Rayakan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke 25, Mensos: Lansia Bahagia Bersama Keluarga

  • Rayakan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke 25, Mensos: Lansia Bahagia Bersama Keluarga
  • WhatsApp Image 2021-05-29 at 11.57.08 (2)
  • WhatsApp Image 2021-05-29 at 11.57.07
  • WhatsApp Image 2021-05-29 at 11.57.08

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (29 Mei 2021) - “Menghargai, menyayangi dan menghormati orang tua khususnya para lanjut usia bukanlah sesuatu yang berlebihan. Karena menjadi lanjut usia adalah sebuah keniscayaan,” Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini.Kata bijak ini menjadi pengantar perayaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke 25. HLUN yang diperingati setiap tanggal 29 Mei ini merupakan hari di mana negara Republik Indonesia mengapresiasi dan menghargai semangat jiwa raga serta peran penting dan strategi para lanjut usia (lansia) Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.

"Hari ini kita memperingati Hari Lanjut Usia Nasional yang ke-25 yang mengusung tema utama: Lansia Bahagia Bersama Keluarga sebagai wujud ucapan terima kasih kepada para lanjut usia dan semua orang tua kita atas jasa-jasa beliau dalam membesarkan, mewujudkan dan memberikan penghargaan," ungkap Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini.

Peringatan HLUN 2021 masih dalam nuansa yang berbeda, karena Indonesia masih berjuang melawan Pandemi Covid-19 yang mengguncang semua sektor, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan, salah satu kelompok yang terdampak yaitu para lansia.

"Saya menyadari bahwa masih banyak lansia yang tidak beruntung merayakan kebahagiaan dengan adanya Hari Lanjut Usia saat ini. Namun dengan adanya peringatan hari lanjut usia ini, paling tidak kita mengingatkan kembali, bahwa semua yang dilakukan orang tua untuk anak-anaknya dapat dipastikan sebagai pilihan yang terbaik," jelas Risma.

Risma mengatakan bahwa cukup banyak lansia yang sukses, sehat dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga, namun tidak sedikit yang mengalami kehidupan yang berat dan sulit di masa tuanya karena hidup kekurangan,  ditelantarkan dan hidup sendiri.

Kementerian Sosial hadir memberi dukungan, layanan dan program untuk mewujudkan lansia yang bahagia di hari tua. Kementerian Sosial menghadirkan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi lansia dan seluruh kelompok rentan seperti anak, penyandang disabilitas, tuna sosial dan korban perdagangan orang serta korban penyalahgunaan Napza yang ada di Indonesia. Program ATENSI ini dapat diakses melalui Balai Besar, Balai dan Loka Kementerian Sosial di seluruh Indonesia.

Program ATENSI ini diimplementasikan melalui 7 komponen layanan meliputi dukungan pemenuhan hidup layak, perawatan sosial, dukungan keluarga, terapi (fisik, psikososial, dan terapi mental spiritual), pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan, bantuan sosial dan asistensi sosial, serta dukungan aksesibilitas. Program ATENSI juga dapat berbasis keluarga, komunitas maupun residensial.

"Kami juga berupaya agar lansia di indonesia dan di luar negeri bisa merasakan kebahagiaan. Kami memiliki ide untuk membuat posyandu lansia, dimana mereka bisa bercerita, olahraga bersama dan melakukan kegiatan produktif lainnya sehingga mereka bisa saling memperhatikan," kata Risma.

Upaya Kementerian Sosial agar lansia bahagia diwujudkan melalui pengembangan Sentra Kreasi Atensi (SKA) sebagai wadah pemberdayaan bagi Lansia dan kelompok rentan lainnya untuk berkreasi, berkarya sehingga dapat hidup mandiri, memberikan Alat Bantu Aksesibilitas yang modern dan berkualitas untuk membantu Lansia dalam beraktifitas dan terus berkarya.

Upaya lainnya yaitu memberikan dukungan layanan pencatatan sipil untuk mendapatkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) di Balai-Balai Kementerian Sosial agar terpenuhi hak sipilnya sehingga dapat mengakses berbagai layanan dan program pemerintah, melakukan perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial diantaranya data lansia dan melakukan layanan penjangkauan kepada lansia dalam situasi darurat seperti korban bencana, penelantaran, kekerasan dan berbagai kasus yang mengancam kehidupan lansia.

Risma menyampaikan bahwa persoalan terkait lansia di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang sangat kompleks serta bervariasi, sehingga memerlukan strategi dan cara khusus untuk diselesaikan secara bersama-sama oleh seluruh unsur baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga sosial.

"Terima kasih untuk lansia di Indonesia dan di dunia yang saat ini hadir, karena berkat bapak ibu para lansia, kami ada, kami bisa berprestasi dan bisa menjalankan kepercayaan yang diberikan rakyat kepada kami semua," pungkas Risma.

Pada acara ini juga Kementerian Sosial memberikan penghargaan kepada lansia berprestasi, yaitu Saridjah Niung (Ibu Soed) yang merupakan pencipta lagu perjuangan dan anak-anak yang masa tuanya dihabiskan memberikan perhatian kepada anak-anak Indonesia dan tetap eksis dalam berkarya untuk memperkaya budaya bangsa.

Lansia berprestasi lainnya yaitu, Aminah Candrakasih yang dikenal telah membintangi ratusan film maupun sinetron dan masa tuanya masih berkontribusi memberi masukan pada dunia perfilman. Penghargaan juga diberikan kepada Sri Rosyati dan Sri Irianingsih, lansia kembar pendiri sekolah gratis Darurat Kartini bagi anak jalanan dan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Kini diusia lanjut tetap konsisten melakukan kegiatan kemanusiaan.

Penghargaan bagi lansia berprestasi di bidang olahraga yaitu Ellyas Pical, petinju profesional pertama asal Indonesia yang berhasil merai gelar internasional di luar negeri. Kini memasuki usia lanjut tetap eksis menggeluti olahraga tinju dan menjadi inspirasi bagi generasi muda karena prestasinya.
 
Tidak sampai disitu, Kementerian Sosial juga memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kepada Pusat Santunan Keluarga yang berada di 3 wilayah. Sebanyak 21 Pusaka di DKI Jakarta diberikan bantuan senilai Rp. 126,440 juta,  7 Pusaka di Banten diberikan bantuan senilai Rp. 138,6 juta dan 2 Pusaka di Jawa Barat Rp. 18,79 juta.

Acara Puncak HLUN ke 25 ini dihadiri secara virtual oleh 2000 peserta yang terdiri dari Pejabat Eselon I dan II Kemensos RI, Balai Besar/Balai/Loka Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Kementerian/Lembaga, Dinas Sosial Provinsi, UPTD PSTWD, Dinas Sosial Kabupaten/Kota, pegiatan lansia, dunia usaha, perguruan tinggi/universitas, PUSAKA, Profesional, perkumpulan/paguyuban dan masyarakat umum.
Bagikan :