Hadiri 20th SOMSWD, Indonesia Tunjukan Kontribusi Penyandang Disabiltas Dalam Mitigasi Bencana

  • Hadiri 20th SOMSWD, Indonesia Tunjukan Kontribusi Penyandang Disabiltas Dalam Mitigasi Bencana
  • WhatsApp Image 2024-12-04 at 18.13.20
  • WhatsApp Image 2024-12-04 at 18.13.20 (2)
  • WhatsApp Image 2024-12-04 at 18.13.19 (1)

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
David
Penerjemah :
-

JAKARTA (4 Desember 2024) – Indonesia menegaskan komitmennya dalam memperkuat kemitraan inovatif untuk pengurangan risiko bencana dan ketahanan perubahan iklim dalam agenda hari pertama 19 th  ASEAN  Go-NGO forum on Social Welfare yang merupakan rangkaian Pertemuan Senior ASEAN ke-20 tentang Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan (20 th SOMSWD) dan pertemuan terkait, yang dilaksanakan secara daring melalui video confference, pada Rabu-Kamis,  4-6 Desember Desember 2024.

Dalam pertemuan ini,  SOMSWD Indonesia diwakili oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, M.O Royani, berbagi pengalaman dan strategi negara dalam melibatkan kelompok rentan, termasuk penyandang disabilitas, dalam penanggulangan bencana dan adaptasi perubahan iklim.

Royani memaparkan bahwa Indonesia telah mengembangkan pendekatan perlindungan sosial adaptif, yang bertujuan untuk memastikan bahwa kelompok rentan, seperti penyandang disabilitas dan masyarakat miskin, terlindungi dari dampak bencana. Salah satunya adalah memasukkan kelompok-kelompok ini ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), yang memungkinkan identifikasi kebutuhan mereka secara lebih tepat dan akurat.

Royani juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam memperkuat ketahanan sosial masyarakat. Indonesia telah bekerja sama dengan berbagai Kementerian, LSM, dan INGO untuk merancang program-program pengurangan risiko bencana yang melibatkan masyarakat secara aktif. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada mitigasi bencana, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim dan potensi bencana yang semakin kompleks.

Salah satu langkah inovatif yang dijalankan adalah melibatkan penyandang disabilitas dalam semua tahapan penanggulangan bencana melalui DIFAGANA. Dimana penyandang disabilitas tidak hanya menjadi penerima bantuan, tetapi juga berperan aktif dalam penilaian risiko dan pemetaan dampak bencana, termasuk pemisahan data untuk kelompok rentan.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara ASEAN lainnya, Indonesia mendorong adanya peningkatan kerjasama regional dalam mengembangkan mekanisme perlindungan sosial yang lebih inklusif dan adaptif terhadap risiko bencana dan perubahan iklim. Royani berharap, melalui kolaborasi ini, kawasan ASEAN dapat membangun masyarakat yang lebih tangguh dan berdaya dalam menghadapi tantangan sosial dan lingkungan yang terus berkembang.


نشر :