Respon Cepat Kekeringan di Gunungkidul, Mensos Bangun Instalasi Pengolahan Air Bersih Melalui Program Keserasian Sosial

Respon Cepat Kekeringan di Gunungkidul, Mensos Bangun Instalasi Pengolahan Air Bersih Melalui Program Keserasian Sosial
Penulis :
Alif Mufida Ulya

GUNUNGKIDUL (23 November 2022) – Kementerian Sosial membangun instalasi pengolahan air bersih siap minum atas respon kekeringan yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini dilakukan Menteri Sosial Tri Rismaharini sebagai tindak lanjut dari aspirasi anggota Komisi VIII DPR RI My Esti Wijayati.

"Saya dapat laporan dari media, terjadi kekeringan di beberapa desa di Kabupaten Gunungkidul, salah satunya Desa Gombang," kata Mensos saat meresmikan Instalasi Pengolahan Air Terpadu (Air Bersih Siap Minum) di Desa Gombang, Gunungkidul, Senin (21/11).

Selama bertahun-tahun, masyarakat Desa Gombang hanya mendapatkan kualitas air yang keruh dan berkapur. Padahal, air memegang peranan besar terhadap kehidupan masyarakat. Tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga kesejahteraan.

Didampingi Komisi VIII DPR RI My Esti Wijayati, Bupati Gunungkidul H. Sunaryanta dan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Non Alam (PSKBSNA) Mira Riyati Kurniasih, Mensos memastikan keberadaan akses air bersih di Desa Gombang, Gunungkidul berjalan baik dan dapat digunakan oleh semua warga secara bersama-sama melalui Program Keserasian Sosial.

Program Keserasian Sosial merupakan program yang mendukung/menjamin terciptanya relasi dan interaksi sosial antar warga masyarakat yang dinamis, selaras, dan seimbang untuk hidup berdampingan secara damai berdasarkan kesetaraan, kebersamaan, dan persaudaraan sejati.

"Dari dulu, saya dengar masalahnya kok air terus. Kemudian, kita dibantu komunikasi intens dengan Ibu My Esti Wijayati di Komisi VIII DPR RI, kita survey bersama, bagaimana memenuhi kebutuhan air bersih?” ucap Mensos yang menyoroti permasalahan permanen masyarakat di wilayah Gunungkidul.

Setelah dilakukan survey, Mensos menyatakan ada satu wilayah di Gunungkidul yang memungkinkan untuk dipasang instalasi pengolahan air terpadu yang siap minum. Meski begitu, jalan yang dilalui tidaklah mudah.

“Walaupun, tim saya melaporkan bahwa lokasi penarikannya jauh, beberapa kilometer, namun saya putuskan, kita harus jalan terus. Sebab, kesulitannya tidak seberapa dibanding kebutuhan dan kebermanfaatan bagi masyarakat," ucap dia.

Menurut Risma, program air bersih ini merupakan program yang memiliki urgensi tinggi. Dengan program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Gombang. 

"Alhamdulillah, sekarang terwujud. Memang baru 2 pedukuhan, nanti kita cek debitnya. Kebutuhannya 9 pedukuhan, jadi masih kurang 7. Ke depan, mudah-mudahan bisa kita realisasikan bersama yang kurang," kata Risma.

Terkait hal ini, Direktur PSKBSNA, Mira Riyati Kurniasih menjelaskan bahwa Kemensos telah berhasil menyediakan air bersih bagi 2 dusun di Desa Gombang, yaitu Dusun Ketonggo dan Dusun Pakrandu. Tidak kurang dari 90 KK sudah terakses menggunakan air bersih.

Dengan adanya instalasi tersebut, 12.000 liter atau setara 600 galon perhari dapat dimanfaatkan bersama secara gratis. "Dulu, per 6.000 liter dibeli Rp300 ribu. Sekarang, uang itu bisa digunakan untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas,” kata Mira.

Bahkan, lanjutnya, Kemensos juga memberikan bantuan Penguatan Ekonomi Masyarakat berupa ternak kambing sebanyak 20 ekor dan bibit pakan ternak sorgum bagi warga sekitar Desa Gombang, “Sehingga total bantuan yang diberikan Kemensos bagi masyarakat Desa Gombang senilai Rp 1,2 miliar lebih,” ucap Mira menambahkan.

Manfaat Instalasi Air Bersih Dirasakan Masyarakat

Proses kerja dari instalasi air bersih ini, dijelaskan Mira, efisien lantaran menggunakan tenaga surya. Tahapan pengolahannya pun melalui proses filter air sumur, dialirkan ke electro flocculator untuk dilakukan pemisahan limbah seperti kadar besi, lumpur dan kapur. Setelah itu, air dialirkan ke dalam tangki produksi, untuk kemudian dicampurkan oleh pengganti kaporit yang berbahan dasar garam. 

“Melalui electro chlorinator sebagai proses pembasmi bakteri, air dimasukkan ke AWSS yang langsung dialirkan ke rumah-rumah warga sehingga dapat digunakan untuk MCK dan kebutuhan sehari-hari. Khusus instalasi yang berada di Dusun Pakrandu, air, bahkan dapat dimanfaatkan secara langsung untuk diminum tanpa perlu dimasak,” kata Mira menerangkan cara kerja instalasi air bersih.

Berkat bantuan penyediaan instalasi Pengolahan Air Terpadu (Air Bersih Siap Minum), saat ini, masyarakat Desa Gombang dapat merasakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari langsung dari rumah masing-masing. Tak ada lagi cerita masyarakat harus melalui jalan sulit dan panjang ke pegunungan untuk mengambil air bersih.

Warsito (75), misalnya. Ia jadi salah satu warga yang rumahnya disambangi langsung oleh Mensos. Kepada Mensos, ia menyampaikan bahwa akses air bersih kini tersedia setiap saat di rumahnya. Sebelumnya, ia mengandalkan air dari tadah hujan, air PDAM atau membeli, yang jaraknya cukup jauh dari rumah. Hal ini cukup riskan dilakukan untuk warga seusianya. "Lega, bahagia, air (bersih) sudah ada, Alhamdulilah," ucap Warsito.

Terpenuhinya kebutuhan air bersih ini sejalan dengan harapan Mensos dalam penguatan masyarakat melalui Program Keserasian Sosial bahwa kehadiran air bersih dapat meningkatkan toleransi, kepedulian dan gotong royong di masyarakat.

“Tidak hanya itu, lebih jauh, kesehatan, serta perekonomian masyarakat Gombang pun, ke depan, juga harus meningkat sebagai dampak dari hadirnya air bersih ini,” pungkas Mira.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI 
Bagikan :