Kemensos Beri Prokus Senilai Rp 5 Miliar Bantu Usaha Mikro KPM PKH Graduasi
24-07-2020
JAKARTA (24 Juli
2020) – Di tengah peralihan dari masa PSBB ke era new normal dimana
perekonomian pun sudah mulai sedikit menggerakkan rodanya, Kementerian Sosial
luncurkan Program Kewirausahaan Sosial (Prokus). Bantuan Stimulan Insentif
Modal Usaha (BSIMU) senilai 5 Milyar diberikan untuk 10.000 Keluarga Penerima
Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) Graduasi yang tengah membangun atau
merintis usaha.
Di masa pandemi
COVID-19 bantuan stimulan kewirausahaan sosial diberikan sebanyak Rp.
500.000,-/KPM untuk membantu menyangga usaha mikro yang baru saja dirintis agar
tetap bisa bertahan di tengah sulitnya ekonomi. Nantinya, KPM PKH Graduasi yang
terseleksi akan menerima pendampingan dan bantuan sosial insentif modal usaha
sebesar Rp 3.500.000,-/KPM untuk lebih mengembangkan usahanya.
Menteri Sosial
RI Juliari P. Batubara secara simbolis memberikan BSIMU kepada 5 orang KPM yang
berasal dari perwakilan 5 wilayah DKI Jakarta sebesar Rp. 500.000,-/orang.
"Program
kewirausahaan ini memang merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah
sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan para KPM PKH Graduasi yang memiliki
rintisan usaha," jelas Juliari dalam sambutannya di Gedung Aneka Bhakti
Kementerian Sosial, Jumat (24/07).
Selanjutnya
Menteri Sosial juga menjelaskan bahwa program kewirausahaan sosial ini
merupakan program jangkar dari program pemberdayaan sosial di Kementerian
Sosial.
Direktur
Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menambahkan bahwa program
kewirausahaan sosial ini dibuat sesuai dengan integrated dan sustainable
program yang diciptakan supaya bisa berkesinambungan dengan Program Keluarga
Harapan.
Mensos
menegaskan bahwa Kemensos harus bisa memberdayakan masyarakat yang mendapat
bantuan sosial. Sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan terus menerus. Mereka
harus bisa mandiri secara ekonomi,tidak hanya menggantungkan pada bantuan dari
pemerintah. Lebih lanjut Mensos Juliari menegaskan bahwa Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial harus memiliki target. Karena setiap program harus
mempunyai target supaya terukur tingkat keberhasilannya.
Program
kewirausahaan sosial ini dalam pelaksanaan ada pendampingan dari TKSK. Bagi
pendamping nantinya harus dibekali pelatihan sehingga memiliki kompetensi untuk
dapat mengarahkan KPM PKH Graduasi menuju tingkat yang lebih sejahtera.
Selain
menyalurkan BSIMU, Kementerian Sosial juga menyelenggarakan Bimbingan Teknis.
Bimtek diiikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari Koordinator PKH,
Koordinator TKSK dan perwakilan KPM PKH Graduasi di wilayah DKI Jakarta yang
memiliki rintisan usaha yang hadir secara langsung; serta 170 KPM PKH Graduasi
dan para pendamping di wilayahnya. Peserta selain mengikuti bimtek secara
langsung, ada juga yang mengikuti secara virtual. Narasumber bimtek berasal
dari praktisi kewirausahaan sosial.
“Bimbingan
teknis ini memang merupakan bentuk penguatan usaha-usaha mikro dengan
memberikan edukasi bagi mereka untuk bisa mengembangkan usahanya,” tutur Direktur
Jenderal Pemberdayaan Sosial.
Dalam program
Kewirausahaan Sosial ini, Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga,
dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM) menerapkan
3 model program Kewirausahaan yakni Model Pembibitan bagi penerima yang
memiliki potensi usaha, Model Mentoring bagi penerima yang memiliki usaha
berkembang, dan Model Inkubasi bagi penerima yang memiliki usaha yang sudah
maju.
Turut hadir
dalam kegiatan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Inspektur Jenderal,
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Direktur Jenderal Penanganan
Fakir Miskin, Kepala Badiklit Pensos, Sekretaris Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Sosial, Direktur Pengelolaan
Sumber Dana Bantuan Sosial, Direktur Kepahlawanan, Keperintisan,
Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial, Kepala Biro Humas Kementerian Sosial RI,
Tim Teknis Menteri bidang Linjamsos, Tim Teknis Menteri Bidang PFM, dan Tim
Teknis Menteri Bidang Pemberdayaan Sosial.
JAKARTA (24 Juli 2020) – Di tengah peralihan dari masa PSBB ke era new normal dimana perekonomian pun sudah mulai sedikit menggerakkan rodanya, Kementerian Sosial luncurkan Program Kewirausahaan Sosial (Prokus). Bantuan Stimulan Insentif Modal Usaha (BSIMU) senilai 5 Milyar diberikan untuk 10.000 Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH) Graduasi yang tengah membangun atau merintis usaha.
Di masa pandemi COVID-19 bantuan stimulan kewirausahaan sosial diberikan sebanyak Rp. 500.000,-/KPM untuk membantu menyangga usaha mikro yang baru saja dirintis agar tetap bisa bertahan di tengah sulitnya ekonomi. Nantinya, KPM PKH Graduasi yang terseleksi akan menerima pendampingan dan bantuan sosial insentif modal usaha sebesar Rp 3.500.000,-/KPM untuk lebih mengembangkan usahanya.
Menteri Sosial RI Juliari P. Batubara secara simbolis memberikan BSIMU kepada 5 orang KPM yang berasal dari perwakilan 5 wilayah DKI Jakarta sebesar Rp. 500.000,-/orang.
"Program kewirausahaan ini memang merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan para KPM PKH Graduasi yang memiliki rintisan usaha," jelas Juliari dalam sambutannya di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial, Jumat (24/07).
Selanjutnya Menteri Sosial juga menjelaskan bahwa program kewirausahaan sosial ini merupakan program jangkar dari program pemberdayaan sosial di Kementerian Sosial.
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Edi Suharto menambahkan bahwa program kewirausahaan sosial ini dibuat sesuai dengan integrated dan sustainable program yang diciptakan supaya bisa berkesinambungan dengan Program Keluarga Harapan.
Mensos menegaskan bahwa Kemensos harus bisa memberdayakan masyarakat yang mendapat bantuan sosial. Sehingga tidak hanya mengandalkan bantuan terus menerus. Mereka harus bisa mandiri secara ekonomi,tidak hanya menggantungkan pada bantuan dari pemerintah. Lebih lanjut Mensos Juliari menegaskan bahwa Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial harus memiliki target. Karena setiap program harus mempunyai target supaya terukur tingkat keberhasilannya.
Program kewirausahaan sosial ini dalam pelaksanaan ada pendampingan dari TKSK. Bagi pendamping nantinya harus dibekali pelatihan sehingga memiliki kompetensi untuk dapat mengarahkan KPM PKH Graduasi menuju tingkat yang lebih sejahtera.
Selain menyalurkan BSIMU, Kementerian Sosial juga menyelenggarakan Bimbingan Teknis. Bimtek diiikuti oleh 50 orang peserta yang terdiri dari Koordinator PKH, Koordinator TKSK dan perwakilan KPM PKH Graduasi di wilayah DKI Jakarta yang memiliki rintisan usaha yang hadir secara langsung; serta 170 KPM PKH Graduasi dan para pendamping di wilayahnya. Peserta selain mengikuti bimtek secara langsung, ada juga yang mengikuti secara virtual. Narasumber bimtek berasal dari praktisi kewirausahaan sosial.
“Bimbingan teknis ini memang merupakan bentuk penguatan usaha-usaha mikro dengan memberikan edukasi bagi mereka untuk bisa mengembangkan usahanya,” tutur Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial.
Dalam program Kewirausahaan Sosial ini, Direktorat Pemberdayaan Sosial Perorangan, Keluarga, dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM) menerapkan 3 model program Kewirausahaan yakni Model Pembibitan bagi penerima yang memiliki potensi usaha, Model Mentoring bagi penerima yang memiliki usaha berkembang, dan Model Inkubasi bagi penerima yang memiliki usaha yang sudah maju.
Turut hadir dalam kegiatan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Inspektur Jenderal, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin, Kepala Badiklit Pensos, Sekretaris Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Direktur Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial, Direktur Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial, Kepala Biro Humas Kementerian Sosial RI, Tim Teknis Menteri bidang Linjamsos, Tim Teknis Menteri Bidang PFM, dan Tim Teknis Menteri Bidang Pemberdayaan Sosial.