mainan edukatif anak, bantuan ATENSI kebutuhan dasar dan nutrisi tambahan untuk anak; termasuk bantuan alat bebersih diri dan cuci; serta bantuan perlengkapan tidur.

Kemensos juga memberikan bantuan berupa nutrisi tambahan dan kebutuhan hidup layak, berupa susu berprotein, madu, minyak kayu putih, minyak zaitun, multivitamin, serta makanan lunak. Selama ini, orang tua hanya mampu memberikan makanan kepada Fiqri bubur dan kecap saja.

Selain itu, diberikan juga bantuan ATENSI berupa uang yang dipergunakan untuk biaya operasional selama menjalani perawatan di RSUD Brebes. Adapun, total bantuan yang disalurkan dari Kemensos untuk Fiqri sebesar Rp13 juta. Sementara, donasi dari para dermawan melalui kitabisa.com berupa uang untuk Fiqri sebanyak Rp58.704.905.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :