Rusun Fasilitas Lengkap di Jakarta, Sewanya Cuma Rp10.000 per Bulan
Penulis :
Ditya Nur Kusumaningdyah
Penerjemah :
Laili Hariroh
JAKARTA (21 Januari 2024)
– Bukan hoaks. Kenyataannya memang begitu. Harga sewa rumah susun
Kemensos di Jakarta, hanya Rp 10.000 per bulan. Padahal, fasilitasnya
sangat lengkap mulai dari tempat tidur tingkat, meja makan, dapur
beserta kompor gas dan perlengkapannya hingga kamar mandi toilet duduk.
Rumah susun Kemensos tersebut berada di Sentra Mulya Jaya Bambu Apus, Kecamatan Cipayung Jakarta Timur serta di Sentra Terpadu Pangudi Luhur di Bekasi. Masing-masing kamar ukurannya sekitar 24 m2, yang artinya cukup memadai untuk keluarga kecil.
Kedua rumah susun sewa ini dibangun atas kerja sama Kementerian Sosial dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diresmikan pada 2023 lalu. Rusun ini dibangun khusus bagi masyarakat pra sejahtera/kelompok miskin dan rentan.
"Betul dikenakan biaya sewa Rp 10 ribu per bulan, yang sebenarnya akan kembali ke mereka. Semacam dana sosial," kata Kepala Sentra Mulya Jaya, Adrianus Alla di Jakarta, Sabtu (20/1).
Bukan cuma kamar, di rumah susun Kemensos tersebut juga tersedia berbagai fasilitas umum seperti musholla, lahan parkir, pojok baca anak, ruang serbaguna, loker, sistem keamanan CCTV, akses pembuangan sampah, jaring pengaman, aksesibilitas disabilitas, toilet disabilitas dan toilet umum, ruang tunggu di setiap lantai, dan jalur evakuasi.
Salah satu penghuni Rusun Mulya Jaya, Tito Suwignyo (62) mengatakan, sudah 10 bulan menempati Rusun Mulya Jaya. Sebelumnya ia hidup di jalanan. "Alhamdulillah, semenjak 17 tahun baru ada Ibu Menteri Sosial yang memperhatikan kami. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Ibu Menteri Risma. Apalagi bayarnya cuma Rp 10.000 per bulan. Kita tinggal masuk doang bawa badan dan pakaian," ucap Tito dengan perasaan haru.
Tito merupakan penerima manfaat (PM) yang pernah ditemui tim Kemensos sedang memulung di daerah Kalibata. Tito sudah 17 tahun menjadi pemulung. Kini Tito mencoba peruntungannya dengan berdagang lontong sayur dan soto di daerah Mampang, Jakarta Selatan.
Selain diberikan hunian layak, Kementerian Sosial juga memberikan pemberdayaan bagi PM yang sebelumnya mempunyai pekerjaan tetapi dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Elmi Wati, Penyuluh Sosial Ahli Madya yang juga merupakan pengelola rusun tersebut menyatakan 71 kamar yang terisi ini terdiri dari Disabilitas, lansia dan kelompok rentan dengan total 205 jiwa.
Sementara itu di Rusun Pangudi Luhur, tersedia 95 kamar dengan keamanan yang sangat memadai. “Khusus untuk lantai dasar diprioritaskan untuk penyandang disabilitas,” kata Syafrudin, Penyuluh Sosial Kementerian Sosial.
Di Rusun Pangudi Luhur juga memberikan pendampingan untuk usaha. Setiap penghuni rusun dilatih untuk berusaha. Hasil usaha ditabung dan sedapat mungkin dipakai untuk mencicil rumah, sehingga penghuni rusun kelak bisa mandiri dan memiliki rumah sendiri.
Rumah susun Kemensos tersebut berada di Sentra Mulya Jaya Bambu Apus, Kecamatan Cipayung Jakarta Timur serta di Sentra Terpadu Pangudi Luhur di Bekasi. Masing-masing kamar ukurannya sekitar 24 m2, yang artinya cukup memadai untuk keluarga kecil.
Kedua rumah susun sewa ini dibangun atas kerja sama Kementerian Sosial dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang diresmikan pada 2023 lalu. Rusun ini dibangun khusus bagi masyarakat pra sejahtera/kelompok miskin dan rentan.
"Betul dikenakan biaya sewa Rp 10 ribu per bulan, yang sebenarnya akan kembali ke mereka. Semacam dana sosial," kata Kepala Sentra Mulya Jaya, Adrianus Alla di Jakarta, Sabtu (20/1).
Bukan cuma kamar, di rumah susun Kemensos tersebut juga tersedia berbagai fasilitas umum seperti musholla, lahan parkir, pojok baca anak, ruang serbaguna, loker, sistem keamanan CCTV, akses pembuangan sampah, jaring pengaman, aksesibilitas disabilitas, toilet disabilitas dan toilet umum, ruang tunggu di setiap lantai, dan jalur evakuasi.
Salah satu penghuni Rusun Mulya Jaya, Tito Suwignyo (62) mengatakan, sudah 10 bulan menempati Rusun Mulya Jaya. Sebelumnya ia hidup di jalanan. "Alhamdulillah, semenjak 17 tahun baru ada Ibu Menteri Sosial yang memperhatikan kami. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Ibu Menteri Risma. Apalagi bayarnya cuma Rp 10.000 per bulan. Kita tinggal masuk doang bawa badan dan pakaian," ucap Tito dengan perasaan haru.
Tito merupakan penerima manfaat (PM) yang pernah ditemui tim Kemensos sedang memulung di daerah Kalibata. Tito sudah 17 tahun menjadi pemulung. Kini Tito mencoba peruntungannya dengan berdagang lontong sayur dan soto di daerah Mampang, Jakarta Selatan.
Selain diberikan hunian layak, Kementerian Sosial juga memberikan pemberdayaan bagi PM yang sebelumnya mempunyai pekerjaan tetapi dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Elmi Wati, Penyuluh Sosial Ahli Madya yang juga merupakan pengelola rusun tersebut menyatakan 71 kamar yang terisi ini terdiri dari Disabilitas, lansia dan kelompok rentan dengan total 205 jiwa.
Sementara itu di Rusun Pangudi Luhur, tersedia 95 kamar dengan keamanan yang sangat memadai. “Khusus untuk lantai dasar diprioritaskan untuk penyandang disabilitas,” kata Syafrudin, Penyuluh Sosial Kementerian Sosial.
Di Rusun Pangudi Luhur juga memberikan pendampingan untuk usaha. Setiap penghuni rusun dilatih untuk berusaha. Hasil usaha ditabung dan sedapat mungkin dipakai untuk mencicil rumah, sehingga penghuni rusun kelak bisa mandiri dan memiliki rumah sendiri.
Bagikan :