Sedih Ada Anak Membuang Orangtuanya, Mensos: Yang Saat Ini Gagah Perkasa Akan Menjadi Lansia Kalau Sampai Umurnya
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Laili Hariroh
JAKARTA (31 Mei 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengungkapkan perasaan sedihnya. Ia mendapatkan laporan, ada anak yang membuang orangtuanya di tengah jalan.
Orangtua tersebut sudah tergolong lansia dan tidak ada tempat bergantung. “Saya sedih karena mendapatkan laporan ada lansia yang dibuang oleh anaknya. Dia diturunkan di tengah jalan dan tidak dirawat. Alasannya karena membebani. Lansia bukan beban negara," kata Mensos di Jakarta (31/05).
Dalam kunjungannya ke sejumlah daerah, Mensos mendapatkan banyak informasi. Ia mendapatkan laporan beberapa kasus ada lansia yang tinggal sendiri ditemukan sudah meninggal 4 hari kemudian. “Ini tidak ada yang tahu. Ini tidak bisa diteruskan. Maka harus ada solusinya,” katanya.
Untuk lansia tunggal (lansia yang tinggal sendiri), permasalahan seperti ini banyak terjadi. Maka solusinya adalah adanya kepedulian dan kebersamaan masyarakat sekitar. “Itulah perlunya kita mendirikan layanan terpadu untuk lansia. Jadi kalau ada pemeriksaan dalam layanan terpadu tadi, dan ada lansia yang tidak hadir, bisa diketahui sejak awal apa sebabnya,” kata Mensos.
Kepada seluruh elemen masyarakat, Mensos mengingatkan, semua yang saat ini gagah perkasa akan menjadi lansia, kalau ada umur panjang. Maka ia meminta agar semua elemen masyarakat ikut memberikan ruang kepada lansia, agar mereka mendapatkan hak-haknya.
Yang paling berkewajiban memastikan hal itu adalah keluarganya, dalam hal ini adalah anak-anaknya. Mensos menekankan, bahwa pemerintah menganut kebijakan yang berorientasi meningkatkan kualitas hidup lansia. "Kemensos memberikan perhatian kepada lansia yang hidup sendiri dan secara ekonomi kekurangan. Karena mereka adalah tanggung jawab negara," katanya.
Kemensos berpandangan bahwa lansia bukan merupakan beban negara. Mensos menyatakan, usia tua tidak berarti seseorang kehilangan produktifitas. “Lansia bisa tetap produktif. Tapi bukan bermaksud lansia disuruh bekerja. Tapi mereka bisa beraktivitas yang bermanfaat untuk lingkungan. Kalau mereka gembira kan bisa menambah imun," katanya.
Untuk menangani kebutuhan lansia tunggal, tidak mudah dilakukan, perlu memang treatment berbeda. Sebab kalau opsinya membawa mereka ke sentra (balai), tidak semua lansia mau tinggal di sentra. “Itu yang masalah. Sementara kalau tinggal di rumahnya, siapa yang akan memasak? Kemudian bagaimana dia beraktivitas. Apalagi kalau sudah tidak bisa beraktivitas. Biasanya kalau sudah nggak bisa kita langsung antar ke balai kita,” katanya.
Tapi kalau masih bisa beraktivitas dapat dibantu Kemensos dengan mentitipkan permakanan ke perangkat desa. “Ada kebijakan untuk lansia tunggal dapat dua bansos. Hanya kalau dapat dua bansos belum tentu bisa masak sendiri. Maka sekarang kita gerakkan para pendamping,” katanya.
Menyambut Hari Lanjut Usia Nasional ke-26, Mensos menyerukan kepedulian seluruh masyarakat agar lansia merasakan kehadiran 'keluarga' di usia senja mereka. Dengan demikian, diharapkan lansia semakin sehat, kuat dan berdaya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :