KABUPATEN ALOR (28 April 2021) - Menteri Sosial Republik Indonesia, Tri Rismaharini menginstruksi seluruh jajarannya agar melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) pasca penanganan bencana yang berdampak relatif besar atau nasional  yang dilakukan Kementerian sosial (Kemensos).

Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) sebagai salah unit kerja yang berada di kementerian sosial juga turun dalam Monev ini.

Dalam hal ini BP3S melakukan Monev di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dibeberapa titik kabupaten Alor dan kabupaten Malaka.

Sebelumnya banjir disertai longsor terjadi di sejumlah kabupaten, Provinsi NTT, pada Minggu 4 april 2021.

Menurut Kepala BP3S, kegiatan Monev ini, selain untuk mengevaluasi penanganan bencana, kegiatan ini juga untuk mengetahui apa yang menjadi masalah pasca bencana.

"Dalam monev ini kita akan menemukenali Resiko-resiko sosial lain yang mungkin akan muncul setelah bencana, jadi kita bisa tau dan untuk  penanganan nya kita dapat merespon cepat" kata kepala BP3S, Syahabuddin. Rabu 28/4/21

Lebih lanjut Syahabuddin menyampaikan, dia juga sudah membawa Peneliti dan Penyuluh sosial dalam timnya.

"Dalam tim monev ini didalam nya sudah ada Peneliti yang akan membantu untuk menggali lebih dalam permasalahan dan kebutuhan masyarakat terdampak bencana dan penyuluh sosial untuk layanan dukungan psikososial" ungkap Syahabuddin.

Menurutnya kehadiran penyuluh sosial sangat berguna untuk Layanan Dukungan Psikososial (LDP) karena salah satu resiko sosial yang muncul setelah melakukan monev, yaitu sampai saat ini masyarakat masih merasa cemas dan bahkan trauma. Ketika ada awan mendung atau hujan gerimis saja akan mengingatkan pada kejadian bencana. Hal ini dibutuhkan (LDP) untuk menyembuhkan trauma masyarakat.

Terakhir kepala BP3S mengatakan jika monev ini merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam hal ini Kemensos dalam memberikan layanan penanganan bencana bagi para korban.