Tembus Medan Ekstrem, Bantuan Permakanan Kemensos Jangkau Warga di Kawasan Terisolasi
Penulis :
Anindya Tamara
CIANJUR (3 Desember 2022) - Keterputusan akses terhadap makanan merupakan problem mendasar sekaligus krusial bagi masyarakat terdampak bencana. Gempa bumi Cianjur membawa dampak luas, sebagian titik-titik terjauh putus aksesibilitasnya.
Hal ini membuat warga tidak terakses oleh makanan. Untuk membantu masyarakat terdampak, Menteri Sosial Tri Rismaharani meminta semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) harus bergerak menyalurkan bantuan permakanan siap santap.
Tim Sentra Mulya Jaya harus menembus Dusun Sarongge Girang RT 03 RW 09 Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Berada di bawah kaki Gunung Gede, dusun dengan populasi 153 jiwa ini rumah warga hancur, terisolasi, dan mengalami kelangkaan pangan.
Tim harus berjalan menanjak di pinggang gunung sejauh 1 km. Dengan berjalan kaki, tim membawah peralatan berupa tenda, peralatan lain, dan makanan. Jalan setapak dan lincin. Butuh waktu sekitar hampir 60 menit.
Hal sama dialami tim Sentra Handayani Jakarta. Mereka menembus mengantarkan bantuan permakanan siap saji ke Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang di atas bukit. Hal sama dilakukan oleh sentra-sentra lainnya yang tersebar bertugas di posko pengungsian kecamatan lain. Mendistribusikan makanan menembus daerah-daerah terisolir.
“Kami bergerak menjangkau lokasi warga yang terisolir. Tim kami membawa dan mendistribusikannya langsung kesana,” kata Kepala Sentra Terpadu “Kartini” Temanggung Rachmat Koesnadi selaku ketua koordinator posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa, Kec. Warungkondang yang membawahi Sentra Terpadu “Kartini” Temanggung, Sentra Terpadu “Prof. Dr. Soeharso” Surakarta, dan Sentra “Handayani” Jakarta.
"Khusus pendistribusian makanan di posko pengungsian Warungkondang, menjadi tugas harian dari Sentra Handayani. Kami bagi-bagi tugas demi kelancaran semuanya," terang Rachmat Koesnadi.
Medan yang ekstrem dengan jalan tanjakan dan turunan curam. Belum lagi jalanan yang terhalang material reruntuhan bangunan. Cuaca yang tidak menentu juga mempersulit tim untuk menjangkau posko yang berada di lokasi yang agak terisolir sehingga membuat jalanan cenderung licin dan berbahaya untuk dilewati merupakan hal yang ditemui oleh kawan-kawan dari Sentra Handayani yang setiap hari harus mendistribusikan makanan ke tenda-tenda mandiri. "Namun ini tidak menghalangi berjalannya penyaluran bantuan," ucap Vivi Marlina yang menjadi penanggungjawab dalam pendistribusian makanan untuk Kecamatan Warungkondang dan sekitarnya.
“Kami harus jalan kaki, pakai motor, hujan – hujanan. Namun saya lihat teman - teman yang turun sangat bersemangat dibantu bersama relawan dan TNI untuk mengantarkan ke lokasi tersebut,” kata Rachmat menegaskan kembali.
Dari sini, makanan siap saji tidak hanya disalurkan untuk penyintas di posko. Kebutuhan makanan dari pengungsi di sekitar posko dan desa-desa sekitar juga diberikan.
Saat menjangkau lokasi terisolir, tim Kemensos juga melakukan pendataaan atau asesmen kepada penyintas. Hal ini dimaksudkan agar jumlah bantuan sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tidak berlebihan dan menjadi mubazir. Pendataan juga bertujuan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
“Tepat sasaran ini penting, supaya benar bahwa bantuan sampai kepada yang berhak, itu yang menjadi tujuan kita, jangan sampai dimanfaatkan oleh yang tidak terdampak,” kata Rachmat.
Penyaluran bantuan permakanan sangat dirasakan manfaatnya oleh para penyintas. “Alhamdulillah, Alhamdulillah sekali, sangat terbantu dengan Kemensos datang mengantar makanan. Sebelumnya enggak ada yang mikirin,” kata Ketua RW 009, Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang Ucup Saefullah.
Posko Penanganan Bencana Lapangan Jagaraksa mendistribusikan makanan perhari sekitar 7.400 bungkus makanan yang diperuntukkan bagi 4 desa di wilayah Kec. Warungkondang. Penyaluran akan terus dilakukan hingga para penyintas mampu mandiri secara pertahap. **
Hal ini membuat warga tidak terakses oleh makanan. Untuk membantu masyarakat terdampak, Menteri Sosial Tri Rismaharani meminta semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) harus bergerak menyalurkan bantuan permakanan siap santap.
Tim Sentra Mulya Jaya harus menembus Dusun Sarongge Girang RT 03 RW 09 Desa Ciputri, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Berada di bawah kaki Gunung Gede, dusun dengan populasi 153 jiwa ini rumah warga hancur, terisolasi, dan mengalami kelangkaan pangan.
Tim harus berjalan menanjak di pinggang gunung sejauh 1 km. Dengan berjalan kaki, tim membawah peralatan berupa tenda, peralatan lain, dan makanan. Jalan setapak dan lincin. Butuh waktu sekitar hampir 60 menit.
Hal sama dialami tim Sentra Handayani Jakarta. Mereka menembus mengantarkan bantuan permakanan siap saji ke Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang di atas bukit. Hal sama dilakukan oleh sentra-sentra lainnya yang tersebar bertugas di posko pengungsian kecamatan lain. Mendistribusikan makanan menembus daerah-daerah terisolir.
“Kami bergerak menjangkau lokasi warga yang terisolir. Tim kami membawa dan mendistribusikannya langsung kesana,” kata Kepala Sentra Terpadu “Kartini” Temanggung Rachmat Koesnadi selaku ketua koordinator posko pengungsian di Lapangan Jagaraksa, Kec. Warungkondang yang membawahi Sentra Terpadu “Kartini” Temanggung, Sentra Terpadu “Prof. Dr. Soeharso” Surakarta, dan Sentra “Handayani” Jakarta.
"Khusus pendistribusian makanan di posko pengungsian Warungkondang, menjadi tugas harian dari Sentra Handayani. Kami bagi-bagi tugas demi kelancaran semuanya," terang Rachmat Koesnadi.
Medan yang ekstrem dengan jalan tanjakan dan turunan curam. Belum lagi jalanan yang terhalang material reruntuhan bangunan. Cuaca yang tidak menentu juga mempersulit tim untuk menjangkau posko yang berada di lokasi yang agak terisolir sehingga membuat jalanan cenderung licin dan berbahaya untuk dilewati merupakan hal yang ditemui oleh kawan-kawan dari Sentra Handayani yang setiap hari harus mendistribusikan makanan ke tenda-tenda mandiri. "Namun ini tidak menghalangi berjalannya penyaluran bantuan," ucap Vivi Marlina yang menjadi penanggungjawab dalam pendistribusian makanan untuk Kecamatan Warungkondang dan sekitarnya.
“Kami harus jalan kaki, pakai motor, hujan – hujanan. Namun saya lihat teman - teman yang turun sangat bersemangat dibantu bersama relawan dan TNI untuk mengantarkan ke lokasi tersebut,” kata Rachmat menegaskan kembali.
Dari sini, makanan siap saji tidak hanya disalurkan untuk penyintas di posko. Kebutuhan makanan dari pengungsi di sekitar posko dan desa-desa sekitar juga diberikan.
Saat menjangkau lokasi terisolir, tim Kemensos juga melakukan pendataaan atau asesmen kepada penyintas. Hal ini dimaksudkan agar jumlah bantuan sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tidak berlebihan dan menjadi mubazir. Pendataan juga bertujuan agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
“Tepat sasaran ini penting, supaya benar bahwa bantuan sampai kepada yang berhak, itu yang menjadi tujuan kita, jangan sampai dimanfaatkan oleh yang tidak terdampak,” kata Rachmat.
Penyaluran bantuan permakanan sangat dirasakan manfaatnya oleh para penyintas. “Alhamdulillah, Alhamdulillah sekali, sangat terbantu dengan Kemensos datang mengantar makanan. Sebelumnya enggak ada yang mikirin,” kata Ketua RW 009, Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang Ucup Saefullah.
Posko Penanganan Bencana Lapangan Jagaraksa mendistribusikan makanan perhari sekitar 7.400 bungkus makanan yang diperuntukkan bagi 4 desa di wilayah Kec. Warungkondang. Penyaluran akan terus dilakukan hingga para penyintas mampu mandiri secara pertahap. **
Bagikan :