BOYOLALI (8 Januari 2021) - Kementerian Sosial hadir kembali
dalam pemenuhan kebutuhan Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus
(AMPK). Kali ini Kementerian Sosial hadir memberikan bantuan kebutuhan
dasar kepada anak-anak yang menjadi pengungsi akibat erupsi Gunung Merapi.
Bantuan pemenuhan kebutuhan dasar yang merupakan implementasi program Asistensi
Rehabilitasi Sosial (ATENSI) ini diberikan melalui Balai Anak
"Antasena" Magelang yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
(UPT) milik Kementerian Sosial.
Pemberian bantuan untuk anak pengungsi dilaksanakan di dua lokasi
pengungsian di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, yaitu di Desa Klakah sebanyak
23 anak serta di Desa Tlogolele sebanyak 32 balita dan 33 anak, sehingga total
anak pengungsi yang menerima bantuan adalah 88 anak.
Masing-masing
anak menerima satu paket bantuan kebutuhan dasar berupa kebutuhan peningkatan
gizi dan alat edukasi. Kebutuhan peningkatan gizi meliputi susu, biskuit,
sereal, madu, minyak telon, popok dan minyak kayu putih, sedangkan alat edukasi
meliputi buku tulis, pulpen, pensil, penggaris, rautan, tempat pensil,
plastisin, puzzle, dan kertas lipat.
Arif
Nurhidayat, Pekerja Sosial Balai Anak “Antasena” yang hadir mewakili Kepala
Balai, menyerahkan langsung bantuan kepada anak-anak. "Semoga bantuan ini
bisa membantu adik-adik dan berharap adik-adik semakin semangat belajar serta
terhibur" ujarnya.
Kepala Desa
Klakah Marwoto mengucapkan terimakasih atas kepedulian balai pada anak korban
pengungsi erupsi Gunung Merapi. Marwoto juga mengatakan bahwa pengungsi Desa
Klakah sudah kembali ke rumah masing-masing, namun anak-anak masih rutin
mengikuti kegiatan Taman Pendidikan Al Qur'an (TPA) di lokasi pengungsian Desa
Klakah.
Fransisca
Dian Wasistaningsih, Bendahara Desa Tlogolele juga menyampaikan terimakasih
atas perhatian balai. "Terimakasih telah memperhatikan warga kami. Bantuan
sangat bermanfaat bagi anak pengungsi. Anak-anak jadi senang dan terhibur"
Jelasnya.
"Para
pengungsi tinggal di lokasi pengungsian sejak tanggal 10 November 2020. Mereka
merasa jenuh, beberapa pengungsi datang dan pulang ke rumah. Mereka pulang
untuk menengok rumah, merawat ladang dan memberi makan ternak"
lanjutnya.
Data dari
Taruna Siaga Bencana (TAGANA) menyebutkan Pengungsi di Desa Tlogolele terdiri
dari 32 balita, 33 anak, 30 lansia, 73 Dewasa, 4 disabilitas, dan 1 ibu
hamil.
Selain
menyalurkan bantuan, petugas Balai Anak "Antasena" juga memberikan
kegiatan dinamika kelompok seperti bernyanyi dan bermain bersama
anak-anak.
Sebelum
pemberian bantuan, pada tanggal 5 Januari 2021 Balai Anak
"Antasena" telah melaksanakan asesmen korban erupsi gunung
merapi di Kec. Selo Kab. Boyolali. Asesmen dilakukan bekerjasama dengan Taruna
Siaga Bencana dan Sakti Peksos Kab. Boyolali.