Penulis :
Humas Balai Antasena Magelang
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
SEMARANG (7 Februari 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Anak Antasena Magelang merespon cepat kejadian longsor yang terjadi di Kota Semarang. Longsor yang terjadi pada Sabtu pagi tersebut disebabkan oleh hujan yang turun sejak Jumat sore dan meningkat intensitasnya pada Jumat malam hingga dini hari. Hasil pantauan di lapangan terjadi longsor di beberapa titik, salah satunya di Kelurahan Lempongsari Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang. Dampak longsor terparah terjadi di RW 06 tepatnya di RT 01, RT 03 dan RT 05 dimana disini longsor terjadi sebanyak 2 kali yaitu jam 5 dan 8 pagi.
Tidak ada korban jiwa pada kejadian ini namun terdapat 7 rumah yang terdampak longsor, 4 diantaranya terkena material longsor hingga menyebabkan rusak dibagian belakang rumah dan 3 rumah lainnya kehilangan jalan untuk akses menuju rumah. Sejauh ini masih terdapat 3 lagi motor tertimbun material longsor yang belum dievakuasi.
“Kedatangan kami adalah untuk melakukan koordinasi dan asesmen kebutuhan para pengungsi, serta melakukan trauma healing atau layanan dampingan psikososial terutama kepada anak-anak terdampak longsor,” ujar Faisal, Kepala Balai Anak Antasena Magelang.
Informasi dari ketua RW 06 Kelurahan Lempongsari, Feri, bahwa saat ini ada 34 pengungsi dari 3 RT yang terkena longsor 5 diantaranya adalah anak-anak, 24 dewasa, 5 lansia dan tidak ada pengungsi disabilitas.
“Untuk kebutuhan makan para pengungsi kami tidak mendirikan dapur umum, hanya memasak di salahsatu rumah warga dan yang memasakpun kami batasi hanya 3 orang, ini untuk mencegah kerumunan dan penularan Covid-19 yang memang di lingkungan kami ini cukup tinggi,” ungkap Hesti, Ketua PKK RW. 06 Kelurahan Lempongsari. “Untuk permakanan terutama permakanan kering untuk saat ini masih sangat mencukupi, untuk menghindari penumpukan logistik kami baru akan berkoordinasi dengan petugas posko dan petugas logistik jika persediaan sudah mulai menipis,” tambahnya.
Selain melakukan trauma healing kepada anak-anak terdampak longsor yang dilakukan di tempat pengungsian, Petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Antasena juga melihat langsung lokasi longsor. Salah satu korban longsor, Sutrisman, menceritakan apa yang dialaminya, “Daerah kami memang rawan longsor, tetapi sudah lama tidak terjadi longsor. Saya merasakan ada getaran sejak subuh kemudian pada pagi hari saya diberi tahu tetangga saya, Pak Parjo kalau jalan didepan rumahnya telah amblas,” tuturnya.
Dari pantauan di lapangan, untuk pembersihan material longsor telah dilakukan secara gotong royong yg melibatkan pihak masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum, TNI, Polri, Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dan Karang Taruna. Sementara Dinas pekerjaan umum akan mengerahkan alat berat utk mengangkat dan mengangkut material longsor.
Bagikan :