Songsong Era Industri 4.0, Mensos Dorong Pemuda Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Keterampilan

  • Songsong Era Industri 4.0, Mensos Dorong Pemuda Tingkatkan Kualitas Pendidikan dan Keterampilan
  • 15993658362229
  • 15993658475729

Penulis :
OHH Ditjen Rehsos
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Shalsha Billah; Karlina Irsalyana

JAKARTA (3 September 2020) - Menteri Sosial RI, Juliari P. Batubara mendorong dan menyemangati para pemuda untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilannya dalam menyongsong era industri 4.0. Hal tersebut disampaikan dalam sambutan Mensos Juliari  yang diwakili oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat pada saat meresmikan Program We Are The Future  bagi anak-anak binaan SOS Children’s Villages Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Alianz Peduli secara virtual. 

Menurut Harry, mengutip hasil Sensus Penduduk Antar Sensus (Supas 2015), Indonesia akan mengalami masa bonus demografi hingga tahun 2045 dimana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk tidak produkif. Jumlah usia produktif pada 2020 mencapai 68,75% dari total populasi. Penduduk usia produktif didalamnya termasuk mereka yang berusia remaja.

“Melimpahnya sumber daya manusia usia produktif ini hendaknya dapat dimanfaatkan dengan peningkatan kualitas, baik pendidikan maupun keterampilan guna menyongsong era industri 4.0. Para remaja yang merupakan anak binaan SOS Children’s Villages Indonesia diharapkan dapat turut andil untuk berperan penting dalam pembangunan bangsa ini, salah satunya melalui Program We Are The Future,” kata Harry.

“Mensos Juliari sangat mengapresiasi program We Are The Future ini, dan berharap agar program ini dapat terus berjalan dan menjadi contoh bagi para stakeholder lainnya serta dapat menjangkau lebih banyak anak lagi agar semakin banyak remaja yang dapat merasakan kebermanfaatannya,” tutur Harry.  

Mensos menyampaikan melalui program We Are The Future diharapkan bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia khususnya bagi penduduk usia muda, dimana  pada kondisi pandemi saat ini angka pengangguran masih sangat tinggi dan terus meningkat. Tingginya jumlah pengangguran pemuda disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah ketidakmampuan mengakses pendidikan yang memadai, kurangnya informasi terkait pasar tenaga kerja, kurangnya keahlian dan pelatihan yang didapat, serta minimnya jaringan dan pengalaman kerja. 

“Pak  Ari mengingatkan, jangan sampai anak-anak sekalian terpapar Narkoba, hindari pornografi,pergaulan bebas dan  gunakan media sosial secara bijak untuk kepentingan atau hal-hal yang baik,” kata Harry. Mensos Juliari yang akrab dipanggil pak Ari itu berpesan agar seluruh anak-anak  yang mulai beranjak remaja, dimasa pandemi COVID-19 ini selalu menaati aturan dan menjaga protokol kesehatan agar tidak tertular virus COVID-19. Mensos berharap anak-anak yang tetap tinggal dan belajar di rumah saat ini selalu dalam keadaan sehat dan tetap ceria di masa pandemi ini.

“Kemensos mengapresiasi apa yang telah dilakukan SOS Children’s Villages Indonesia dan Allianz  Indonesia karena turut memberikan andil meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia khususnya bagi anak-anak usia remaja,” tutur Harry.

“Kepada SOS Children’s Villages Indonesia, Kemensos berharap bisa bekerja sama lebih intensif kedepan. SOS Children’s Villages Indonesia telah membangun sebuah sistem pengasuhan alternatif bagi anak-anak yang berisiko kehilangan pengasuhan dalam keluarga dengan berbagai upaya seperti yang tercermin dalam Program Family Like Care. Ini sejalan dengan upaya pemerintah melalui Kemensos khususnya dengan Ditjen Rehabilitasi Sosial,” kata Harry.

Kedepan, sistem yang memastikan anak-anak tetap berada dalam lingkungan keluarga, walaupun dengan keluarga pengganti, akan memberikan dampak untuk  peningkatan sumber daya manusia anak-anak kedepan, dengan sikap dan perilaku yang lebih baik.

“Saya mengajak seluruh anak-anak mau terus belajar dan membuka diri terhadap perubahan jaman dan menumbuhkan semangat untuk berwirausaha. Jadilah cahaya yang mampu menerangi dalam kegelapan. Teruslah berprestasi dan bersemangat untuk meraih mimpi,” pesan Mensos seperti yang disampaikan Dirjen Rehsos. 

“Mensos menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berupaya melindungi hak-hak anak, semoga hal tersebut dapat menjadi bekal kita dalam mencetak generasi unggul untuk Indonesia yang lebih baik,” pungkas Harry.
 
Program We Are The Future yang dilaksanakan oleh SOS Children’s Villages Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Alianz Peduli dilaksanakan selama 3 tahun mulai tahun 2020 sampai dengan tahun 2023, meliputi beberapa aktivitas diantaranya kursus komputer, kelas extension Bahasa Inggris, program ketahanan diri (self resilience), program kewirausahaan, bussines management, dan pemagangan yang memberikan pengalaman tentang bagaimana dunia kerja yang sesungguhnya dan sebagai upaya untuk menambah pengalaman pada diri pemuda, serta memberi bekal bagi para pemuda menjadi mandiri dengan berwirausaha ataupun berkarir di dunia kerja. 

Upaya penguatan yang dilakukan terhadap anak remaja ini ditujukan untuk menyiapkan generasi muda yang mandiri dalam menghadapi tantangan global saat ini. Pemuda yang memiliki kemandirian terutama dalam hal beriwausaha merupakan investasi bangsa. Dengan berwirausaha, pemuda dapat membantu meningkatkan roda perekonomian bangsa dan membuka lapangan kerja baru bagi banyak orang. Selain itu, anak juga dilatih agar dapat menjadi sosok pemuda yang tangguh, berani mengambil keputusan dan bertanggungjawab. 

Program We Are The Future menjadi salah satu wadah bagi anak remaja untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki agar dapat meraih masa depan yang lebih baik. Melalui kegiatan ini, para pemuda dilatih agar dapat menjadi seseorang yang mandiri. Kegiatan pelatihan keterampilan ini juga diharapkan dapat mengurangi faktor penyebab tingginya angka pengangguran di Indonesia. 

Acara Virtual Launching Program We Are The Future ini diikuti perwakilan dari SOS Children’s Village Semarang, SOS Children’s Villages Indonesia, Allianz Life Indonesia dan anak-anak anak-anak binaan SOS Children’s Villages Indonesia.

Bagikan :