Wapres: Kesetiakawanan Sosial Mampu Atasi Intoleransi dan Kemiskinan

Wapres: Kesetiakawanan Sosial Mampu Atasi Intoleransi dan Kemiskinan
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Yusuf Andika; Karlina Irsalyana

BANJARBARU (20 Desember 2019) - Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyakini nilai-nilai kesetiakawanan sosial mampu mengatasi dua tantangan besar bangsa, yakni intoleransi dan kemiskinan. Dua tantangan ini bisa mengancam keutuhan bangsa bila tidak serius diatasi. 

 

Menurut Wapres, intoleransi bisa dalam bentuk perbedaan agama, etnisitas, perbedaan pendapat, juga perbedaan sikap politik. “Sikap intoleransi ini semakin hari semakin menguat. Intoleransi  bila dibiarkan bisa  menjadi bibit tumbuhnya radikalisme, dan bahkan dalam bentuk ekstrem bisa menjadi bibit terorisme," kata Wapres dalam sambutannya pada acara Puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019, di Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (20/12/2019).

 

Hadir didamping Ibu Wury Ma’ruf Amin, Wapres menyatakan, nilai kesetiakawanan sosial bisa mengikis intoleransi dengan mengembangkan sikap saling menghargai perbedaan, baik perbedaan agama, atau perbedaan lainnya. “Dengan semangat toleransi, bisa memperkuat dan menjaga karakter masyarakat Indonesia yang majemuk,” katanya.

 

Masalah kedua, adalah masalah kemiskinan dan ketimpangan sosial. Menurut Wapres, memang selama pemerintahan Joko Widodo angka kemiskinan sudah berhasil ditekan di bawah 1 digit, hingga mencapai 9,41 persen.

 

Namun bagi Wapres, angka itu setara dengan sekitar 25 juta jiwa masyarakat kurang mampu. Di lain pihak, angka ketimpangan antara yang kaya dan miskin juga masih cukup lebar.

 

“Banyak kasus konflik sosial yang akarnya sebenarnya adalah lebarnya ketimpangan pendapatan. Usaha peningkatan pendapatan dengan program pemberdayaan masyarakat hanya bisa terlaksana bila dalam jiwa masyarakat memiliki rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi,” kata Wapres.

 

Kesetiakawanan sosial bisa menumbuhkan kerelaan untuk membantu. Usaha besar membantu usaha kecil, kelompok kaya membantu yang kurang mampu. “Maka akan terjadi transfer kapasitas ekonomi untuk menutup ketimpangan ekonomi,” kata Wapres.

 

Dalam kesempatan itu Menteri Sosial Juliari P. Batubara melaporkan kepada Wapres, bahwa Kesetiakawanan Sosial adalah nilai dasar yang terwujud dalam bentuk pikiran, sikap, dan tindakan saling peduli dan berbagi yang dilandasi oleh kerelaan, kesetiaan, kebersamaan, toleransi, dan kesetaraan guna meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri setiap warga negara Indonesia.

 

Mensos menekankan, di dalam masyarakat Indonesia tumbuh jiwa dan semangat kebersamaan, kegotongroyongan, kekeluargaan dan kerelaan berkorban tanpa pamrih. “Ini harus terus dikembangkan, direvitalisasi, didayagunakan dalam kehidupan berbangsa,” kata Mensos, yang hadir didampingi istri, Grace Claudia P Batubara.

 

Menurut Mensos, saat ini bangsa Indonesia masih berhadapan dengan berbagai masalah kesejahteraan sosial yang meliputi kemiskinan, keterlantaran, ketunaan, keterpencilan dan kebencanaan yang jumlahnya tidak kecil.

 

“Sementara pemerintah memiliki kemampuan terbatas, sehingga diperlukan peran serta masyarakat. Maka kesetiakawanan sosial masa kini adalah instrumen menuju kesejahteraan masyarakat melalui gerakan peduli dan berbagi oleh, dari dan untuk masyarakat baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan berdasarkan nilai kemanusiaan, kebersamaan, kegotongroyongan dan kekeluargaan yang dilakukan secara terencana, terarah dan berkelanjutan menuju terwujudnya Indonesia Sejahtera,” kata Mensos.  

 

Di lain pihak, peringatan HKSN diharapkan dapat menjadi “alat pengungkit” untuk menggerakkan kembali nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang ada di masyarakat, yang dilaksanakan di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/ kota,” kata Mensos.

 

Dalam kesempatan ini, tak lupa Mensos menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Baik dari jajaran pemerintah pusat, pemerintah provinsi,  kabupaten/kota, TNI-Polri, unsur non pemerintah, dunia usaha, para relawan, dan berbagai unsur masyarakat yang lain. Hadir dari Kementerian Sosial, hampir seluruh pegawai di semua level.

 

Pada kesempatan tersebut pula, dilakukan penyerahan pataka HKSN dari Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor kepada Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, yang akan menjadi tuan rumah HKSN 2020.

 

Pada puncak Peringatan HSKN 2019 yang dihadiri sekitar 1.000 orang tersebut, dilakukan pula penganugerahan Satya Lencana Kebhaktian Sosial oleh Presiden RI Joko Widodo kepada sejumlah pihak.

 

Hadir pula sejumlah kepala daerah dari berbagai penjuru tanah air. Acara dimeriahkan dengan tarian rakyat yang diperagakan secara kolosal, dan iringan Paduan Suara SMA 3 Banjarbaru.

 

Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI

Sonny W Manalu
Bagikan :