Tetap Semangat Meski Tangan Diamputasi, Warga Banyumas Dapat Bantuan Motor Roda Tiga dari Kemensos

Tetap Semangat Meski Tangan Diamputasi, Warga Banyumas Dapat Bantuan Motor Roda Tiga dari Kemensos
Penulis :
Anindya Tamara
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BANYUMAS (13 Febrauri 2023) - Menteri Sosial Tri Rismaharini terus memperkuat kemandirian penyandang disabilitas dengan memberikan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Kementerian Sosial (Kemensos) melalui Sentra “Satria” di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah secara bertahap, terus mendistribusikan alat bantu yang meningkatkan mobilitas dan produktifitas mereka.

Salah satu penerima manfaat itu bernama Tohir (61). Penyandang disabilitas fisik yang berasal dari Ajibarang Kulon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah ini tidak menyangka akan mendapat ATENSI berupa motor roda tiga. 

Bantuan yang diterimanya membuat Tohir bersemangat untuk mengantar bambu dan kayu balok yang dijualnya kepada pembeli. Usaha itu telah ia geluti sejak tahun 1995.

Tohir mengucapkan terima kasih kepada Mensos Risma dan Anggota Komisi VIII DPR RI Wastam yang telah memberikan bantuan ATENSI berupa motor roda tiga kepadanya. "Saya berterimakasih kepada orang yang memberikan motor roda tiga ini. Rasanya, senang sekali," kata Tohir saat ditemui di lapak usahanya di Ajibarang, Banyumas, Rabu (8/2). 

Sejak mendapat bantuan tersebut, bapak dari tiga anak itu mengaku pekerjaannya sangat terbantu. "Sebab, dengan armada yang sekarang, bisa memuat lebih banyak muatan. Saya menerima bantuan ini sudah tiga bulan. Karena motor roda tiga ini membuat beban saya lebih ringan. Jadi, menambah semangat saya. Alhamdulillah, semoga motor roda tiga ini bisa bermanfaat," tuturnya. 

Tohir, lantas, menceritakan bagaimana dirinya kehilangan kedua tangannya dan bangkit dari musibah yang dialaminya. Ia mengatakan kedua tangannya terpaksa diamputasi akibat kecelakaan kerja yang dialaminya pada tahun 1992. 

Sebelum musibah menimpanya, bapak tiga anak ini merupakan tukang batu atau kuli bangunan. Saat terjadi kecelakaan tersebut, dirinya mengira akan meninggal dunia. 

"Saya tersetrum tiang listrik. Saat tersetrum, saya sudah mengucapkan Innalillahi wa innailaihi roji'un. Saya mengira akan mati. Setelah lima detik atau lima menit, saya bangkit, ternyata masih hidup," jelas Tohir.

Sempat pesimis dengan hidupnya, Tohir akhirnya menemukan titik balik kehidupannya pada tahun 1995. Ia bertemu dengan pahlawan hidupnya yang memberikan dirinya pekerjaan. 

Saat itu, tetangga adiknya, yang merupakan Warga Negara Asing (WNA), memintanya untuk dicarikan bambu sejumlah 1.300 batang. 

"Tahun 1993, saya sempat pesimis, bagaimana hidup saya. 1995 adalah tahun kebangkitan saya. Saya diberi pekerjaan mencari bambu sebanyak 1.300 batang. Saya tidak bilang apa-apa, langsung mengucapkan terima kasih. Saya langsung dikasih uang Rp2 juta," jelas Tohir. 

Berawal dari pesanan itu, ia memulai usahanya hingga dapat menyekolahkan anak-anaknya. Awalnya, dia hanya memikul bambu tersebut saat mengatar pesanan kepada pembeli. Hingga kini, ia mendapat bantuan motor roda tiga tersebut. 

"Sebelum mendapat roda tiga ini, saya pakai gerobak, kedua pakai gerobak becak, ketiga pakai motor roda tiga modifikasi. Sekarang, saya dikasih motor roda tiga," ucapnya.

Sementara itu, anak kedua Tohir, Neni (35), mengaku tidak menyangka sang ayah mendapat bantuan motor roda tiga. Pasalnya, selama ini, Tohir tidak pernah mendapat bantuan sosial apapun. 

"Bukan hanya kaget lagi, tapi tidak menyangka. Pertama kali, bapak meminta fotokopi KK sama KTP. Pikiran saya, saat itu, mengira untuk mengajukan hutang atau apa, ternyata mau dikasih motor. Saya tanya, beneran tidak? Sampai segitunya," ungkap Neni. 

Neni mengaku sebelum mendapat bantuan ATENSI, sang ayah sempat bermimpi mendapat anak gajah. Ternyata, itu merupakan firasat. Tidak lama setelah memimpikan anak gajah, Tohir mendapat bantuan tersebut.

"Sebelum dikasih motor, bapak itu mimpi. Mimpinya dapat anak gajah, anak gajah 'kan besar, itu bawanya gimana. Sempat dikasih firasat dapet anak gajah. Anak gajah besar, bawanya susah. Alhamdulillah, dapat motor roda tiga, luar biasa tidak menyangka. Terus tanpa daftar, tanpa apa gitu lho," jelas Neni. 

Di mata Neni, sang ayah merupakan orang yang luar biasa. Saat sang istri meninggal dunia pada tahun 2012 karena kanker payudara, sang ayah tetap semangat.

Neni mengaku saat anaknya terpuruk, Tohir yang memberikan semangat kepada mereka. "Bapak selalu semangat. Kita, sebagai anaknya, kayak gimana waktu itu. Tapi, bapak selalu mengatakan kepada anaknya untuk semangat gitu. Yang bikin kita semangat justru karena bapak semangat. Jadi, kita ikut semangat," tutup Neni.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI 
Bagikan :