Strategi Pengembangan Perpustakaan Khusus Pada Era 4.0

Strategi Pengembangan Perpustakaan Khusus Pada Era 4.0
Penulis :
Nia Annisa
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BANJARBARU (08 Juli 2021) - Era perkembangan digital saat ini menuntut seluruh sektor pembangunan dapat menyesuaikan dalam pesatnya perubahan yang ada, tidak terkecuali Perpustakaan khusus.


Perpustakaan Khusus merupakan perpustakaan yang menekankan koleksinya pada suatu bidang khusus, atau bidang-bidang yang berhubungan.


Perpustakaan Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Banjarmasin adalah jenis perpustakaan khusus yang berada dibawah naungan instansi pemerintah yaitu Kementerian Sosial.


Saat ini Perpustakaan BBPPKS Banjarmasin memiliki kurang lebih 3000 koleksi monograf yang sebagian besar merupakan Majalah terbitan internal dan buku-buku penunjang yang berhubungan dengan Kesejahteraan Sosial.


Berkembangnya teknologi dari waktu ke waktu menuntut juga Perpustakaan BBPPKS Banjarmasin untuk meningkatkan kualitas koleksi maupun layanannya, proses perubahan Perpustakaan dan Pustakawan di Indonesia sudah memasuki era digitla 4.0 serta era Disrupsi.


"Era Disrupsi adalah sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental dapat mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Akibatnya pemain yang masih menggunakan cara dan sistem lama akan kalah bersaing," urai Kepala BP3S Prof. Syahabuddin dalam sambutannya.


Melalui kegiatan ini, Perpustakaan BBPPKS Banjarmasin akan mencoba memetakan strategi untuk pengembangan perpustakaan khusus, juga agar ada sinkronisasi persepsi dan tujuan antar satker terkait perpustakaan, khususnya di lingkungan Kemensos. Lanjut Prof. Syahabuddin.


Hadir secara daring dalam webinar ini, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, M.Syarif Bando, dalam paparannya menyampaikan tentang penguatan peran sisi hulu dalam peningkatan indeks literasi masyarakat untuk mewujudkan SDM unggul.


Kepala Perpusnas juga menyampaikan bahwa saat-saat seperti pandemi inilah kita lebih punya waktu untuk membaca buku, baik buku tercetak maupun e-book. "Tidak ada seorangpun yang pintar tanpa membaca," lanjutnya.


Sementara itu Kepala Biro Humas Kementerian Sosial, Hasim menyampaikan Perpustakaan Kemensos adalah sarana untuk meningkatkan dan mendukung penyelenggaraan Kessos, perpustakaan khusus diperuntukan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan pemerintah, dan lembaga lain yang memiliki kekhususan.


"Fungsi perpustakaan khusus sebagai perpustakaan rujukan, juga pusat deposit, yang menyimpan koleksi dari unit-unit. Karena itu setiap unit Wajib mengumpulkan dan menyimpan karya cetak dan karya rekam yang dihasilkan ke perpustakaan Kemensos," lanjutnya.


Perpustakaan Kemensos juga membangun konten, baik yang cetak maupun audio visual. "Kita yakin bahwa tugas dan fungsi Kemensos akan berperan penting dan berkontribusi terhadap upaya penyelenggaraan Kessos," katanya. 


Lebih lanjut Kepala Biro Humas menyemangati untuk memulai bersemangat kembali dalam mengembangkan perpustakaan, karena permasalahannya bukan kuantitas,tapi kualitasnya yang masih rendah, serta rendahnya komitmen pengambil kebijakan dalam membangun perpustakaan, terbatasnya sarpras, pengelola perpustakaan, rendahnya minat baca, serta sistem yang out of date juga menjadi kendala.


"Perpustakaan Kemensos sudah menyusun strategi, yaitu pengembangan sarpras, melengkapi koleksi bahan pustaka agar sesuai kebutuhan masyarakat, pengembangan SDM pengelola yang kompeten secara teknis, ketersediaan dukungan anggaran, promosi, serta pendayagunaan IT yang mutakhir, karena pentingnya revitalisasi perpustakaan dalam penyelenggaraan kessos," pungkasnya.



Bagikan :