Anak Indonesia Hebat
Jakarta (3 Juli 2022) - Tematik
peringatan Hari Anak Nasional tahun ini sangat mencuri perhatian, Anak
Indonesia Hebat, sangat menginspiratif atas pengakuan hak-hak perlindungan dan
upaya pemajuan serta pemenuhan hak-hak anak Indonesia. Pengakuan atas hak
anak untuk dapat hidup, tumbuh kembang, terlindungi dari diskriminasi dan
berpartisipasi atas masa depan gemilang. Hal inilah yang saat ini tengah
digaungkan selama tiga hari pelaksanaan Renzo International Open Karate
Championship 2022, memerebutkan piala Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian
tanggal 1 sampai 3 Juli 2022 di Gelang Olahraga Ciracas Jakarta Timur.
Melibatkan 1.800 karateka dalam dan luar negeri,
mayoritas didalamnya yaitu atlet anak-anak usia 9 sampai dengan 18 tahun. Dalam
salah satu kesempatan wawancara khusus, Patron Dojo Renzo Inisiator dan
Penyelenggara, Prof (Ris) Hermawan Sulistiyo yang akrab dipanggil dengan sapaan
daddy oleh anak-anak mengatakan,”ini adalah ajang kejuaraan internasional
melibatkan 7 negara selain Indonesia, mayoritas atlet adalah anak anak hebat
Indonesia dari berbagai daerah bertanding disini. Itu sebab semua hal dibuat
fun, happy dan gembira responsive atas pemenuhan hak-hak anak!”
Lebih lanjut, dikatakan mas Kikiek sapaan khasnya,
bahwa menumbuhkan delapan kecerdasan jamak dan karakter anak bukan hanya di
ruang-ruang kelas semata dan dalam waktu sekejab. Diperlukan kesungguhan
pengasuhan anak sejak usia dini untuk dapat menumbuh-kembangkan perilaku budi
pekerti luhur anak.
Salah satunya melalui olahraga beladiri karate,
melalui karate anak-anak secara langsung ditumbuhkan bukan hanya jiwa
sportifitas semata, namun juga keluhuran budi seperti jiwa ksatria, tahan
menderita daya tahan, daya lenting dan daya juang untuk mencapai kemajuan
secara bertahap atas kemampuan mandiri. Anak-anak juga diajarkan untuk dapat
menerima kemenangan dengan lapang dada dan menerima kekalahan dengan jiwa
besar, tidak menyalahkan pihak manapun.
Melalui pelatihan beladiri karate, anak-anak akan bertumbuh
kembang sesuai dengan cita-cita dan dapat berpartisipasi aktif atas masa
depannya. Apakah akan menjadi atllit professional atau menjadikan karate
sebagai olahraga yang ditekuni. Gelegar genderang yang dipukul rampak saat
pembukaan bukan saja menggema di lima tatami merah biru yang digelar di GOR
Ciracas dengan kapasitas 5.000 kursi yang nyaeis penuh setiap harinya.
Suasana semarak tepukan riuh dan teriakan
anak-anak, oranngtua dan masyarakat umum menggema saat menyaksikan
teman-temannya berlaga kata dan kumite kadet menjadikan suasana
jelang peringatan hari anak nasional sangat terasa kental. Di lantai
dasar dan hampir disemua penjuru selasar dipenuhi puluhan kata-kata sarat makna
dan filosofi serta foto-foto dari mulai sejarah karate, tokoh-tokoh yang
berjasa dalam pengembangan karate sampai dokumentasi pertandingan dimana semua
anak dan orang dapat belajar, dan menyampirkan cita-cita dan asa di tangan
sendiri.
Tak pelak jika dikatakan bahwa pertandingan
internasioal karate yang digelar di GOR Ciracas ini bukan lagi semata ajang
bertanding bagi para atlit senior atau kadet saja. Namun sesungguhnya wadah
bagi upaya pemenuhan hak-hak perlindungan anak Indonesia. Anak-anak
belajar menggembleng dirinya sendiri dengan disiplin dalam kontekstual warna
dan suara hati anak-anak.
Selain itu juga anak-anak dapat berinteraksi dan
menemukenali keragaman budaya. Warna kulit, rambut dan karakter teman-teman dan
peserta dari berbagai daerah di Indonesia serta dari negara asing. Secara
langsung belajar menyelami keragaman budaya dan bangsa sendiri dan bangsa lain
baik diatas tikar tatami maupun setelahnya. Anak-anak Indonesia sehat, kuat
hebat dan bermartabat. Bravo Renzo, selamat menjelang peringatan hari anak
Indonesia, Osh!