Berdayakan Ekonomi, Kemensos Bantu Ternak Babi Hingga Penerangan Jalan untuk Warga Jayapura
Penulis :
Anindya Tamara
Penerjemah :
Dian Catur/Karlina Irsalyana
JAYAPURA (1 Juni 2023) — Dukungan terus diberikan kepada masyarakat di Papua oleh Kementerian Sosial melalui berbagai program pemberdayaan sosial. Salah satu tujuannya adalah untuk menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat di Papua sehingga bisa keluar dari lingkaran kemiskinan dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial dari pemerintah.
Ketika masyarakat Papua dapat mandiri secara ekonomi diharapkan mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka setinggi mungkin. Sehingga tidak ada lagi anak-anak Papua yang putus sekolah dan dapat menjalani kehidupan lebih baik.
“Kami kesini, saya terus terang pengen kehidupan bapak, ibu, mama, papa lebih baik lagi karena itu kami memberikan bantuan,” kata Mensos Risma saat menyapa warga di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura (31/05). Kunjungan Mensos ke Muara Tami merupakan kunjungan lanjutan setelah Yapen.
Mensos menyatakan, setiap orang memimpikan hidup yang lebih baik. Sebagai orangtua, pasti memiliki keinginan agar anak-anaknya kelak berhasil dan sukses. Untuk itu, orangtua penting untuk terus meningkatkan taraf kehidupannya.
"Kenapa mama papa harus hidupnya lebih baik? Supaya bisa membiayai untuk anak-anak kalau nanti dia bersekolah, supaya mereka punya mimpi, saya ingin jadi dokter, saya ingin jadi insinyur. Bisa mama! Karena Tuhan kita adil, Tuhan tidak pernah beda-bedakan siapa kita, darimana kita, siapapun diberikan hak untuk berhasil dan sukses, termasuk putra putri bapak ibu sekalian, biarkanlah mereka punya mimpi,” kata Mensos kepada masyarakat Muara Tami.
Sama seperti di Yapen, kunjungan ke Muara Tami juga ditandai dengan penyaluran bantuan. Di sini, Mensos memberikan bantuan pemberdayaan sosial kepada masyarakat berupa ternak ayam petelur.
“Karena waktu itu saya butuh cepat, jadi udah saya minta, karena nanti kalo babi, bapak ibu sekalian kan pelihara, gak bisa untuk makan karena itu kita kirimi ayam petelur yang setiap hari dia akan bertelur, nah itu bisa dijual,” ungkap Mensos Risma.
Ternak ayam petelur ini dinilai mampu untuk memberikan ketahanan pangan kepada masyarakat di Papua. Kemensos memberikan 800 ekor ayam petelur di Distrik Muara Tami senilai Rp313.297.600,- masing - masing sejumlah 400 ekor untuk Koya Koso, 100 ekor untuk Skouw Yambe, 100 ekor untuk Skouw Sae, 100 ekor untuk Skouw Mabo, dan 100 ekor untuk Klasis GKI Muara Tami.
“Kebutuhan telur di Papua ini sekarang karena saya gencar ngasih ayam petelur, sekarang ini tinggal 20%, kalo dulu 100% tergantung pada Jawa, sekarang ini (kebutuhan telur) sudah bisa dipenuhi 80%, jadi tinggal 20% lagi, kalo itu bisa terpenuhi maka itu akan ada perputaran ekonomi di Papua ini,” kata Mensos.
Selain ternak ayam petelur, Kemensos juga memberikan bantuan lain berupa 1000 ekor ternak babi dan 1000 pasang pakaian. Mensos meminta agar para penerima manfaat ternak ayam petelur dan babi ke depan dapat membuat pakan ternaknya sendiri. Hal ini dikarenakan banyaknya keluhan para peternak yang kesulitan membeli pakan ternak yang cukup mahal.
“Nanti kita akan buat pelatihan, Pendeta Hiskia sudah ada niat untuk bagaimana membuat pakan sendiri, jadi memang harus mandiri,” ucap Mensos.
“Nanti ada pendampingan, saya sudah kerja sama dengan IPB dan beberapa perguruan tinggi di Indonesia, yang siap para mahasiswa ikut mendampingi untuk program ini,” katanya.
Tidak hanya pemberdayaan ekonomi, Kemensos memberikan bantuan sarana prasarana berupa Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJTUS). PJTUS ini dapat dimanfaatkan masyarakat Papua sebagai penerangan menggunakan tenaga surya. Dengan adanya PJTUS, perputaran ekonomi di daerah tersebut akan lebih besar, karena aktifitas di malam hari dapat tetap dilakukan. Selain itu, anak-anak juga dapat bermain tanpa terhambat oleh penerangan.
“Misi utamanya untuk mengeluarkan mereka dari kemiskinan, jadi kenapa PJU? Supaya ada kehidupan di malam hari, nah jadi gini, kalo kota itu hidupnya hanya sampai jam 4 atau 5 sore, maka sebetulnya rugi kota itu, kenapa? Karena yang jam 6 (sore) sampai pagi itu tidak ada perputaran ekonomi, jadi karena itu harus diperpanjang, mangkanya saya pasang PJU, supaya di atas jam 5 sore mereka bisa jualan, anak-anak bisa bermain,” kata Mensos.
Tokoh masyarakat Skouw yang juga Wakit Ketua 1 Sinode GKI Tanah Papua Pdt. Hiskia Rollo, yang turut mendampingi kunjungan Mensos Risma di GKI Karmel Skouw Yambe, mengungkapkan rasa terima kasih kepada Mensos Risma atas perhatian yang diberikan kepada masyarakat di Papua.
“Kita dari negeri matahari terbit harus bangun duluan, pembangunan harus dimulai dari sini kalo dimulai dari barat sudah terlambat, sudah keburu gelap, terima kasih banyak bantuan mama untuk Papua, terima kasih atas nama anak bangsa,” ucap Pdt. Hiskia kepada Mama Risma, panggilan akrab masyarakat Papua untuk Mensos.
Setelah dari Distrik Muara Tami, Mensos Risma menyempatkan berdiskusi dengan jajaran Pengurus Keuskupan Jayapura terkait pembangunan rumah untuk korban gempa di Delsos Keuskupan Jayapura, bertempat di Kantor Keuskupan Jayapura, Provinsi Papua. Diskusi ini juga membicarakan kolaborasi Kemensos dengan Keuskupan Jayapura terkait pelaksanaan program-program kesejahteraan sosial bagi jemaat gereja Katolik di Provinsi Papua terutama terkait mitigasi bencana alam/sosial dan ketahanan pangan bagi warga Papua yang miskin/kurang mampu.
Mensos mengajak gereja untuk terlibat menjadi tempat lumbung sosial, terutama di wilayah-wilayah pegunungan Papua yang sulit dijangkau saat terjadinya bencana. Keterlibatan gereja - gereja dalam proses bantuan sosial dinilai dapat mempercepat dan mempermudah distribusi bantuan kepada masyarakat.
Setelah itu, Mensos menyerahkan simbolis bantuan untuk lumbung sosial dan pemberdayaan ekonomi secara daring kepada masyarakat Kab. Maybrat, Prov. Papua. Bantuan yang diserahkan berupa beras, peralatan dapur keluarga, bumbu siap saji, ikan asin, mie instan, sarden, dan ketela dengan total bantuan Rp475.971.280.-
Bantuan pemberdayaan ekonomi juga diberikan untuk masyarakat Kab. Maybrat berupa 1.412 ekor bibit babi senilai Rp2.824.000.000,- dan 1.000 stel pakaian senilai Rp125.000.000.-
Turut hadir mendampingi Mensos, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo, Jajaran Staf Khusus Menteri Sosial dan pejabat Kemensos lainnya, Forkompinda Kabupaten kota Jayapura, tokoh adat dan tokoh agama.
Bagikan :