Sentra "Dharma Guna" Kemensos Respon Cepat Lima Kasus Berbeda di Kabupaten Bengkulu Selatan

Sentra "Dharma Guna" Kemensos Respon Cepat Lima Kasus Berbeda di Kabupaten Bengkulu Selatan
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Fia Arista Dewi

BENGKULU (19 Februari 2023) - Sentra "Dharma Guna" di Bengkulu melakukan respon kasus terhadap empat anak yang mengalami gangguan kesehatan sejak lahir. Empat anak tersebut adalah Atharrazka Albiru Sanatria, Alicia Zhafira Bramana, Gheby, dan Annisa. Satu lagi adalah orang dewasa yakni Yulian Efendi yang mengalami musibah kebakaran.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini agar seluruh jajaran Kemensos tanggap merespon permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Sejalan dengan itu, Kepala Sentra "Dharma Guna" di Bengkulu Syam Wuryani menginstruksikan jajarannya untuk merespon kelima warga Kabupaten Bengkulu Utara tersebut. "Tim Sentra telah melakukan asesmen terhadap kelima orang tersebut. Sentra juga membantu memfasilitasi mereka agar terakses pada layanan kesehatan," kata Syam Wuryani, Minggu (19/02).

Atharrazka lahir tanpa bola mata dan langit-langit. Sejak lahir pada 1 Desember 2022, Athar menjalani perawatan selama sepuluh hari di RS Asy-Syifa di Bengkulu Selatan. Ia menderita sesak nafas dan kesulitan mengkonsumsi susu lantaran tidak memiliki langit-langit mulut. 

Adapun Alicia, sejak lahir tidak memiliki lubang pembuangan sehingga harus dibuatkan lubang pembuangan melalui perutnya.

Kasus ketiga adalah Gheby (7,5). Sejak berusia 6 bulan, dia sudah didiagnosa menderita jantung bocor. Akhir tahun lalu, siswi kelas satu Sekolah Dasar (SD) ini, tanpa sengaja terkena tinju kawan sehingga harus dirawat di RSUD Damrah di Bengkulu Selatan. 

Kasus ke empat adalah Annisa (14). Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini mengalami kelainan pada limpa, peredaran darah dan tumbuh kembang. Badannya pendek dan perut membesar. Raut wajahnya seperti lansia.

"Empat anak tersebut datang dari keluarga kurang mampu. Jadi, saat harus mengakses layanan kesehatan, orang tuanya terkendala biaya," kata Syam Wuryani.

Saat ini, orang tua Athar membutuhkan biaya untuk pemeriksaaan lebih lanjut di RS M. Yunus di Kota Bengkulu. Untuk Alicia, telah dirujuk ke RS. M. Hoesin di Palembang untuk operasi pembuatan saluran pembuangan melalui perut setelah menginjak usia 7 bulan. Namun, karena kondisi kesehatanya menurun, operasi belum dilaksanakan. Kini, saat kondisinya stabil, ketiadaan biaya menjadi kendala dilakukannya operasi. 

Terhadap Gheby, dokter di RSUD Damrah di Bengkulu Selatan dan RSUD M. Yunus, merekomendasikan agar segera dilakukan tindakan operasi di RS Harapan Kita di Jakarta. Lagi-lagi, masalah biaya menjadi salah satu kendala. 

Pada kunjungan pertama, tim Sentra "Dharma Guna" di Bengkulu memberikan bantuan kepada keempat PPKS tersebut berupa paket sembako (beras, minyak goreng, sarden, telur), perlengkapan ADL (sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi, sikat gigi, shampoo), kebutuhan nutrisi (susu, biskuit, madu, multivitamin, jus buah, roti tawar, selai), dan perlengkapan sandang. 

"Selain itu, kami juga berkoordinasi aktif dengan rumah sakit rujukan, baik di RS M. Yunus di Bengkulu, RS. Hoesin di Palembang, RS Harapan Kita di Jakarta dan mitra Sentra di Palembang, maupun di Jakarta agar PPKS mendapat layanan dengan segera," Syam Wuryani menjelaskan.

Kemudian, tim juga merespon kasus yang dialami Yulian Efendi. Pria 54 tahun ini merupakan korban kebakaran, pada 2 Februari 2023. Si jago merah menghanguskan seluruhnya rumah, beserta isinya. Beruntung, tidak ada korban jiwa. 

Saat ini, Yulian dengan istri dan dua orang anaknya menumpang tinggal di keluarga terdekat. Rumah sederhana tengah dibangun atas bantuan dari BAZNAS dan masyarakat sekitar.

Sentra "Dharma Guna" di Bengkulu memberikan bantuan kedaruratan berupa sembako (beras, minyak, telur, sarden), kasur, bantal, selimut, sprei, karpet, perlengkapan ADL, peralatan dapur, perlengkapan memasak, dan perlengkapan sekolah.

"Semoga bantuan tersebut dapat sedikit mengurangi beban hidup kelima keluarga tersebut," kata Syam Wuryani.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :