GIANYAR (26 Maret 2024) – Minyak kayu putih dari Pulau Buru Maluku yang tersohor kualitasnya, kini mulai menembus pasar internasional. Keberhasilan ini bisa diraih setelah Kementerian Sosial menjalin kerja sama dengan pusat oleh-oleh Krisna Bali untuk memasarkan produk minyak kayu putih Buru yang merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Peluncuran produk minyak kayu putih Buru disaksikan langsung Menteri Sosial Tri Rismaharini di pusat oleh-oleh Krisna Bali, Selasa (26/3).
“Produk minyak kayu putih Buru berasal dari daerah yang sangat jauh di Kepulauan Maluku, sekitar tiga jam penerbangan dari sini. Namun, produk mereka bisa diterima Ajik Krisna,” ujar Risma memberikan apresiasi.
Minyak kayu putih Buru merupakan hasil produksi para pengrajin minyak kayu putih di Pulau Buru, Maluku yang telah graduasi dari program PENA lantaran telah meningkat pendapatannya. Kerja sama dengan Krisna Bali bermula ketika 2023 lalu, Mensos Risma mengunjungi Namlea, Kabupaten Buru, Maluku untuk melihat proses pembuatan minyak kayu putih.
Dari kunjungan tersebut, diketahui terdapat keterbatasan sumber daya untuk memasarkan produk minyak kayu putih sehingga kurang diketahui oleh masyarakat luas. Padahal kualitas minyak kayu putih dari Pulau Buru terkenal sangat bagus. Oleh karena itu, Mensos Risma melakukan rebranding agar produknya bisa lebih dikenal.
Setelah dibantu Kemensos dalam melakukan pengemasan, serta menetapkan standar produk, akhirnya produk minyak kayu putih Buru dapat diterima dan dipasarkan secara internasional melalui Krisna Bali yang merupakan pusat oleh-oleh terbesar di Asia Tenggara.
Dalam peluncurannya, sebanyak 335 botol minyak kayu putih Buru produksi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PENA dibawa untuk diluncurkan di pusat oleh-oleh Krisna Bali. Minyak kayu putih tersebut dikemas dalam ukuran bervariasi, yakni 30 ml, 60 ml dan 100 ml.
“Selama saya masih diberi kesempatan hidup, saya akan terus membantu masyarakat. Pemasaran minyak kayu putih ini merupakan salah upaya kami membantu pemerintah untuk memberdayakan masyarakat,” kata Gusti Ngurah Anom, pendiri dan pemilik Krisna Holding Company, yang lebih akrab disapa Ajik Krisna.
Selain meluncurkan produk, Mensos juga memberikan penghargaan kepada Ajik sebagai pendiri dan pemilik pusat oleh-oleh Krisna Bali atas dedikasi dan dukungannya dalam memasarkan produk-produk PENA. Krisna Bali juga memberikan kesempatan kerja bagi delapan orang penyandang disabilitas untuk bekerja di sana.
Mensos Risma turut mengantarkan delapan Sahabat PENA Vokasi penyandang disabilitas rungu wicara untuk bekerja di Krisna Bali. Di tengah-tengah acara lauching, Mensos menangis haru lantaran masih banyak orang baik yang mau membantu dan menerima orang berkebutuhan khusus untuk bekerja, seperti yang dilakukan Ajik Krisna.
“Mereka anak didik kami dari Sentra "Mahatmiya" di Bali yang kami ajari untuk bertahan hidup. Kini, kami serahkan dan titipkan mereka kepada Ajik untuk keberlangsungan hidupnya,” kata Mensos Risma dilanjutkan dengan penyerahan secara simbolis seragam kerja yang menandakan mereka telah secara resmi menjadi karyawan Krisna.
Salah seorang penerima manfaat penyandang disabilitas rungu dari Sentra "Mahatmiya" di Bali bernama Ni Putu Listya Dewi (20) mengatakan ia senang, sekaligus tidak menyangka dapat bekerja di Krisna. “Terima kasih Bu Risma, telah banyak membantu kami,” ungkapnya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Berkat Kemensos, Minyak Kayu Putih Pulau Buru Tembus Pasar Internasional
26/03/2024