Sentra Handayani Respon Upaya Tindak Lanjut Penanganan Anak PMIB Penderita Penyakit Jantung
PURWAKARTA (16 Juni
2022) – Kementerian
Sosial melalui Sentra Handayani melakukan tindak lanjut penanganan anak PMIB
yang didiagnosa mengidap penyakit jantung. Pada bulan April 2022
Menteri Sosial, Tri Rismaharini membantu sekaligus mendampingi pemulangan 34
Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) dari Arab Saudi. Sesampainya di
Indonesia, seluruh PMIB mendapatkan perhatian penuh dari Menteri Sosial.
Seluruh UPT milik
Kementerian Sosial, langsung melakukan proses asesmen untuk mengetahui
identitas, kondisi, serta kebutuhan PMIB. Sentra "Handayani" di
Jakarta, melakukan asesmen terhadap beberapa PMIB yang berdomisili dari
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.
Nia (40), adalah
salah satu PMIB yang berasal dari Kab. Purwakarta sudah 4 kali pulang pergi
bekerja di Arab Saudi dan memiliki 3 anak, satu diantaranya sudah menikah.
Suami nya bekerja sebagi petani dan pekerjaan serabutan lainnya.
Nia, tidak ingin
kembali bekerja di luar negeri karena kondisi fisik anak ketiganya, Salsa (8)
yang kian mengkhawatirkan. "Kapok", keluh Nia saat ditanya adakah
keinginan kembali bekerja di luar negeri.
Salsa diketahui
mengidap penyakit jantung. Sejak berusia 3 tahun, sering terlihat
terengah-engah saat bernafas, tidak bisa bermain seperti anak lainnya
karena ia akan merasa lemas apabila terlalu banyak beraktifitas.
Ketika dilakukan
pemeriksaan ke Puskesmas, Salsa memiliki flek pada jantungnya. Tidak
mendapatkan perawatan intensif, saat berusia 5 tahun, Salsa mengalami demam
tinggi, mulut dan kuku membiru, serta kesulitan bernafas. Awalnya Ketika
diperiksa ke bidan setempat dan dinyatakan kekurangan gizi karena berat badan
nya dibawah rata-rata anak seusianya.
Ayah nya memeriksakan
Salsa ke Rumah Sakit. Dengan memanfaatkan layanan kartu BPJS berbayar
setiap bulannya.
Dokter menyatakan
bahwa Salsa harus segera diberikan tindakan operasi. Namun, karena kurang
lengkapnya perlengkapan medis di RS tersebut, Dokter menyarankan harus dirawat
secara intensif di RS Jakarta dengan peralatan memadai.
Terkendala biaya,
suami Nia hanya merawat Salsa secara tradisional serta memberikan obat yang
harus dikonsumsi selama 6 bulan. Namun sayangnya, tidak diteruskan setelah 4
bulan mengkonsumsi obat tersebut. BPJS yang dimilikipun saat ini tidak terbayar
hingga tunggakan yang cukup besar.
Salsa tidak lagi
mendapatkan perawatan medis apapun untuk mengobati penyakitnya. Sehingga, tidak
mengalami perkembangan fisik lebih baik di usianya kini. Ia masih memiliki
berat badan yang kurang, sering merasa lemas, dan tidak bisa beraktifitas
secara maksimal tanpa bantuan orang lain.
Kepala Sentra
"Handayani", Anna Puspasari segera melakukan tindakan cepat untuk
membantu permasalahan Nia dan Salsa. "Salsa harus segera dilakukan
perawatan medis, karena sudah sangat mengkhawatirkan, kita harus bantu juga
pengurusan BPJS, keanggotaan PKH, serta keberlanjutan pendidikannya", ujar
Anna.
Sesuai arahan Kepala
Sentra, petugas Sentra "Handayani" segera melakukan penjemputan Salsa
dan Nia agar segera dapat memperoleh perawatan medis secara intensif. Sentra
"Handayani" juga membantu pembayaran tunggakan BPJS Salsa, sebelumnya
Nia yang telah mendapatkan bantuan modal kewirausahaan sosis bakar dan bakso
goreng dari Sentra "Handayani" akan meneruskan proses berwirausaha di
Sentra Kreasi Atensi (SKA) Bambu Apus.
"Alhamdulillah,
akhirnya saya bisa bawa anak saya ke Jakarta untuk berobat dibantu oleh
Kemensos, selama ini saya bingung", ucap Nia
Tindakan selanjutnya,
Sentra "Handayani" akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait
agar Salsa tetap dapat memperoleh pendidikan meski dengan kondisi dan
keterbatasan yang dimilikinya.