SURABAYA (23 Oktober 2021) - Menteri Sosial RI Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus terhadap anak-anak di lingkungan eks lokalisasi Dolly. Anak-anak Dolly membutuhkan dukungan semangat untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.
Saat ini banyak anak-anak dari kawasan Dolly dan sekitarnya seperti Jarak, Putat, dan Girilaya yang bersekolah di SMPN 10 Surabaya. Sebagian besar dari mereka berasal dari keluarga pra sejahtera. Selain itu, lingkungan sosial di lokalisasi, tentu berdampak serius terhadap tumbuh berkembang mereka.
Hal itu menjadi dasar bagi Mensos Risma untuk memperioritaskan bantuan kepada mereka, berupa alat komunikasi canggih berjenis tablet sebanyak 105 unit, dengan nilai total Rp501.510.000.
“Saya mendahulukan dan memprioritaskan anak-anak dari kawasan Dolly untuk mendapatkan bantuan sosial. Bantuan ini kami harapkan bisa menyemangati mereka dalam menjalani pendidikan, khususnya di SMPN 10 Surabaya,” kata Mensos Risma, saat bertemu dengan para guru dan siswa SMPN 10 Surabaya (23/10).
Mensos Risma menuturkan, kondisi sosial anak-anak yang tumbuh dan berkembang di kawasan Dolly berbeda dengan daerah lain. Diibaratkan oleh Mensos Risma, jika daerah lain anak-anak memulai kehidupan dari titik nol, anak-anak dari Kawasan Dolly memulai kehidupan dari titik minus.
Tentu bukan hal mudah untuk menumbuhkan optimisme mereka di kancah pendidikan. “Kita tahulah seperti apa dulu Dolly. Tentu ini berdampak pada kondisi sosial anak-anak. Jika mereka di daerah lain memulai kehidupan dari titik nol, maka anak-anak Dolly dimulai dari minus. Perlu sentuhan, dukungan untuk mereka agar memiliki rasa percaya diri dan semangat menjadi sukses,” katanya.
Di hadapan siswa SMPN 10, Mensos Risma juga memacu semangat mereka agar belajar giat, semangat dan yakin bisa sukses. Mensos Risma mencontohkan dirinya yang juga alumni SMPN 10 yang tetap semangat.
Meski pada eranya sering di-bully karena sekolahnya sering banjir dan berada di kawasan pinggiran.
“Kalian harus semangat dan jangan putus asa. Kalian harus bersyukur bisa bersekolah, karena di daerah lain untuk bisa sekolah harus bersusah payah menyeberangi sungai hingga menembus hutan. Jika kalian semangat maka semua cita-cita bisa tercapai dan pastinya akan bisa berprestasi,” kata mantan Surabaya tersebut.
Sementara itu Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan terima kasih, karena Mensos Risma selalu memikirkan anak-anak di Surabaya, khususnya yang mempunyai permasalah sosial. Eri Cahyadi menandaskan bahwa kebaikan hati Mensos akan mampu memompa semangat anak-anak dari kawasan Dolly yang dulu dikenal sebagai kawasan lokalisasi terbesar di Asia untuk bisa berprestasi di segala bidang.
“Terima kasih kami sampaikan kepada Bu Mensos karena hatinya selalu ada untuk anak anak di Surabaya. Saya yakin bantuan dari Bu Risma bisa membangkitkan semangat anak anak dari kawasan Dolly untuk berprestasi,” kata Eri Cahyadi.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Sekolah SMPN 10 Surabaya Drs. M. Masykur HS, MSi. Meski lokasi SMPN 10 terselip di sudut Kota Surabaya. Namun Mensos berkenan hadir dan memberikan bantuan alat komunikasi canggih berupa tablet. Hal ini menurut Masykur sangat membanggakan dan memotivasi semangat belajar siswanya.
“Bu Mensos luar biasa. Di tempat kami ada lebih dari 600 siswa berasal dari keluarga tak mampu. Sebanyak 100 di antaranya hari ini mendapatkan sarana belajar daring dari Ibu Risma. Saya sangat terharu dan berterima kasih atas perhatian beliau,” kata Masykur dengan mata berkaca -kaca.
Bagi Natasya Bunga Pratama, bantuan alat komunikasi canggih berupa tablet dari Mensos Risma seperti mimpi. Siswa kelas 9 warga Kelurahan Girilaya tersebut hidup hanya bersama ibunya, karena ayahnya telah tiada beberapa tahun lalu.
Untuk bisa belajar daring, Natasya mengaku harus bergantian menggunakan telepon genggam milik ibunya. Untuk meminta telepon genggam baru, Natasya tidak sanggup karena merasa iba melihat ibunya banting tulang seorang diri.
Bantuan dari Mensos menjadi penyemangat Natasya menuntaskan pendidikannya di bangku SMP. “Alhamdulilah, terima kasih Bu Risma telah membantu saya,” kata Natasya dengan suara bergetar menahan rasa harunya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI