JAKARTA (1 Mei 2024) - Penanganan terhadap Pemerlu Pelayanan
Kesejahteraan Sosial (PPKS) perlu kolaborasi antara pemerintah dan sumber daya
yang ada di masyarakat. Salah satunya, dengan Ormas Muhammadiyah. Untuk
mewujudkan masyarakat inklusi bagi penyandang disabilitas Kementerian Sosial
telah berperan aktif memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan kegiatan
bukan hanya memberikan bantuan dan fasilitas.
“Mewujudkan berbagai
kebijakan yang mendukung peningkatan kualitas hidup melalui program-program
rehabilitasi sosial, pendidikan inklusi serta pemberdayaan ekonomi. Kami
berupaya memastikan setiap individu memiliki kesempatan sama dalam partisipasi
aktif di berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Sekretaris
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, Salahuddin Yahya pada acara Halal
Bihalal himpunan disabilitas Muhammadiyah di Auditorium Universitas
Muhammadiyah Jakarta Jalan KH Ahmad Dahlan – Ciputat, Sabtu (27/4/2024).
Melalui acara tersebut, bisa
menjadi inspirasi cukup besar bagi upaya memberikan dukungan, penghormatan
penghargaan dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia.
Sekaligus membuka lebih banyak pintu untuk pemahaman dan kerjasama antar elemen
masyarakat, tetapi membantu menghapus stigma dan diskriminasi yang seringkali
dihadapi oleh mereka.
“Momen ini jadi langkah maju
dalam upaya perjalanan panjang menuju indonesia yang lebih inklusi bagi semua
warganya. Marilah kita terus berupaya dan mengapresiasi upaya dengan
menghadirkan lebih banyak lagi kegiatan serupa yang memberikan ruang bagi penyandang
disabilitas untuk berkumpul dan berinteraksi serta memperkuat jaringan
kerjasama yang berkelanjutan dan afirmasi dukungan terhadap penghormatan
penghargaan dan pemenuhan hak-hak disabilitas demi terwujudnya masyarakat yang
berkeadilan dalam mendorong kesejahteraan sosial,” ungkapnya.
Mewakili Kemensos, Salahuddin
Yahya secara simbolis menyerahkan bantuan ATENSI berupa pemenuhan kebutuhan
hidup layak, alat bantu dengar, tongkat penuntun adaptif dan kursi roda dalam
rangka halal bihalal 1000 Difabel total bantuan senilai Rp 92.792.000 yang
diserahkan kepada MPKS PP Muhammadiyah Jakarta melalui UPT Sentra Handayani
Jakarta.
Ketua Umum PP Muhammadiyah
Haedar Nasir menilai para penyandang disabilitas adalah kehidupan yang mereka
sendiri tidak kehendaki dan alam pikiran Muhmmadiyah harus melayani serta
memberi ruang bagi mereka.
“Kami mengkoordinasikan lewat
kelembagaan dengan berbagai program pembinaan dengan memfasilitasi dan
menyelesaikan kendala dengan menampung mereka di sekolah-sekolah Muhammadiyah
agar menjadi manusia khairunnas anfauhun linnas sebaik-baiknya manusia adalah
yang bermanfaat bagi yang lainnya, ” tandas Haedar.
Ketua Majelis Pembinaan
Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah Mariman Darto menyatakan penyandang
disabilitas salah satu yang ditangani Muhammadiyah dan perlu kolaborasi dengan
pemerintah,” ujarnya.
Sesuai peraturan setidaknya
dua persen penyandang disabilitas bisa masuk dunia kerja, sehingga internal
Muhammadiyah merespon agar masjid-masjid serta lembaga pendidikan menjadi
teladan menangani penyandang disabilitas.
“Kami telah hadir sejak 1923
dengan mendirikan rumah yatim. Kolaborasi dengan Kemensos terkait jaminan dan
rehabilitasi sosial juga kami memiliki pekerja sosial yang didedikasikan untuk
membantu pemerintah,” kata Darto.
Selain penyandang disabiitas,
kolaboarasi pendataan dilakukan seperti yatim dan yaim piatu (YAPI) dan lanjut
usia (lansia) sebagai penguatan model panti.
“Panti tidak lagi melayani
yang tinggal di dalam melainkan yang di luar sebagai terobosan dari Ibu Menteri
Sosial. Saya kira ini sebagai bukti hubungan yang baik
antara Kemensos dengan Muhammadiyah,” pungkas Darto.