JAKARTA
(15 Desember 2022) - Empat minggu pasca gempa bumi Cianjur, warga
terdampak gempa masih menempati posko-posko pengungsian. Kondisi fisik para
penyintas di pengungsian terlihat baik-baik saja. Namun, secara psikis, korban gempa Cianjur semakin hari, semakin gelisah.
Dalam
rangka layanan dukungan psikososial terhadap seluruh penyintas gempa bumi
Cianjur, Kementerian Sosial masih terus memfasilitasi pelatihan usaha sebagai
penguatan skill dan juga merupakan kegiatan bagi para penyintas mengisi waktu
senggang mereka saat dipengungsian.
Bermacam-macam
pelatihan yang ditawarkan Kemensos. Salah satunya adalah pembuatan bata tahan
gempa di Posko Pengungsian Lapangan Cariu, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang.
Dilaksanakan oleh Pusdiklatbangprof Kementerian Sosial bekerja sama dengan
Sentra Terpadu "Pangudi Luhur" di Bekasi, pelatihan ini dapat berlangsung.
Rahman
(38), salah satu pengungsi di Posko Cariu mengungkapkan kebimbangannya pasca dirinya dilanda gempa. "Bingung, saya biasa hari-hari jualan pikul keliling jajanan anak-anak, lumayan,
bisa dapat Rp50.000,- setiap hari. Tapi sekarang, mau jualan susah. Yang beli
siapa? Mereka juga korban, sama susahnya. Apalagi peralatan pikul sudah rusak
ketimpa gempa," kata dia.
"Istri
baru minggu lalu lahiran, anak empat masih kecil-kecil semua. Saya kasihan liat
mereka. Tapi, mau bagaimana lagi? Apa yang ada sekarang, ya harus disyukuri.
Alhamdulillah, keluarga saya selamat semua, termasuk istri dan dedek bayi," ucapnya.
"Apalagi, yang perhatian sama kami banyak. Beberapa hari lalu, saya diajak ikut
pelatihan pembuatan bata tahan gempa yang dilaksanakan oleh Kemensos. Kalau
saya bisa tekuni dengan serius, modal bisa dibantu, peluangnya besar,"
ucapnya semangat.
Sekarang
semua rumah hancur. Pelan-pelan pasti akan bangun (rumah) kembali. Kebutuhan
akan bata pasti akan tiba. Ini peluang. Batanya tahan gempa pula. Peminat pasti
banyak. Masyarakat kan banyak yang trauma akibat musibah ini.
Diharapkan
melalui pelatihan ini kedepannya dapat dimanfaatkan sebagai modal penguatan
ekonomi keluarga jika ditekuni dengan serius.
Sesuai
dengan apa yang disampaikan Menteri Sosial Tri Rismaharini beberapa waktu
lalu, saat mengunjungi dan memotivasi para penyintas gempa bumi Cianjur di
pengungsian.
Risma
menjelaskan, di tengah kondisi yang terbatas, pengungsi harus tetap bertahan di
pengungsian sampai rumah mereka diperbaiki.
Kementerian
Sosial coba menawarkan pelatihan usaha diantaranya pembuatan bata interlock,
jajanan hingga kerajinan tangan.
"Nanti, kita ajarkan membuat bata supaya ada kesibukan, kita datangkan pelatihnya,
karena pasti ini lama, rumah mereka banyak yang roboh. Yang penting mereka
punya kesibukan terlebih dulu. Selain untuk dukungan psikososial juga bisa
bantu untuk usaha," ucap Risma.
Bisnis
bata interlock sangat cocok dengan kondisi geografis Indonesia, serta dapat
menjadi bisnis yang menjanjikan. Bata yang dimaksud adalah bata interlock yang
dapat menjadi serbuk ketika terjatuh.
"Nanti
ada khusus campurannya, kalau jatuh, dia kayak serbuk gitu. Kita siapkan, kita
ajarkan. Alat cetaknya dan sebagainya, kami siapkan" terang Risma.
Tidak
hanya sebatas pelatihan, Pusdiklatbangprof Kemensos telah berkoordinasi dengan
berbagai toko bangunan sekitar untuk peluang pemasarannya, sudah terdapat toko
bangunan yang siap menampung hasil pembuatan bata yang dibuat oleh para
penyintas.
"Senang
mbak, ikut pelatihan untuk mengisi kegiatan dan mengusir kejenuhan selama
tinggal di posko pengungsian," terang Asep salah satu pengungsi yang juga
ikut dalam pelatihan. Mereka berharap ke depan dapat lebih mengasah
keterampilan dan mempunyai usaha pembuatan batu bata.
Kepala
Pusat Pendidikan Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof)
Kemensos, Afrizon Tanjung, saat dikonfirmasi via telepon, mengatakan pelatihan
ini merupakan upaya Kemensos menyiapkan penyintas menghadapi fase pasca
bencana.
“Melalui
pelatihan-pelatihan itu, kita berharap ada dampak berkelanjutan, tidak saja
untuk mengisi waktu luang, atau menghilangkan kecemasan dan kejenuhan, tetapi
juga, kita persiapkan bagaimana mereka bangkit lagi setelah nanti kembali ke
rumah setelah tidak lagi mengungsi,” ungkap Afrizon.