Respon Banjir di Kabupaten Bima, Kemensos Terjunkan Tim Pendamping Rehsos

Respon Banjir di Kabupaten Bima, Kemensos Terjunkan Tim Pendamping Rehsos
Penulis :
Humas Balai Disabilitas Mahatmiya Bali
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BIMA (5 April 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Netra “Mahatmiya” Bali melakukan respon kasus atas atas arahan Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial terkait banjir bandang di wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.

Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB, keluarga yang terdampak banjir di Kec. Madapangga 1.672 KK/5.617 jiwa terdampak, Kec. Bolo 3.140/7.564 jiwa terdampak, Kec. Woha 3.173 KK/9.725 jiwa terdampak, Kec. Monta 991 KK/2.973 jiwa terdampak, dan Kec. Palibelo 493 KK/2.073 jiwa terdampak.

Tim Respon Kasus dipimpin oleh Kepala Layanan Rehabilitasi Sosial, Herlin Wahyuni Hidayat segera berkoordinasi dengan pemangku kepentingan yaitu Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bima, Andi Sirojudin serta Pendamping Penyandang Disabilitas. Berdasarkan informasi awal yang diperoleh, sejumlah penyandang disabilitas terkena dampak banjir bandang. 

Andi menyampaikan banyak penyandang disabilitas yang terkena dampak banjir kali ini. "Mohon mereka dibantu sesuai kebutuhan yang mendesak. Sembako sangat mereka butuhkan saat ini," ujarnya. 

Setelah mengantongi informasi, Tim segera turun ke lapangan dan mengunjungi satu keluarga yang memiliki empat penyandang disabilitas fisik berat. Ayah PD, Idris Abdullah menceritakan bahwa anak-anaknya telah menderita penyakit ini sejak kecil antara umur 7-9 tahun.

"Anak saya paling besar, Badaruddin sejak umur 9 tahun punya demam tinggi selama seminggu. Abis itu kakinya mulai lemes, tapi masih bisa jalan tapi perlahan mulai kaku hingga seperti sekarang ini," ungkap lelaki berkemeja coklat itu.

Ketika Tim melakukan assessment nampak Badaruddin (50 th) hanya bisa terbaring di tempat tidur. Tidak bisa duduk, persendian mengalami kekakuan, tangan dan kali terlihat mengecil dari ukuran seusianya. Ia terlihat bersih dan terawat, tidak ada bau menyengat. Komunikasi sulit, namun masih bisa dipahami.

Adiknya, Syahruddin (47 th) menderita hal yang sama. Saat umur 7 tahun ia mengalami panas tinggi hingga kejang. Tidak dibawa ke fasilitas kesehatan karena akses jauh dan tidak ada biaya, orang tua membawanya ke pengobatan tradisional. Ia susah berkomunikasi seperti kakaknya.

Permasalahan yang sama juga diderita anaknya yang ketiga Jasman (45 th) dan perempuan, Sriyati (38 th). Jasman saat berumur 8 tahun kasus yang sama seperti Syahrudin. Namun berbeda dengan anak terakhir. Idris menginformasikan kalau Sriyati saat umur 3 tahun melihat mahluk astral, berbadan tinggi besar, berwarna hitam hingga ketakutan dan pingsan. Ia.mengalami ketakutan hingga berhari-hari. Idris meyakini penyakit anaknya ini akibat ilmu mistis.

Tim langsung mengadakan koordinasi dengan Balai Besar Disabilitas Prof. DR. Soeharso Surakarta melalui foto dan video untuk penanganan lebih lanjut atas penyakit yang diderita keluarga tersebut.

Mewakili Kepala Balai Netra Mahatmiya Bali, Pekerja Sosial Madya, Ni Putu Esti memberikan bantuan berupa satu dus makanan cepat saji serta empat paket bantuan sembako yang terdiri dari beras, mie instan, kecap, saos, biskuit, sarden, minyak goreng, sabun mandi cair, serta sabun cuci pakaian.

Esti memberikan semangat agar keluarga tabah menghadapi cobaan ini. "Semoga bantuan yang kita berikan bisa sedikit membantu kebutuhan keluarga Pak Idris," harap Esti.

Perjalanan dilanjutkan ke lokasi kedua di Lembaga Kesejahteraan Sosial Cahaya Insan Ds. Rabakodo, Kec. Woha. Akses kesana tidak bisa dilalui dengan kendaraan bermotor karena jalanan masih tergenang air, mengharuskan Tim berjalan kaki sekitar 1 km untuk sampai di LKS.
.
Tampak air masih merendam bangunan LKS tersebut. Terlihat empat orang dengan gangguan jiwa, tiga diantaranya dalam satu ruangan, posisi terlentang dengan kaki dirantai. Satunya di bangunan lain, terlihat berbicara sendiri dengan kaki dirantai. Kasi LRS, Herlin Wahyuni menyerahkan bantuan makanan cepat saji untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka.

Balai Netra Mahatmiya Bali disamping memberikan bantuan enam dus makanan cepat saji sejumlah dan paket sembako 60 paket senilai 300 ribu, juga menyerahkan air mineral sebanyak 50 dus ke posko induk Tagana di Dinas Sosial Kabupaten Bima.

Selain melakukan respon kasus, Tim juga akan melaksanakan Layanan Dukungan Psikososial kepada warga disabilitas terdampak banjir esok hari (06/04).

Berdasarkan informasi dari BPBD (04/04), hujan turun selama sembilan jam menguyur di seluruh wilayah Kabupaten Bima, sehingga sekitar pukul 15:00 WITA Bendungan yang ada di Kec. Madapangga, Kec. Bolo, Kec. Woha dan Kec. Monta sudah tidak dapat menahan debit air dan meluap hingga menggenangi lahan persawahan dan perkampungan warga Kabupaten Bima, sampai dengan pukul 22:45 WITA banjir masih menerjangan pemukiman warga.
Bagikan :