Rona Bahagia Penjahit dan Tukang Ojek Daring Usai Terima BST di Kota Pahlawan
JAKARTA
(15 Oktober 2020) – Hari itu Rabu (7/10/2020) di Kantor Pos Kebon Rejo,
Kota Surabaya, Jawa Timur, tak seperti biasanya ada acara penyuluhan penyaluran
Bantuan Sosial Tunai (BST) Tahap VII dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan.
Tak
tanggung-tanggung acara dihadiri langsung oleh Menteri Sosial Juliari P. Batubara,
Dirut PT Pos Indonesia Faizal Rochmad
Djoemadi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, dan sederet pejabat penting
lainnya.
Dari
sekian warga yang hadir, ada rona bahagia yang tidak bisa disembunyikan di
wajah Mulyati, seorang warga Asemrowo, Kota Surabaya.
Betapa
tidak, usai didata pengurus lingkungan beberapa bulan sebelumnya dan kini ia
termasuk warga yang menerima BST Rp 300 ribu dari Kementerian Sosial RI.
“Sejak
ada COVID-19 usaha saya sebagai penjahit sepi, tapi alhamdulillah dengan
menerima bantuan dari Kementerian Sosial RI, rasanya senang sekali tak bisa
diucapkan kata-kata, ” ungkap janda ini.
Dengan
polos, Mulyati menceritakan ia telah menerima bantuan sosial setiap bulan mulai
Agustus lalu dan itu sangat membantu memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari,
di antaranya untuk membayar listrik, PDAM, serta membeli beras.
“Saya
bersyukur sekali saat COVID-19 seperti saat ini masih mendapat BST Rp 300 ribu
dari Kemensos,” ujar Mulyati, berkaca-kaca.
Ternyata,
perasaan bahagia hari itu bukan milik Mulyati seorang. Tapi juga diraskan
seorang tukang ojek daring, Ali yang merasakan hal sama. Ngojek saat COVID-19
sepi penumpang.
“Saya
bersyukur sudah enam kali menerima BST dari Kemensos, dan berharap kondisi COVID-19 ini segera kembali normal seperti semula," ujarnya Ali, dengan
dialek kental khas Jawa Timuran.
Presiden
Jokowi sangat peduli nasib rakyat kecil dengan menggulirkan berbagai bantuan
sosial, salah satunya dari Kementerian Sosial RI berupa BST.
BST
diluncurkan khusus bagi warga terdampak COVID-19, agar bisa mengurangi beban
dan meningkat daya beli masyarakat sebagai akibat dari pandemi.
Tak
hanya itu, BST diharapkan mampu meringankan beban hidup
bagi warga yang harus kehilangan pekerjaan atau dirumahkan karena tempat
kerjanya tidak beroperasi.
Data
Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) merilis data realisasi BST di Kota Surabaya
Tahap I Mei-Juni berjumlah 172.807 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Tahap II
Juni–Juli 169.601 KPM, Tahap III Agustus sebanyak 168.291 KPM.
Sedangkan,
untuk pada tahap IV bulan Juli, sebanyak 166.400 KPM tahap V bulan Agustus
166.400 KPM.
Warga
penerima BST menerima bantuan uang tunai sebesar Rp 600 ribu per kepala
keluarga setiap bulannya selama tiga bulan dan Rp300 ribu per KPM setiap bulan
selama enam bulan.
Adapun
sasaran penerima BST di Kota Surabaya sebanyak 225.255 KPM dengan
nilai total Rp 67.576.500.000.
“Hingga
hari ini dari 1,2 juta penerima BST Tahap VII di Jatim sudah terealisasi 1,19
juta jiwa atau mencapai 99, 12 persen, sehingga tinggal 10 ribu keluarga lagi,
” ucap Dirut PT Pos Indonesia Faizal
Rochmad Djoemadi.
Dari
total 1,2 juta penerima BST di Jatim tersebut, di Kota Surabaya sebanyak 162
ribu KPM. Saat ini, di Surabaya sudah terealisasi 161 KPM atau tercapai 99,43
persen jadi tinggal 932 keluarga lagi.
Setiap
hari ada 16 ribu penerima BST di seluruh kabupaten/kota di Jatim, khusus pada
hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai 43 ribu penerima BST.
"Tentu
saja, bagi PT Pos ini sebagai penghormatan dari Pak Mensos untuk menyalurkan
BST. Semoga jadi amal ibadah dan
memberikan kontribusi nyata untuk pemulihan ekonomi Nasional," harap
Faizal.
Dalam
sambutannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan saat penyerahan
bantuan saat terjadi COVID-19 , sempat bingung karena banyak warga Surabaya
tidak bekerja lagi.
"Kami
harus merawat pasien dalam jumlah besar, karena penyakit COVID-19 amat ganas
sekali. Jadi banyak tiba-tiba langsung meninggal," ungkap Risma.
Risma
mengeluh kepada Mensos agar bisa dinaikkan jumlah penerima manfaat BST
dikarenakan penerima BST sedikit. di sisi lain banyak warga yang membutuhkan.
"Tapi
alhamdulillah, pak Menteri Sosial bilang iya mbak saya tambahin,"
terangnya.
Mewakili
warga Surabaya, Risma mengucapkan terima kasih kepada Mensos yang sudah
mendambah jumlah penerima BST.
Berkat
bantuan dari Mensos ditambah sehingga banyak warga yang banyak dapat bantuan
untuk menopang hidup selama pandemi ini.
Menteri
Sosial RI, Juliari P. Batubara menyatakan BST adalah instruksi langsung dari
Presiden RI Jokowi yang disalurkan melalui Kemensos.
"Kalau
tidak ada instruksi dari Presiden, saya kira program ini belum tentu ada,"
terang Juliari.
Mensos
berharap kepada KPM agar dengan bantuan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin. Salah satunya yakni untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari.
"Bantuan
yang dierima uangnya untuk membeli kebutuhan yang paling mendesak. Bantuan ini
dapat digunakan dan dimanfaatkan sebaik mungkin," harap Juliari.
Selain
itu, Mensos menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
realisasi dan setiap penyaluran program BST bisa berjalan dengan baik.
"Saya
ucapkan terima kasih kepada PT Pos Indonesia sebagai mitra, juga terima kasih
secara khusus kepada Ibu Wali Kota dan jajaran Pemkot Surabaya karena koordinasinya
selama ini sangat bagus sekali," kata Juliari.
Penyaluran
Bantuan Sosial Beras (BSB)
Mensos Juliari P. Batubara dan Wali Kota Surabaya
Risma bergeser ke Kantor Kecamatan
Gayungan Jalan Masjid Agung No 2, Gayungan, Surabaya untuk peluncuran BSB.
Bansos
terbaru dari Kemensos yang baru diluncurkan pada September lalu adalah BSB
dengan target penerima adalah 9 juta KPM Program Keluarga Harapan (PKH), dengan besarn ditetapkan 15 kg/KPM/bulan
selama 3 bulan.
Beras
disalurkan di Provinsi Jawa Timur sebanyak 77.826.825 kg untuk 1.729.485 KPM
PKH. Saat ini, realisasi penyaluran beras dari gudang Bulog mencapai 47 persen
atau sebanyak 36.959.295 kg berdasarkan data transporter, bansos beras sudah
didistribusikan ke KPM PKH sebanyak 29.902.290 kg (80.91 persen).
"Diharapkan
BSB bisa membantu kebutuhan pokok setiap KPM dan warga yang mendapatkan beras
premium dari Perum Bulog," harap Juliari.
Mensos
pun berpesan kepada KPM untuk memanfaatkan sebaik-baiknya bantuan yang sudah
didapatkan.
Juga,
Mensos meminta agar para pendamping PKH untuk terus bersemangat melayani warga.
Sebab, bagi Juliari bahwa pendamping ujung tombak mensukseskan program bansos
di Kemensos.
Selama
ini, kata Wali Kota Risma bahwa program PKH di Surabaya setiap bulan berjalan
lancar tanpa kendala. Bahkan, KPM mendapat program bisa menerimanya dengan
baik.
Risma
meminta agar para pendamping PKH terus melayani masyarakat dengan
sungguh-sungguh. Sebab, jika dilakukan atas dasar kemanusiaan, Tuhan pasti akan
membalas kebaikan itu dengan balasan yang lebih besar.
"Jadi,
karena tadi tujuannya untuk mengentas kemiskinan warga agar bisa sejahtera,
saya mohon ayo kita benar-benar sungguh-sungguh," tandas Risma.
Direktur
DNR Logistik, Transporter Bansos, Jerry Tengker menilai dalam penyaluran
pihaknya dikawal Tim Pendamping PKH dan penyerahannya sendiri, DNR akan
membagikan bantuan ini ke seluruh Jawa Timur.
"DNR
Logistik menyalurkan bersama tim pendamping PKH dan untuk Jawa Timur total ada
1,7 juta, sedangkan di Kota Surabaya ada 114.000," pungkas Jerry.
Biro
Hubungan Masyarakat
Kementerian
Sosial RI