Usung Konsep "Booth Container", Kemensos Akan Wujudkan SKA di Timur Indonesia
Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
TAKALAR (2 April 2021) - Loka Karya Pangurangi dan Loka Residen Pangurangi di Takalar milik Kementerian Sosial RI tengah bersiap membangun Sentra Kreasi ATENSI (SKA) dengan konsep Booth Container. Kedua loka ini akan menjadi SKA pertama di Wilayah Timur Indonesia.
Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini mengarahkan agar balai-balai rehabilitasi sosial tidak hanya memberikan pendampingan dan pelatihan semata kepada penerima manfaat, tetapi memastikan mereka bisa hidup mandiri, tidak tergantung dengan orang lain dan akses terhadap lapangan kerja serta tidak relap.
Mensos Risma memberikan solusi dengan cara membuat Sentra Kreasi ATENSI (SKA), yaitu suatu pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan.
Menindaklanjuti arahan Mensos Risma, Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI, Harry Hikmat meninjau Loka Karya Pangurangi dan Loka Residen Pangurangi di Takalar.
Rencananya, 2 Loka Pangurangi ini akan mengembangkan Sentra Kreasi ATENSI dengan konsep booth container di sepanjang jalan menuju pintu masuk loka. Kemudian juga dibuat outlet artistik untuk galeri hasil karya penerima manfaat seperti bonsai, lampu hias dan hasil fotografi.
Kemudian loka juga akan mengisi Sentra Kreasi ATENSI dengan barbershop, tailor, agrowisata dan budidaya buah-buahan.
Harry mengarahkan bahwa 2 Loka ini perlu memaksimalkan fungsi rehabilitasi sosial terlebih dahulu. Loka pangurangi harus bekerja lebih keras, mengingat total luas lahan keduanya yaitu 7,5 hektar bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk pelayanan dan pemberdayaan penerima manfaat yang jangkauan wilayahnya meliputi Provinsi Sulsel, Sulbar, Sulteng, NTT dan NTB.
"Beberapa ruangan difungsikan sebagai ruang terapi spiritual, behavior maupun terapi mental untuk menumbuhkan kesadaran penerima manfaat. Bertahap juga menyiapkan peralatan penunjang keterampilan," jelas Harry ketika meninjau Loka Karya Pangurangi di Takalar.
Loka menginisiasi untuk membuka keterampilan menjahit, barbershop dan fotografi. Para penerima manfaat yang telah menjalani keterampilan ini bisa diberi kesempatan untuk mengisi SKA yang kini dalam proses pengembangan.
Di Loka Residen Pangurangi, Harry meninjau ruang kolam renang sebagai pusat olahraga bagi penerima manfaat. Kemudian juga mengunjungi asrama penerima manfaat yang fasilitasnya cukup mumpuni.
Harry bertemu dengan para penerima manfaat Loka Residen Pangurangi, salah satunya penerima manfaat dari Pare yang mengaku pernah menjadi pecandu Napza. Kini dirinya bisa mengembangkan keterampilan dalam membuat tanaman hias bonsai.
Ada juga hasil karya penerima manfaat berupa lampu hias yang terbuat dari paralon dan permukaannya bisa dibentuk sesuai pesanan. Hasil-hasil karya ini yang akan mengisi galeri SKA di Pangurangi. Tidak hanya hasil karya penerima manfaat dari loka, tetapi dari LKS juga bisa dipamerkan.
Yang tidak kalah membanggakan adalah penerima manfaat dari Loka Residen Pangurangi, Azwar Ridwan. "Saya banyak berubah semenjak ikut rehabilitasi disini. Saya ingin mengajak teman-teman lain untuk kesini, merubah diri. Saya cuma bisa menyampaikan terima kasih kepada Kemensos," tuturnya.
Azwar yang notabene adalah arsitek, menyampaikan bentuk terima kasihnya dengan ikut andil membuat desain sentra kreasi ATENSI untuk Loka Pangurangi. Karyanya ini mendapat apresiasi dari Dirjen Rehsos beserta jajarannya.
Di akhir pertemuan, Harry menyampaikan bahwa Loka Pangurangi harus siap menjadi Loka yang bersifat multi fungsi, yaitu tidak hanya secara khusus menangani ODHIV dan Korban Napza, tetapi juga masalah sosial lainnya, termasuk kondisi kedaruratan seperti bencana alam maupun non alam.
Bagikan :