TANA TORAJA (17 April 2024) – Suasana haru menyambut kedatangan Menteri Sosial Tri Rismaharini di rumah duka korban meninggal dunia akibat bencana tanah longsor Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja. Di tengah duka, kehadiran Mensos Risma setidaknya dapat menjadi pelipur lara. Beberapa ahli waris tampak tak bisa membendung air mata saat Mensos Risma menanyai keadaan mereka.

Ryan (15), salah satunya. Remaja ini kehilangan kedua orang tuanya saat longsor terjadi Sabtu (13/4) tengah malam yang merengut 20 korban meninggal dunia. Adik bungsu Ryan pun menjadi korban luka dan saat ini masih terbaring di rumah sakit. Kepada Ryan, Mensos Risma menawarkan untuk tinggal di salah satu Sentra milik Kementerian Sosial yang berlokasi di Manado atau di Makassar. Namun, Ryan ingin tetap berapa di Makale dan lebih memilih diberikan bantuan berupa babi untuk ia ternakkan.

"Iya, tadi minta ternak babi aja," kata Ryan.

Selain Ryan, duka yang sama juga dirasakan Meliana Sombor (33). Ia harus rela kehilangan suami dan anak keduanya pada longsor yang terjadi 13 April itu. Tidak hanya rumah, ladang tempat berkebun pun ikut amblas diterjang longsor. Meski begitu, Meliana tetap harus bangkit membesarkan tiga anak lainnya. Saat berdialog dengan Mensos Risma, Meliana meminta agar bisa dibantu fasilitas pendidikan untuk anak pertamanya.

Mensos Risma telah menawarkan agar tinggal di Sentra milik Kemensos di Manado. Sebelumnya, anak pertama Meliana telah mendaftar di salah satu perguruan tinggi di Manado, namun urung lantaran ingin membantu merawat adiknya yang masih berusia satu bulan. Meliana merasa sangat diperhatikan oleh Mensos Risma.

"Terima kasih, Ibu sudah datang langsung untuk melihat kami di sini. Terima kasih," ujar Meliana.

Keluarga korban meninggal dunia menjadi perhatian serius Mensos Risma, terutama bagi mereka yang masih berada di usia sekolah. Mensos Risma menawarkan berbagai opsi agar kelangsungan hidup mereka tetap terjamin.

Secara terbuka, Mensos Risma menawarkan anak-anak tinggal di Sentra milik Kemensos. Meski Mensos Risma paham betul meninggalkan tanah kelahiran adalah hal yang sulit dilakukan. Namun, penolakan atas tawaran yang diberikannya pada korban tak lantas membuat Mensos Risma putus asa. Mensos Risma pun menawarkan modal usaha kepada keluarga yang bertanggungjawab membesarkan anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya.

"Di Sulawesi, kami ada beberapa Sentra, seperti di Makassar, Manado, Takalar, dan Gowa. Tadi ada anak yang kini berstatus yatim piatu, saya ajak dia ke Makassar atau Manado, tapi dia tidak berkenan. Bagi saya, itu tawaran yang nyaman karena saya ngga perlu khawatir lagi kebutuhan pangannya tercukupi atau tidak. Kalau dia tinggal di sana sudah pasti terjamin. Tapi dia nggak mau, dia minta ternak babi. Nanti kita akan bantu untuk ternak babi," kata Mensos Risma.

Sementara itu, Mensos Risma memberikan santunan kepada ahli waris  korban meninggal dunia dan korban luka. Ahli waris korban meninggal dunia menerima santunan sebesar Rp15 juta yang diberikan kepada 20 orang, sedangkan korban luka menerima Rp5 juta yang diberikan kepada 2 orang sehingga jumlah total santunan yang diberikan Kemensos yakni sebesar Rp310 juta.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI