Sisir Warga Pemulung, Dirjen Rehsos Salurkan Bansos Sembako dan Alkes

  • Sisir Warga Pemulung, Dirjen Rehsos Salurkan Bansos Sembako dan Alkes
  • IMG-20200521-WA0055
  • IMG-20200521-WA0049
  • IMG-20200521-WA0055

Penulis :
OHH Ditjen Rehsos
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Tasya Azra K; Karlina Irsalyana

TANGERANG SELATAN (20 Mei 2020) - Percepatan penanganan dampak COVID-19 terus dilakukan oleh Kementerian Sosial, melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi kepada warga ekonomi bawah dan kelompok rentan, berupa penyaluran bantuan sosial sembako. 

“Kebijakan pemerintah dalam percepatan penanganan dampak COVID-19 ini menyasar warga ekonomi bawah dan kelompok rentan, seperti warga pemulung, ” ujar Dirjen Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat didampingi Direktur Lanjut Usia Andi Hanindito dan Kabag Umum Setditjen Rehsos, saat menyisir kampung pemulung di Jalan Murai 2, Sawah Lama Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Rabu (20/5/2020) siang. 

Bansos, kata Harry, yang diberikan kepada warga tidak melihat asal warga darimana dan KTP daerah, melainkan ketika mereka terdampak maka ia berhak menerima bansos sembako.

“Setiap warga yang terdampak langsung COVID-19, tidak melihat asal dan domisili dari KTP daerah, maka dia tetap berhak mendapatkan bansos sembako,” tandas Harry.

Di kampung pemulung RT 6 RW 2 tersebut, disalurkan bansos sembako untuk 30 Kepala Keluarga (KK), alat kesehatan (alkes) berupa 600 masker dan 400 handsanitizer yang langsung diterima warga setempat.

“Warga yang tinggal di lapak-lapak sewajarnya mendapatkan bantuan, terlebih adanya PSBB diharapkan dengan bansos agar punya daya tahan tetap tinggal di rumah,” harap Dirjen Rehsos. 

Warga pemulung di sini memiliki KTP, namun belum mendapatkan bantuan baik yang reguler seperti PKH dan bantuan sembako bantuan dari Presiden di masa COVID-19.

“Saya sisir ke sini untuk spot cek, kenapa ini terjadi? Saya ditugaskan Pak Mensos mengetahui kenapa warga tidak mendapatkan bantuan, karena mereka tinggal di wilayah kumuh menyewa pada seorang dan seharusnya diakui oleh RT RW, ” katanya. 

Selain itu, juga perlu ada edukasi bagaimana cara warga agar terlindung dari terpapar COVID-19, di saat bersamaan pekerjaan memulung penuh risiko dari barang-barang yang dikumpulkan. 

“Terlihat anak-anak main tanpa masker, maka disalurkan masker dan hand sanitizer juga mengedukasi agar selalu menjaga social distancing dan physical distancing, mencuci tangan, serta bisa dilakukan penyemprotan disinfektan,” tandas Harry.

Ke depannya, sedang diupayakan warga kampung pemulung mendapatkan bansos regular karena memiliki KTP dan NIK dari daerah asal, tapi jangan dihitung karena domisili sekarang. 

“Tadi data warga sudah didapatkan sehingga akan diusulkan untuk mendapatkan bantuan yang bersifat reguler dan secara sistem dan tidak dihitung dari domisili asal karena sebagian mereka juga ada pendatang,” pungkas Harry.
Bagikan :