JAKARTA SELATAN (25 Juni 2024) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengakui dirinya bukan tipe karyawan penurut. Jika ada yang diyakini benar, dia berani menyampaikan pada atasan dan bahkan bisa berseberangan dengan pimpinan. Mungkin karena gerah, berhadapan dengan Risma, berkahnya dia menjadi sering dikirim ke luar negeri untuk mengikuti berbagai pelatihan.
“Hampir setiap bulan, sejak menjadi kepala bagian di Pemkot Surabaya, saya sering dikirim ke luar negeri untuk mengikuti berbagai pelatihan,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini, saat berbicara di hadapan Peserta Pelatihan Penanganan Disabilitas Secara Inklusif, Holistik, dan Integratif Bagi SDM Kesejahteraan Sosial yang berlangsung di Jakarta, Selasa (25/6) pagi.
Berkat berbagai pelatihan tersebut, ia banyak mendapatkan sertifikat. “Kalau dikumpulkan mungkin bisa dua meter,” ujar lulusan Teknik Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tahun 1987 ini berkelakar. Bahkan beberapa di antaranya mendapat sertifikat sebagai peserta terbaik dari institusi terkemuka di luar negeri.
Hikmah lain yang ia peroleh, Risma jadi mengetahui banyak hal. “Saya pernah ditanya, keahliannya apa sih kok tahu banyak hal?” kata mantan Wali Kota Surabaya 2010-2015 dan 2016-2020 ini menceritakan pengalamannya. “Bukan sok tahu, saya mengerti soal jalan, saluran, tanaman, karena saya ikut training itu semua. Ilmu yang baik pasti akan bermanfaat,” kata lulusan Manajemen Pembangunan Kota ITS dan lulus 2002 ini.
Risma mendapat berbagai pelatihan dalam banyak hal di luar negeri. “Intinya jangan berhenti belajar,” kata Risma di hadapan peserta pelatihan, karena ilmu itu sangat luas dan beragam. “Ilmu yang dipelajari pasti akan bermanfaat untuk kehidupan,” kata Risma memberikan motivasi dan inspirasi bagi peserta pelatihan di Kementerian Sosial.