Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Penulis :
Koesworo Setiawan
MAKASSAR (23 Juni 2022) – Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda atau sekedar menghabiskan waktu bercanda bersama teman-teman sebaya.
Namun harapan itu sekedar impian. Dalam usia yang masih belia, Ilham harus lebih banyak menghabiskan waktu bekerja, membantu menambah pendapatan keluarga. Saban hari, Ilham menjajakan arumanis (gulali kapas) berkeliling pasar di dekat tempat tinggalnya, di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Arumanis diracik dan dikemas oleh ibunya, Sumarni, di rumah. Si ibu, terpaksa tinggal di rumah, karena harus menjaga adik Ilham, Nayla, yang menyandang disabilitas fisik dan intelektual. Demi sekeping rupiah, Ilham bisa berjualan hingga larut malam. Sesekali, anak keempat dari lima bersaudara ini tak berdaya menghadapi pemerasan oleh preman. Di usia belia, Ilham merasa hidup begitu pahit, tak sepadan dengan gulali kapas yang terasa manis.
Informasi tentang Ilham terdengar oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial, Sentra Wirajaya Makassar. Sejalan dengan arahan Menteri Sosial RI Tri Rismaharini agar melakukan respon cepat setiap permasalahan yang dihadapi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) tersebut, Sentra Wirajaya Makassar melakukan respon cepat.
“Pada 18 Juni, kami dari Sentra Wirajaya Makassar menurunkan tim untuk melakukan asesmen komprehensif terhadap Ilham dan keluarga. Kami memastikan penanganan dilakukan secara menyeluruh dan memastikan potensi yang dimiliki PPKS dapat dikembangkan untuk meningkatkan keberfungsian sosialnya,” kata Kepala Sentra Wirajaya Makassar Syaiful Samad (23/06).
Dari hasil asesmen, permasalahan yang dialami keluarga Ilham cukup kompleks. Selain berasal dari keluarga tidak mampu, mereka belum tersentuh bantuan dari program pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
Selain itu, keluarga ini merawat Sitty Nayla Ansaria (7) yang berkebutuhan khusus, yakni penyandang disabilitas fisik dan mental. “Mereka tidak mampu membiayai perawatan atau pengobatan Nayla karena memiliki tunggakan iuran BPJS Kesehatan Mandiri,” kata Pekerja Sosial Sentra Wirajaya Makassar Ichwan.
Ayah Ilham, Jumakking (52) mengalami keterbatasan mobilitas karena kakinya sakit dan tidak bisa berdiri lama. Dulu, Jumakking yang merintis usaha berjualan gulali kapas berkeliling kampung dan sekolah-sekolah. Tapi sejak sakit, terpaksa usaha tersebut dilanjutkan Ilham.
Dari hasil asesmen, Sentra Wirajaya melakukan beberapa langkah intervensi. Pertama mengganti tungku arumanis yang baru dan telah memberikan alat cup sealer, sehingga produk gulali yang dijual dapat dipasarkan ke toko-toko kelontong dan peran orangtua dapat kembali berfungsi sebagai pengampu perekonomian keluarga.
Sentra Wirajaya telah melunasi tunggakan iuran BPJS Kesehatan dan telah berkordinasi dengan Dinas Sosial Makassar agar Kartu BPJS Kesehatan PPKS dapat dialihkan ke Kartu Indonesia Sehat (KIS) sebagai bentuk Jaminan Perlindungan Sosial kepada PPKS.
Kepada Ilham, diberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) berupa pemenuhan kebutuhan hidup layak (sembako, tambahan nutrisi anak dan perlengkapan sekolah). Kepada Nayla, Sentra memberikan alat bantu aksesibilitas berupa kursi roda adaptif, tambahan nutrisi anak, perlengkapan kebersihan diri, pemberian family support terkait pengasuhan anak dan pemberian fisiotherapy di Kantor Sentra Wirajaya Makassar.
Kini Ilham dapat tersenyum manis menapaki hari esok. Seragam sekolah yang baru saja ia gunakan menambah semangatnya menempuh pendidikan. Atas bantuan Kementerian Sosial, keluarga Ilham menyampaikan ucapan terima kasih. “Terima kasih atas bantuan Kemensos. Semoga bapak/ibu mendapat balasan setimpal dari Allah SWT,” kata Sumarni dan suami.
Atas nama masyarakat setempat, Lurah Pannampu dan Ketua RT, mengucapkan banyak terima kasih atas kepedulian dan bantuan dari Kementerian Sosial. “Semoga apa yang telah dikerjakan menjadi berkah untuk kita semua,” kata Lurah Pannampu Imam Hanafi Haris.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :