JAKARTA (3 Desember 2024) – Menteri Sosial, Saifullah Yusuf, menyebutkan bahwa Hari Disabilitas Internasional (HDI), yang diperingati setiap 3 Desember, merupakan “hari raya” bagi para penyandang disabilitas. Dalam peringatan HDI tahun 2024 ini, Mensos yang akrab disapa Gus Ipul itu, secara pribadi ikut terlibat dalam perencanaan dan eksekusi acara, termasuk menjembatani kolaborasi antara konduktor orkestra kenamaan, Tohpati, dengan musisi penyandang disabilitas. 

“Bagi para penyandang disabilitas, HDI ini seperti lebarannya," kata Gus Mensos saat bersama-sama dengan para musisi penyandang disabilitas menyanyikan lagu Laskar Pelangi di atas panggung acara puncak HDI 2024 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (3/11/2024).

Acara, yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka ini, menyajikan kolaborasi orkestra yang apik antara musisi disabilitas dan non disabilitas. Selain itu, agenda yang berlangsung dari 1 Desember ini memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi para penyandang disabilitas untuk unjuk gigi memperlihatkan karya terbaik yang dimiliki. 

Tak hanya memberi ruang, Gus Mensos juga menjadikan HDI 2024 untuk memperkuat komitmen pemerintah dalam memberikan program-program yang pro penyandang disabilitas. "Saya senang sekali bisa bersama-sama dengan para pemangku kepentingan untuk memastikan program dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujar Gus Mensos.

Gus Mensos mengatakan, Kemensos saat ini tengah fokus pada konsolidasi data penyandang disabilitas. Data ini akan mencakup informasi by name by address yang terintegrasi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK), serta informasi tambahan seperti kondisi rumah. “Dengan data tunggal ini, kita bisa gotong royong bersama pemerintah daerah, lembaga, dan kementerian lain untuk menciptakan intervensi yang tepat sasaran dan efektif,” katanya.

Sebagai bagian dari inovasi, Kementerian Sosial juga sedang merancang penerbitan Kartu Penyandang Disabilitas yang akan memudahkan akses layanan, baik dari pemerintah maupun sektor swasta. “Kartu ini tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga alat untuk memastikan hak-hak mereka, seperti potongan harga dalam transportasi umum,” ujarnya. 

Dalam hal pemberdayaan ekonomi, Gus Mensos mendorong implementasi undang-undang yang mewajibkan instansi pemerintah dan BUMN menyediakan 2% tenaga kerja dari kelompok disabilitas, serta 1% untuk sektor swasta.

Selain itu, program pemberian makanan bergizi gratis bagi lansia dan penyandang disabilitas yang membutuhkan juga menjadi perhatian utama. “Saat ini, program ini telah menjangkau 42.000 penerima manfaat penyadang disabilitas. Kami berharap jumlah ini dapat meningkat di masa mendatang,” kata dia.