KUPANG (18 September 2022) - Marsiana Helen Trino mengusap perlahan wajah balita yang ada dalam gendongannya. Tampak Agusti Odergari Dava Ganggus -- balita dalam gendongan itu, tertidur lelap dalam dekapan sang ibu.

Dari mata Marsiana, yang mulai mengembang air mata, terpancar harapan besar perempuan 20 tahun itu, kepada Dava. Marsiana mau anak semata wayangnya kelak tumbuh sehat dan bisa meraih cita-citanya.

"Saya ingin Dava bisa sehat, sekolah tinggi dan bisa sukses," kata Mariana. Warga Kampung Muwur, Wae Mantang, Rahong Utara, Manggarai, Nusa Tenggara Timur itu, tak tahan membendung air matanya mengingat anak polos itu berjuang melawan penyakit berat. 

Dava (1,6) mengalami penyakit mata sejak lahir. Dava pernah berobat di Puskesmas Welengga Mete di Kabupaten Manggarai Timur. Dokter memberikan rujukan ke rumah sakit, namun tidak diikuti. Pekerjaan Bertolomeus Ganggus -- ayah Dava, sebagai buruh dengan pendapatan tak menentu, tidak mampu menanggung biaya di Rumah Sakit Siloam, Labuhan Bajo.

Saat harapan nyaris pupus, Marsiana dikejutkan dengan kedatangan tim Kementerian Sosial melalui Sentra "Efata" di Kupang. "Saya tak percaya ada yang datang membantu saya. Dari tempat yang jauh, tim Kemensos datang membantu Dava berobat ke rumah sakit," kata dia.

Marsiana mengungkapkan perasaannya saat bertemu Menteri Sosial Tri Rismaharini di Sentra "Efata" di Kupang, Sabtu (17/09). Hadir juga dalam kesempatan itu, Emanuel Jeantus Johan (3), bersama ibunya, Maria Fatima Sinit. Emmanuel mengidap kelumpuhan otak (celebral palsy).

Kepada keduanya, Mensos memberikan semangat untuk terus berjuang. Sedangkan, kepada masyarakat yang sudah membantu, Mensos menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

“Saya ucapkan terima kasih atas keikhlasan dan kemurahan hati ‘orang-orang baik’ di luar sana yang telah membantu Emanuel dan Dava. Kemensos perlu bekerja sama dengan Kitabisa, karena untuk keperluan pengobatan yang membutuhkan waktu lama, tidak bisa ditutup dengan APBN. Tapi, kami membantu dengan bantuan ATENSI dan biaya hidup selama pengobatan,” kata Mensos.

Mensos juga menyerahkan bantuan berupa paket bantuan nutrisi dengan nilai total Rp19.723.944 untuk Dava dan Rp15.548.976 untuk Emmanuel. Sehingga total bantuan untuk kedua anak tersebut sebesar Rp35.272.920. 

Bagi Marsiana, uluran tangan jajaran Kemensos sangat berarti. Tim Sentra "Efata" di Kupang membantu memeriksa dan merawatinapkan Dava ke Rumah Sakit Siloam, Labuhan Bajo. “Berdasarkan diagnosa dokter, Dava bukan menderita katarak melainkan kanker mata. Dava dirujuk ke rumah sakit di Makassar, Bali atau Surabaya,” kata Kepala Sentra "Efata" di Kupang Supriyono.

Selanjutnya, Sentra "Efata" di Kupang membantu biaya perawatan, biaya transportasi dan akomodasi keluarga selama perawatan di Labuhan Bajo. Sentra juga bekerja sama dengan Dinas Sosial Kabupaten Manggarai mengurus BPJS untuk pengobatan selanjutnya.

Bantuan lainnya berupa tambahan nutrisi (susu dan biskuit), perawatan sehari-hari anak seperti sabun, minyak, bedak, pampers dan pakaian anak. 

Sentra "Efata" di Kupang telah merujuk Dava ke Rumah Sakit Sanglah, Bali, berkoordinasi dan bekerja sama dengan Sentra "Mahatmiya" di Bali untuk penanganan Dava selanjutnya.

"Terima kasih atas bantuan Kemensos, semoga Tuhan membalas budi baik bapak ibu," kata Marsiana.

Dalam kesempatan bertemu Mensos, bantuan juga diberikan kepada Emanuel Jeantus Johan (3), yang mengidap kelumpuhan otak (celebral palsy). Kemensos telah memberikan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan membantu mengaktivasi kartu BPJS.

Bantuan lain berupa tambahan nutrisi dan akomodasi selama pengobatan. Penderitaan kedua balita tersebut mengetuk hati masyarakat. Melalui kitabisa.com, terkumpul donasi bagi Emanuel sebesar Rp50.572.040 dan untuk Dava sebesar Rp38.302.297.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI