Tingkatkan Layanan untuk Kelompok Rentan, Mensos Transformasikan Balai Besar Jadi Sentra Layanan Sosial
Penulis :
Indah Octavia
Penerjemah :
Fia Arista Dewi
YOGYAKARTA (3 APRIL 2023) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyampaikan transformasi peran unit pelaksana teknis (UPT) balai besar menjadi sentra layanan sosial. Transformasi dilakukan melalui evaluasi terhadap balai besar.
Termasuk yang akan bertransformasi adalah Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta berdasarkan Kepemensos Nomor 221/HUK/2022.
Mensos menyatakan, balai besar (babes) semula berada di bawah naungan satuan kerja Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklit). Kebijakan pemerintah mengharuskan lembaga penelitian disatukan di bawah naungan Badan Riset Nasional (BRIN).
"Saya pikir kalau pendidikan saja manfaatnya untuk masyarakat tidak terlalu banyak. Maka saya rubah menjadi balai untuk melayani Penerima Manfaat (PM) rentan seperti penyandang disabilitas dan warga rentan lainnya," kata Mensos saat hadir di BBPPKS Yogyakarta (03/04).
Berdasarkan evaluasi, perubahan tugas dan fungsi babes menjadi sentra layanan sosial, akan membutuhkan sejumlah langkah. Mensos menyatakan, untuk mendukung tugas dan fungsi barunya, diperlukan penambahan formasi SDM, kerja sama dengan pihak lain, optimalisasi lahan dan variasi jenis keterampilan.
"Kami siapkan balai untuk bisa melayani PM seperti ODGJ dan penyandang disabilitas lainnya, juga warga rentan lainnya. Memang teman-teman harus belajar untuk menangani ini karena sebelumnya gak pernah menangani ini," ungkap Mensos.
Mensos mengatakan bahwa di balai ini belum ada perawat atau dokter. Saat ini Mensos sedang meminta formasi perawat, dokter, psikolog dan tenaga kesehatan lainnya.
Disamping itu, Mensos akan membangun kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk bisa memberikan layanan kepada para penerima manfaat. "Jadi mahasiswa bisa praktik disini, memberikan layanan untuk PM rentan," kata Mensos.
Kedua, lanjut Mensos, pihaknya ingin memanfaatkan lahan seluas lebih kurang 4 hektar di balai ini agar lebih optimal untuk para PM.
Ketiga, Mensos meminta agar jenis pelatihannya bervariasi demi masa depan para PM. Saat ini, balai sedang menyiapkan beberapa ruangan yang akan difungsikan sebagai galeri lukis, showroom hasil karya Penerima Manfaat (PM), Workshop Sablon/Ecoprint, Workshop Perakitan Alat Bantu Penyandang Disabilitas (Motor Roda tiga, kursi roda adaptif, tongkat adaptif) dan kafe.
Di sela-sela kunjungannya, Mensos juga memberikan penguatan kepada para pegawai Sentra Layanan Terpadu. Mensos menekankan agar para pegawai mulai meningkatkan kemampuan dalam merespon masalah sosial dengan sistem menjemput bola.
Mensos juga mengatakan bahwa penanganan warga rentan harus berdasarkan hasil asesmen. Begitu juga dengan bentuk pemberdayaan yang diberikan harus sesuai dengan hasil asesmen komprehensif.
"Tidak hanya sekedar memberi bantuan saja, pemberdayaan penting agar mereka mandiri. Jadi harus tuntas layanannya," tegas Mensos.
Dalam kunjungan ini, Mensos didampingi oleh Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Komunikasi dan Media Massa Don Rozano, Staf Khusus Menteri Sosial Bidang Pemberdayaan dan Penanganan Fakir Miskin Doddi Madya Judanto dan Kepala Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta Eva Rahmi Kasim.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :