CIAMIS (28 September 2021) - Pada minggu terakhir pelaksanaan praktikum institusi, Ketua Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, Lina Favourita Sutiaputri bersama pengurus dan dosen homebase prodi, melakukan supervisi dalam rangka public hearing hasil temuan lapangan mahasiswa, Selasa (28/9/21).
Kegiatan praktikum institusi yang dilaksanakan mahasiswa di Dinas Sosial Kabupaten Ciamis ini mengacu kepada salah satu profil lulusan Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial yaitu sebagai Analis Pemberdayaan Sosial.
Dari hasil pemaparan, mahasiswa menemukan permasalahan terkait pemberdayaan PKH dan Karang Taruna di Kabupaten Ciamis. Mahasiswa melihat kolaborasi pemberdayaan PKH terutama dalam hal pengemasan dan pemasaran produk melalui PKH shop masih mengalami banyak kendala.
Sementara itu, pemberdayaan Karang Taruna bersifat pasif, tidak berkembang dan belum terklasifikasi sesuai dengan Permensos Nomor 25 Tahun 2019.
Pihak Dinas Sosial yang diwakili oleh Kepala Bidang Bantuan dan Perlindungan Sosial, Rismunandar, membenarkan bahwa hasil asesmen mahasiswa sesuai dengan permasalahan yang ada di lapangan dan yang dihadapi oleh Dinas Sosial terutama masalah anggaran dan pemberdayaan. Beliau juga mengakui bahwa Dinas Sosial belum maksimal memberi warna dalam penanganan masalah.
Meski demikian, Dinas Sosial tetap berinovasi dengan menggali sumber dalam hal pemberdayaan KPM untuk program delegatif dari Kementerian Sosial, khususnya PKH, serta terus membangun jejaring dan kolaborasi dengan dinas/instasi terkait lainnya. Hasil asesmen dan program yang dirancang mahasiswa akan dijadikan sebagai bahan masukan bagi Dinas Sosial untuk pengembangan inovasi pemberdayaan ke depan.
Secara keseluruhan, pelaksanaan praktikum mendapat apresiasi yang baik, mahasiswa dinilai sangat aktif dan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam setiap kegiatan. Sebagai pengalaman pertama bagi Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial, Wakil Direktur II, Wawan Heryana, menganggap pelaksanaan praktikum ini sudah on the track sesuai dengan profil lulusannya.
“Selain mengembangkan kemampuan dalam menganalisis permasalahan atau kebijakan, mahasiswa tidak boleh berhenti belajar dan perlu meningkatkan kemampuan dalam membangun jejaring dengan stakeholder,” pesannya.
Direktur Poltekesos, Marjuki, yang turut menghadiri public hearing ini juga menyampaikan harapan agar mahasiswa bisa mengembangkan kompetensi dalam menerapkan teknologi pekerjaan sosial, dan output praktikum yang dihasilkan bisa menjadi masukan bagi Poltekesos terutama dalam pengembangan kurikulum Prodi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial.