Senyum Nurlaela Terima Kursi Roda yang Telah Lama Didamba

  • Senyum Nurlaela Terima Kursi Roda yang Telah Lama Didamba
  • 16169237312417
  • 16169237242672

Penulis :
Humas Balai Melati Jakarta
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Intan Qonita N

JAKARTA (26 Maret 2021) – Balai Disabilitas Melati Jakarta merespon cepat informasi mengenai Nurlaela, penyandang disabilitas fisik berusia 26 tahun yang mengalami pembengkakan pada tulang belakang sehingga menyebabkannya lumpuh dan membutuhkan bantuan orang lain dalam tiap aktivasnya sehari-hari. 

Sebelumnya, Siti Nurdjanah, Ibu Nurlaela mengajukan permohonan kepada Kementerian Sosial agar anaknya mendapatkan bantuan. Menindaklanjuti permohonan tersebut, Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Kementerian Sosial memberikan arahan kepada Kepala Balai Disabilitas Melati Jakarta untuk melakukan asesmen kebutuhan terhadap Nurlela.

Kepala Balai Disabilitas Melati Jakarta, Puti Chairida Anwar menugaskan Suminah dan Silvi Nurafni Octaviani, Pekerja Sosial untuk melakukan asesmen kebutuhan Nurlela pada Senin (15/3). Didampingi Pendamping Disabilitas Kecamatan Senen, pekerja sosial Balai Disabilitas Melati Jakarta menanyakan riwayat kedisabilitasan Nurlaela kepada orangtuanya. Siti Nurdjanah menceritakan kondisi anaknya. 

“Anak saya yang kedua ini lahir normal, bu. Tapi saat usianya 2 bulan, mulai sering sakit panas sampai pernah dirawat di Rumah Sakit. Biasanya dalam sebulan itu sampai 2 kali sakit panas. Itu (sakitnya) terus terjadi sampai dia (Nurlaela) usianya 5 tahun. Setelah 5 tahun mulai berkurang frekuensi sakit panasnya, tapi perkembangannya jauh beda dibandingkan teman-temannya yang lain. Dokter bilang anak saya bengkak tulang belakangnya,” cerita Siti.

“Nur sekolah sampai lulus SD. Dia senang sebenarnya sekolah, tapi karena kami tidak punya biaya, sekolahnya tidak lanjut ke SMP. Penghasilan kami pas-pasan bu. Ayah Nur hanya jualan di warung depan, saya juga harus dampingi Nur jadi hanya dari penghasilan warung saja kami bertahan hidup,” lirih Siti. 

Siti tahu bahwa Nurlaela sangat ingin bersekolah. Ketika ada tawaran untuk mengikuti program pendidikan Kejar Paket B gratis untuk Nurlaela, Siti segera mendaftarkan anaknya. 

Kepada pekerja sosial, Nurlaela menceritakan mimpi-mimpinya. Di tengah keterbatasan fisiknya, Nur tak pernah menyerah. Ia menganggap bahwa Tuhan sedang mendidiknya dengan memberikan ujian melalui kekurangannya. 

“Aku ingin sekali bisa lanjut sekolah, Bu. Aku bercita-cita bisa sampai kuliah. Aku suka jurusan Bisnis Manajemen seperti yang sering kulihat di TV. Ingin punya usaha, supaya bisa bantu orangtua. Kasian bu, orangtua aku sudah mengurus aku yang sakit-sakitan sejak kecil. Aku ingin bisa membahagiakan mereka sekali saja dalam hidup aku,” cerita Nur dengan suara terbata.

Disampingnya, ibunya tertunduk dengan airmata yang berderai tak tertahan mendengar kata-kata anaknya. Ibunya paham sekali tekad Nur tak bisa dibendung. Ia anak yang pintar. Pihak sekolah Nur juga dulu pernah mengatakan kepadanya agar Nur tetap lanjut sekolah karena kemampuan akademisnya cukup baik. Tapi, apa daya. Ia dan suaminya mesti meredam keinginan anaknya karena perekonomian keluarganya semakin sulit.

“Saya jualan keripik usus, bu. Nur sering saya ajak untuk membantu saya mengemas keripik-keripik ini untuk dijual. Lumayan bu, biar dia juga ada aktivitas di rumah,” ujar Siti. 

Berdasarkan asesmen kebutuhan Nurlaela, pekerja sosial merekomendasikan agar Nurlaela mendapatkan alat bantu berupa kursi roda khusus untuk memudahkan mobilitas sehari-hari Nurlaela. Selanjutnya, pekerja sosial melaporkan hasil asesmen komprehensif kepada Kepala Balai Disabilitas Melati Jakarta.
 
Menindaklanjuti hasil asesmen tersebut, Kamis (25/3) Kepala Balai Disabilitas Melati Jakarta, Puti Chairida Anwar didampingi oleh Koordinator Seksi Asesmen dan Advokasi Sosial dan juga pekerja sosial yang telah melakukan asesmen kepada Nurlaela mengunjungi kediaman Nurlaela di Kelurahan Paseban, Senen, Jakarta Pusat untuk menyerahkan bantuan kursi roda multifungsi yang dilengkapi meja dan penyangga kaki untuk memudahkan mobilitas Nurlaela sehari-hari. 

“Kursi roda ini kami berikan agar Nurlaela dapat lebih mudah beraktivitas. Kami berharap bantuan ini dapat memberikan semangat baru untuk Nurlaela mewujudkan mimpi-mimpinya. Semangat ya Nak, kita berjuang bersama. Jangan pernah putus asa dan selalu berdoa, karena Tuhan menyayangi Nurlaela,” pesan Puti saat menyerahkan kursi roda kepada Nurlaela dan orangtuanya. 

Binar mata dan senyum bahagia terurai siang itu dari raut wajah Nurlaela. Ia tak menyangka kini bisa memiliki kursi roda yang kokoh dilengkapi dengan meja. Ia langsung meminta ibunya menaruh laptop di meja kursi rodanya.  

“Terima kasih bu, semoga Allah membalas kebaikan ibu-ibu semua dan memberikan rejeki yang lebih banyak lagi,” ucap Siti haru. 

Balai Disabilitas Melati Jakarta memastikan bahwa peran pendampingan selanjutnya akan dilakukan oleh Pendamping Disabilitas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Pihak balai akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa Nurlaela mendapatkan perlindungan dan hak-hak dasarnya terpenuhi sebagai Warga Negara Indonesia. 
Bagikan :