MAKASSAR (26 Desember 2024) - Saat itu Aula Sentra Wirajaya Makassar dipenuhi gemuruh tepuk tangan kala Menteri Sosial Saifullah Yusuf, atau kerap disapa Gus Ipul, memasuki ruangan pada Rabu (25/12/20224). Kehadiran para pilar sosial seperti pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), pendamping Rehabilitasi Sosial (Rehsos), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) menjadi saksi momentum penting wacana pembaruan satu data sosial-ekonomi nasional. Karena melalui tangan para pilar sosial itulah nantinya menjadi ujung tombak Kemensos dalam menyukseskan penyelenggaraan satu data nasional tersebut.

"Presiden memerintahkan kepada K/L yang memiliki data untuk dipadankan dan dikonsolidasikan menjadi data tunggal," kata Gus Ipul saat memulai diskusi hangat bersama pilar-pilar sosial yang hadir saat itu.

Nantinya, data tunggal itu akan menjadi acuan dalam pemberian layanan penyelenggaraan kesejahteraan sosial oleh seluruh kementerian/lembaga (K/L) terkait.

Gus Ipul menuturkan, dengan lahirnya satu data sosial-ekonomi nasional itu juga akan membawa perubahan baru dalam target kerja Kemensos ke depannya. Termasuk dalam upaya menggeser para penerima bantuan sosial Kemensos menjadi penerima program pemberdayaan sosial.

"Tugas kalian itu setelah mendampingi di sini (program perlindungan sosial), di geser ke sana (pemberdayaan sosial). Jadi setelah graduasi dari penerima PKH/bansos, didorong untuk bergeser ke program pemberdayaan," kata Gus Ipul memberikan arahan kepada pilar sosial di Sulawesi Selatan.

Dalam mewujudkan pergeseran penerima program yang bersifat memberdayakan itu, Gus Ipul meminta para pilar sosial, khususnya pendamping PKH untuk menentukan target kerja agar dapat terukur.

"Kita harus punya target dalam pencapaian tersebut, satu pendamping graduasi sepuluh KPM (Keluarga Penerima Manfaat) per tahun," ucap Gus Ipul.

Hal ini menjadi langkah mantap yang diambil Kemensos, mengingat sebelumnya pendekatan program yang dimiliki Pemerintah pada dua dekade terakhir lebih condong ke pemenuhan social protection. Sementara dalam hal social empowering  tidak tampak. Maka itu harus diimbangi dan diperkuat pada aspek pemberdayaan.

"Yakinkan kepada KPM kalau nanti tidak lagi mendapat bantuan sosial, maka bisa mencari bantuan pemberdayaan untuk peningkatan usaha/ekonomi," ucap Gus Ipul memberikan instruksi kepada para pilar sosial.

Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga mengapresiasi kinerja para pilar sosial yang telah bekerja melayani ratusan ribu pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS). Ia menekankan semangat melayani masyarakat yang sudah ada di dalam diri setiap pilar sosial harus terus dirawat.

"Saya melihat banyak kinerja baik, tapi kita bisa membuatnya lebih baik lagi ke depannya," kata Gus Ipul saat memberikan motivasi disambut tepuk tangan pilar-pilar sosial yang hadir saat itu.

Salah satu pilar sosial yang hadir, Andi Panca Azikin (38), merupakan pendamping PKH yang mendampingi 412 KPM yang tersebar di dua kelurahan di Kota Makassar. Panca mengatakan, kehadiran Gus Ipul saat itu telah menjadi cambuk motivasi bagi dirinya dalam melaksanakan tugas-tugas, utamanya dalam mewujudkan target graduasi KPM yang menjadi dampingannya.

Sementara itu, pilar sosial lainnya yaitu Atika (56), merupakan Koordinator PSM di Kecamatan Mariso, Kota Makassar. Atika menyebutkan ini merupakan pengalaman pertamanya mendapat arahan langsung dari Gus Ipul.

"Tadi yang disampaikan oleh Gus Ipul sangat mendetail dan bisa dipahami terkait target pemberdayaan KPM dan pembaruan data yang akurat," ucap Atika.

Melalui kehadiran Gus Ipul di Makassar tersebut, merupakan wujud komitmen Kemensos dalam mempersiapkan sumber daya kesejahteraan sosial guna menyukseskan pemanfaatan satu data sosial-ekonomi nasional.