SAKETA (17 Juli 2019) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan sebesar Rp1,39 miliar rupiah kepada korban gempa di Maluku Utara. Menteri Sosial, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bantuan tersebut lansung di distribusikan ke daerah-daerah terdampak di 9 desa. Kesembilan desa tersebut antara lain Desa Ranga-Ranga, Desa Gane Luar, Desa Samat, Desa Gaimu, Desa Kuwo, Desa Liaro, Desa Tomara, Desa Gane Timur, Desa Tanjung Jere, Desa Lemo Lemo.
"Sesuai arahan presiden Jokowi penangan korban bencana alam harus secepatnya. Untuk itu, Kemensos langsung memberikan bantuan berupa beras, lauk pauk, tenda dan santunan bagi korban yang meninggal dunia. Tercatat sebanyak bangunan yang rusak di sembilan desa itu sebanyak 971 unit," ungkap Mensos.
Besarnya santunan bagi 6 korban meninggal masing-masing sebesar 15 juta rupiah. Keenam korban meninggal itu antara lain Aisyah (umur 54 tahun, Desa Ranga-Ranga Kec. Gane Barat Selatan), Aspar Mukmat (umur 20 tahun, Desa Gane Dalam Kec. Gane Timur Selatan), Sagaf Girato (umur 50 tahun, Desa Yomen Kec. Joronga), Aina Amin (umur 50 tahun, Desa Gane Luar, Kec. Gane Timur Selatan), Wiji Siang (umur 60 tahun, Desa Gane Luar, Kec. Gane Timur Selatan), Saimah (umur sekitar 90 tahun, warga Nyonyifi, Kec. Bacan Timur).
Tagana Tembus Lokasi Tersulit
Sulitnya jalur menuju lokasi titik gempa di desa Gane Luar tidak menyurutkan tim bantuan kementerian sosial terdiri dari Taruna Siaga Bencana, Pendamping PKH dan pilar sosial lainnya untuk mencapai desa itu.
Tim bantuan Kementerian Sosial dikoordinir oleh Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos RI Harry Hikmat.
Dirjen Linjamsos menjelaskan untuk bisa mencapai desa Gane Luar sebagai daerah terparah karena gempa tersebut tim bantuan kemensos harus menempuh perjalanan selama 10 jam perjalanan dari kota ternate.
Minimnya transportasi juga menjadi kendala penyaluran bantuan hingga daerah tersulit. Untuk mencapai kedua desa terparah transportasi satu-satunya adalah dengan menggunakan sepeda motor. Ada juga via laut tetapi dengan kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini sangat beresiko bagi penyaluran logistik bantuan.
“Untuk bisa mencapai desa ini kami harus menggunakan speedboat selama 1 jam perjalanan menuju pelabuhan sofifi. Dari Sofifi kita dilanjutkan menggunakan kendaraan selama 5 jam menuju desa Matuting. Sesampai di desa Matuting perjalanan kita lanjutkan dengan menggunakan sepeda motor selama lebih dari 2 jam. Pemilihan sepeda motor tersebut dikarenakan akses menuju kedua desa itu mengalami kerusakan akibat gempa,” tambahnya lagi.
Dampak gempa yang terjadi pada hari minggu lalu telah menyebabkan rumah rusak sebanyak 971 unit dan 3.104 jiwa terpaksa harus mengungsi karena masih mengalami trauma. Terdapat 15 titik pengungsian, diantaranya Kantor BPBD Halmahera Selatan, Dinas Pariwisata Kabupaten Halmahera Selatan, Polres Kabupaten Halmahera Selatan, Mesjid Raya, Kantor LP Halsel, SMEA Amasing, Gunung Bobebo dan sisanya berada di lokasi Kecamatan Gane Barat dan Timur.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI
Sonny W. Manalu