BRSPDM "Margo Laras” Selenggarakan Edukasi Sosial bagi Siswa SMA dan SMP

BRSPDM "Margo Laras” Selenggarakan Edukasi Sosial bagi Siswa SMA dan SMP
Penulis :
Humas BRSPDM "Margo Laras" Pati
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Yusa Maliki; Karlina Irsalyana

PATI  (1 November 2019) - Dalam rangka implementasi Progres 5.0 dimana Balai sebagai Centre of Excellence dalam pelayanan rehabilitasi sosial, maka diperlukan penyebaran informasi terkait sasaran dan jenis layanan yang diberikan. Untuk itu pada tanggal 28 Oktober-1 November 2019 Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) “Margo Laras” mengadakan kegiatan Edukasi Sosial dengan mengundang 250 pelajar SMA dan SMP yang berasal dari 25 sekolah di wilayah Kabupaten Pati.

Setiap hari diundang lima sekolah, untuk masing-masing sekolah terdiri dari sepuluh siswa dan satu guru pendamping. Dengan tema “Remaja Sadar Sehat Jiwa” diharapkan para siswa dapat mengenal tentang gangguan jiwa remaja, cara pencegahan dan penanganannya serta mengenal BRSPDM "Margo Laras", sehingga ke depannya bisa dapat ikut serta dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental. 

Kegiatan dibuka oleh Kepala BRSPDM “Margo Laras” Jiwaningsih. Dalam sambutannya Jiwaningsih menyatakan bahwa siswa sekolah bisa sebagai kepanjangan tangan BRSPDM “Margo Laras” untuk menyebarluaskan informasi tentang Penyandang Disabilitas Mental.

Acara dimulai dengan ice breaking agar peserta saling mengenal. Awalnya peserta masih nampak malu-malu, tapi karena terus dipancing oleh petugas akhirnya suasana menjadi ceria dan mereka terlihat sangat bersemangat. 

Dilanjutkan dengan paparan oleh Psikolog Balai, Dhania Yusana Putri tentang Pengenalan Gangguan Mental pada Remaja. Para peserta dibagi menjadi lima kelompok dan mendiskusikan permasalahan yang pernah dihadapi, dampak dan solusinya yang telah dilakukan. Hasil dari diskusi kelompok, ternyata kebanyakan permasalahan yang dihadapi adalah terlambat sekolah, banyak pekerjaan rumah, ban bocor, ditilang, ponsel disita dan kuota habis.

Permasalahan remaja milenial ternyata berhubungan erat dengan masalah gadget. Dalam paparannya, Dhania memperkenalkan jenis gangguan mental yang biasa diderita remaja. Dhania juga menyarankan untuk mencari pertolongan kepada orang dewasa seperti orang tua, guru BK apabila mulai merasakan tanda-tanda stres agar tidak berkepanjangan yang bisa menyebabkan depresi.

Paparan kedua oleh Pekerja Sosial, tentang Persahabatan dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Fisik dan Mental. Pekerja Sosial mengajarkan untuk menjadi teman yang baik dan bisa memilih teman yang baik, menghindari sebagai pelaku maupun korban bullying. Karena ternyata teman yang baik bisa membuat kita sehat jiwa dan raga. Seperti penelitian yang dilakukan Life Matters Consultancy yang menyatakan bahwa persahabatan yang baik bisa membuat tekanan darah lebih rendah dan bisa menghindarkan kita dari depresi dan kecemasan.

Paparan ketiga oleh Penyuluh Sosial, Diah Fajarini. Diah menyampaikan dan menjelaskan mengenai program bagi Penerima Manfaat dan mengajak peserta untuk tidak perlu takut serta bisa menghargai Penyandang Disabilitas Mental. Ia mendorong peserta untuk ikut serta dalam penanganan Penyandang Disabilitas Mental, baik di dalam Balai maupun di masyarakat.

"Apabila tidak bisa membantu, jangan ikut memperberat permasalahan Penyandang Disabilitas Mental," ia mengingatkan.

Peserta terlihat antusias dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa Penyandang Disabilitas Mental tidak bisa sembuh secara total, bedanya dengan kesurupan, bagaimana menghadapi teman yang tidak baik, dan lain-lain. Acara diakhiri dengan berkeliling balai, untuk melihat fasilitas dan kegiatan yang dilakukan di Balai. Diharapkan acara ini dapat menjadi awal untuk remaja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk sadar dan peduli terhadap Penyandang Disabilitas Mental.
نشر :